Resentful

194 23 0
                                    

re·sent·ful
Feeling or expressing bitterness or indignation at having been treated unfairly.

🍀🍀🍀

Ponsel di genggamannya masih menampilkan pesan dari Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel di genggamannya masih menampilkan pesan dari Jaemin. Anak itu lagi-lagi mengirim pesan meski tahu tidak akan mendapatkan balasan.

Sambil menutup mata, Haechan menikmati angin malam yang dingin berhembus menyapa wajahnya. Menggoyangkan helaian rambut yang menggantung di sekitar dahi milik Haechan.

Sebentar lagi syuting untuk konten  NCT 127 akan segera dimulai. Ia memutuskan untuk mencari udara segar barang satu-dua menit di area rooftop karena merasa penat.

Baru dua hari yang lalu Johnny mengajaknya pergi berdua dengan dalih minta ditemani mencicipi kopi di cafe baru. Padahal, sepanjang hari pemuda jangkung itu memberikan nasehat tentang Jaemin.

Haechan merasa sudah cukup paham dengan maksud semua kakaknya. Tetapi mereka pikir, Haechan butuh lebih banyak nasehat, sehingga hari ini, Yuta yang bertugas memberikannya.

Meski dengan bahasa yang tidak menyinggung, ucapan Yuta sedikit membuatnya jengkel. Seolah-olah hanya Haechan yang bersalah. Padahal sudah jelas siapa yang memulai pertengkaran. Jaemin sendiri yang memilih menyalakan api.

Haechan jadi banyak berpikir. Apakah ia salah karena sudah menjauhi Jaemin? Sampai hari ini, ia masih mendengar teman-temannya melapor bahwa Jaemin mencarinya. Setiap hari. Anak itu pasti ingin sekali bertemu dengannya, kan?

Haechan menempelkan dagu di pagar pembatas, kemudian menghembuskan napas kuat-kuat. Rasanya ia masih kecewa. Masih tidak paham mengapa Jaemin hanya mengecualikan dirinya. Padahal Haechan menyayangi Jaemin.

Menurutnya, Jaemin adalah salah satu orang yang memiliki tempat khusus dalam hidupnya. Yang akan Haechan beritahu tentang apapun dari hal kecil sampai masalah yang sangat kompleks. Karena Haechan percaya pada Jaemin.

Kemudian hari itu, ia merasa bertepuk sebelah tangan. Jaemin tidak percaya pada Haechan. Menutupi sesuatu untuk alasan melindungi tidak bisa Haechan terima. Apalagi masalah sebesar itu, dan hanya ia satu-satunya orang yang tidak tahu.

PUK!

Sebuah tangan mendarat di kepalanya, kemudian mengusak rambutnya lembut. Haechan berbalik dan menemukan Mark yang memberikan senyuman tipis.

"Nanti masuk angin," katanya singkat. Haechan tidak peduli. Ia kembali menempelkan dagunya ke pagar pembatas.

"Hari ini kondisi Jaemin sudah lebih baik. Efek kemoterapinya sudah tidak begitu menyiksa. Katanya. Meskipun dia masih terlihat sama rapuhnya dengan kemarin-kemarin."

Haechan menoleh sedikit. "Memang aku tanya?" Tanyanya ketus.

Mark terkekeh pelan. "Tidak, sih. Tapi kau juga ingin tahu perkembangan kondisi Jaemin, kan? Jangan khawatir. Aku akan menceritakan tanpa menunggumu bertanya."

MelancholyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang