11 - Kak Ai, datang~!

50 4 0
                                    

"Aidan, apa kamu mau lanjut sekolah di sekolah yang sama dengan Tessa?". Tanya seseorang pria yang terlihat berumur 30-an.

"Iya ayah". Jawab Aidan.

*Aidan.
Kirim pesan aja kali ya?.

Aidan lalu membuka handphone-nya dan mengirim pesan ke nomor Tessa.

Di sisi lain.

Terlihat Tessa yang masuk ke bar yang terlihat ramai dikunjungi oleh banyak orang.

*Tessa.
Malam-malam begini..? Semakin malam tempat ini semakin ramai.

Tessa yang melihat tempat itu semakin ramai, sebenarnya tidak ingin masuk ke tempat itu karena ia merasa takut.

"Nggak! Nggak boleh takut! Aku akan masuk dan keluar bareng kak Natan". Ucap Tessa lalu masuk.

Tessa yang masuk ke dalam bar, mulai pusing karena ia jarang sekali berada di tengah-tengah kerumunan orang yang ramai.

*Tessa.
Kaka ada dimana? Tempatnya ramai banget, hampir setiap kursi di sini sudah ada yang menempati..

"Kaka?". Gumam Tessa yang melihat Natan yang duduk di meja yang berada di paling pojok.

Tessa yang melihat itu langsung mendekati Natan, dan terlihat ada 2 botol minuman beralkohol yang satu sudah habis dan satunya tinggal setengah botol.

"Kaka? Jangan kayak gini.. ayo kita pulang. Kita nggak boleh lama-lama di sini kak, tempat ini bukan untuk anak sekolah!". Ucap Tessa menarik tangan Natan.

*Tessa.
Kadar alkoholnya lumayan tinggi..

Natan yang melihat Tessa menarik tangannya, malahan Natan balik menarik tangan Tessa hingga wajah mereka berdekatan.

"Tessa.. selama ini aku menganggap mu lebih dari seorang saudara. Tapi kenapa kamu nggak menganggap ku lebih?". Ucap Natan dengan bau alkohol dari mulutnya.

"Kaka sedang mabuk! Ayo kita pulang-". Ucap Tessa menarik tangan Natan.

Ting!!!!... (Suara pesan masuk).

Tessa yang tidak memperdulikan pesan yang masuk ke handphone-nya itu memapah Natan keluar dari bar itu.

*Tessa.
Ugh.. berat!!.

Tessa yang memapah tubuh Natan hingga keluar bar dan mencari taksi untuk pulang.

Setelah menunggu beberapa saat terlihat taksi, dan Tessa memberhentikan taksi itu.

Di dalam taksi Tessa meletakkan tubuh Natan di sebelahnya, Natan yang sedang mabuk selalu berbicara tanpa berhenti.

"Kaka benar-benar tidak sadar". Ucap Tessa yang dagunya tiba-tiba dia pegang oleh Natan.

"Jangan pernah bersikap berlebihan kepada seseorang yang kamu tau orang itu mempunyai perasaan padamu". Ucap Natan sambil menatap Tessa.

Tessa yang mendengar itu tidak terlalu memikirkan perkataan Natan, ia hanya berfikir Natan sedang mabuk dan tidak sadar apa yang dikatakannya sendiri.

"Kaka ngomong ap-".

"Sudah aku bilang jangan pernah membuat seseorang yang kamu tau orang itu menyukaimu menjadi berharap lebih besar padamu! Bersikaplah seperlunya". Ucap Natan.

"Aku nggak pernah membuat kaka berharap lebih... Tapi kaka sendiri yang berharap lebih padaku". Gumam Tessa dengan persamaan yang campur aduk.

Setelah sampai di depan gerbang rumah Natan, Tessa meminta tolong pada supir taksi untuk memapah Natan.

"Pak boleh tolong antarkan kak Natan sampai depan gerbang? Saya nggak bisa ke sana". Ucap Tessa pada supir taksi itu.

"Baik". Supir taksi.

"Bapak tinggi bilang kalau kak Natan naik taksi sendiri". Ucap Tessa yang lalu pergi setelah membayar dan memberi uang tambahan untuk supir taksi itu.

"Hey! Menjauh lah dariku, dengan begitu mungkin perasaan berlebihan ini akan hilang dengan sendirinya". Ucap Natan yang membuat Tessa terkejut.

Setelah itu Tessa pulang dengan naik bus terakhir di hari ini. Sesampainya di rumah terlihat Bu Lili yang menunggu Tessa di depan rumah.

"Ibu? Kenapa diluar? Diluar dingin bu, ayo kita masuk". Ucap Tessa.

Tessa pun tidur di kasurnya, ia yang merasa hari-harinya selalu tidak lepas dari kejutan yang tidak pernah ia duga-duga.

Entah itu hal yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, tapi lebih banyak yang tidak menyenangkan dan selalu mengejutkan dirinya.

"Sudah dua hari setiap aku tidur aku selalu berada di tubuh ibu.. sekarang rasanya aku jadi rindu dengan Riki". Gumam Tessa.

"Aku jadi ingin bertemu dengan Riki dewasa~ gimana yaa? Apa aku tanya ibu ya? Hemm boleh juga.. tapi bagaimana wajah ayah?". Ucap Tessa yang perlahan-lahan mulai tertidur karena kelelahan.

*Riki, anak kecil di bab 7!. Bagi yang lupa Riki itu siapa!.

"Aku.. bertemu.. ayah~". Gumam Tessa yang tertidur.

Keesokan harinya~

"Heh? Tumben aku nggak mimpi berada di tubuh ibu?". Gumam Tessa yang baru bangun tidur. "EH! Udah setengah tujuh!".

Ia yang terkejut jam sudah menunjukkan pukul enam lebih langsung berlari terbirit-birit ke kamar mandi.

Setelah selesai ia langsung pergi ke sekolah tanpa membuka handphone-nya.

Sesampainya di sekolah, ia merasa ada sesuatu yang hilang ya itu Natan yang belum berangkat ke sekolah.

*Tessa.
Kaka sekolah nggak ya hari ini? Aku kepikiran omongan kaka, apa aku kirim pesan-?!.

Tessa yang ingin mengirim pesan, baru menyadari ada yang mengirim pesan padanya. Pesan itu tertulis kemarin dan jam di pesan itu pukul 23.34.

"Ka Ai!". Gumam Tessa.

*Pesan yang dikirim.
Tesa~, aku sudah sampai di Indonesia. Dan aku akan bertemu denganmu disekolah~! Sampai jumpa~.

Tessa yang terkejut dengan pesan itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia merasa bahagia akan kedatangan orang itu setelah sekian lama.

"Hap! Hayo tebak siapa ini~". Ucap seseorang sambil menutupi mata Tessa dengan tangannya.

Tessa yang terkejut awalnya merasa panik saat tiba-tiba matanya di tutupi tangan yang asing dan besar.

"Tentu aja kak Ai dong~!". Ucap Tessa sambil melepaskan tangan itu dari matanya.

"Hei kenapa masih memanggilku dengan sebutan Ai~! Aku ini kan Aidan~!". Ucap Aidan sambil tersenyum kearah Tessa.

*Setiap kali Aidan berbicara lembut akan muncul tanda " ~ ".

"Kak Ai, datang~!". Tersenyum dan tertawa.



~•••⭒♡⭒•••~


Maaf masih ada salah ketik ♡(^^)♡

30 Maret 2022.

⭒thank you guys⭒

Tessa I'm Sorry[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang