MANTAN

1.5K 189 10
                                    

Winter sedang mengganti seprai ranjang yang kotor dengan yang baru. Karina masih mengawasi nya di depan meja rias sambil melipat kedua kakinya santai.

“Udah kelar. Bersih dan rapi. Ada lagi yang harus aku kerjain?” Tanya Winter.

Karina menggeleng pelan, membuat Winter bernafas lega. Karena jujur semua bagian tubuh nya terasa pegal dan juga bagian intim nya masih terasa sangat nyeri. Belum lagi pagi ini sudah disuruh-suruh oleh Karina. Membuat Winter semakin kelelahan saja.

Gadis Kim berlenggang menuju dapur, mengambil botol air dingin dalam lemari es milik Karina lalu meneguk nya kasar.

“Gak baik minum air dingin kalo lagi cape” Ucap Karina pada Winter yang baru saja mendudukan pantat nya di sofa yang sama dengan yang Karina duduki.

“Bodo amat. Aku gak peduli”

Winter meneguk habis air itu, botol nya disimpan di atas meja didepan nya. Ia kemudian memejamkan mata nya lelah. Bernafas dengan tenang dan nyaman. Namun disisi lain Karina memperhatikan Winter dari samping, Peluh keringat menetes begitu saja di sekitar dahi menuju leher jenjangnya. Sungguh pemandangan yang menggoda sekali. Entah mengapa membuat Karina ingin merasakan bagaimana bibir nya menyentuh leher putih milik gadis Kim itu.

Karina segera menepis lamunan kotor nya. Bergeser sedikit lebih dekat dengan Winter lalu menyeka peluhnya itu. Winter tiba-tiba membuka mata nya, terkejut akan perlakuan Karina saat ini namun ia segera mengacuhkan nya saja dan kembali memejamkan mata. Winter membiarkan Karina menyeka peluh keringat diwajah nya dan sentuhan jari jemari wanita dewasa itu terasa nyaman sekali dibagian wajah nya. Sentuhan itu mengantarkan arus desiran aneh dalam diri gadis Kim.


Disisi lain Karina begitu menikmati indah nya rupa menawan gadis disamping nya ini, jemarinya menelusuri setiap lekuk wajah manis gadis Kim. Mulai dari dahi, alis nya yang melengkung rapi, hidung nya yang mancung, kedua pipi chubby itu dan turun tepat pada bibir ranum merah merona milik Winter. Karina mengusap bibir itu dengan jempol ibu jari tangan nya. Tatapan nya tersirat ingin sekali mencicipi bibir itu. Mungkinkah tekstur nya kenyal? Lembut? Manis? Bahkan membuat candu? Entahlah Karina tidak tahu. Yang ia tahu saat ini bahwa dirinya sangat menginginkan mendaratkan bibir nya pada bibir gadis Kim.

“Enak ya mandangin aku terus..?”

‘Karina bego! Kan jadi ketahuan.. Haishhhh memalukan’

“Jangan ge-er.” Jawab Karina datar.

“Ngaku aja apa susah nya sih. Lagian kalo kakak jujur gak bakal bikin harga diri kakak turun atau bahkan hancur.. Kan?”

Karina semakin tidak fokus dengan ucapan Winter. Yang Karina inginkan hanya ingin mencium bibir nya itu….

“Tuhkan. Liatin aku sampe segitunya. Kenapa sih kak..?” Tanya Winter sambil terus memepet tubuh nya hingga tidak ada jarak diantara keduanya. Membuat Karina gugup, namun Karina masih bisa mengendalikan ekspresi wajah nya.

“Kamu mancing saya terus daritadi. Saya jadi pengen cium kamu, boleh?”

Winter terpaku oleh ucapan sekaligus keinginan Karina itu. Ia terdiam melihat Karina yang terus saja menatap bibir dan wajahnya lekat secara bergantian. Winter ingin menolak tapi Karina pasti selalu bisa membuatnya menuruti kemauan nya itu. Lagipula Winter masih pemula sekali untuk berciuman, sedikit memiliki pengalaman pada malam itu saja bersama Karina.

“Gak boleh! Aku gak mancing kakak, Aku diem aja kok daritadi. Kakak aja yang terus terusan liatin aku” Winter menggeleng tanda tak setuju.

“Saya ini pacar kamu. Saya berhak cium kamu atau bahkan sentuh kamu sesuka saya. Jangan lupakan tanggung jawab kamu itu Winter” Karina menempatkan kedua tangan nya menyentuh rahang lembut milik Winter. Membuat pola gerakan usapan yang monoton. Sentuhan itu membuat gadis Kim meremang geli. Ia segera menggeleng pelan tidak ingin Karina melakukan hal yang tidak-tidak.

FEEL MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang