BAB XV "Baper"

30 3 0
                                    

Di perjalanan pulang, aku melihat Bella. Dia yang beberapa waktu lalu bikin gara-gara sama aku. Dia yang katanya pacar kakaknya Daffa. Dia sedang bersama seorang laki-laki masuk ke dalam hotel. Siapa laki-laki itu? Apa dia kakaknya Daffa? Tapi apa yang mereka lakukan di hotel? Mencurigakan, pikirku. Hal pertama yang kulakukan adalah mengatakannya pada Daffa. Tapi kata Daffa laki-laki itu bukan kakaknya. Laki-laki itu selingkuhannya Bella.

Mendengar hal itu membuatku kaget. Aku tidak percaya seorang Bella ternyata tukang selingkuh. Lebih parahnya mereka ke hotel. Mau ngapain coba, cewek sama cowok ke hotel berdua? Tidak bermaksud suudzon. Hanya saja aku penasaran dengan apa yang mereka lakukan.

"Kamu nggak mau kasih tahu kakak kamu soal perselingkuhan Bella."

"Udah pernah. Tapi kakak aku nggak percaya sama aku. Dia lebih percaya sama Bella."

"Gimana kalau kita fotoin aja Bella sama selingkuhannya yang lagi ke hotel tuh?"

"Percuma Risa. Kakak aku nggak bakal percaya. Dia udah bucin banget sama Bella. Yang ada ntar aku sama kakak aku malah berantem."

"Susah deh kalau udah bucin."

Kasihan banget kakaknya Daffa, diselingkuhin sama pacarnya. Aku yakin pasti kakaknya Daffa juga nggak jelek-jelek banget. Secara Daffa saja ganteng banget gini. Kalau dilihat Daffa yang punya kafe sendiri, aku juga yakin pasti kakaknya Daffa adalah orang yang sukses. Tapi kenapa masih saja di selingkuhin sama pacarnya? Bella benar-benar tidak tahu caranya bersyukur.

"Hei Risa." panggil Daffa.

"Kenapa?" tanyaku.

"Kamu yang kenapa? Bengong mulu dari tadi. Mikirin kakak aku? Kasihan sama dia? Kalau gitu mau nggak aku jodohin sama kakak aku?"

"Apaan sih kamu. Aku emang kasihan sama kakak kamu. Tapi bukan berarti aku mau dijodohin sama kakak kamu."

"Oh aku tahu. Kamu maunya berjodoh sama aku ya?" Daffa tersenyum menggodaku.

"Ih males banget."

"Udah sih ngaku aja kalau emang bener." Daffa masih terus menggodaku. Membuatku jadi salah tingkah. "Tadi aja kamu erat banget meluk aku pas di kolam renang. Kamu udah jatuh cinta kan sama aku?"

"Enggak. Tadi cuma reflek aja meluk kamu. Aku seneng ternyata aku masih hidup."

"Tapi kenapa ya waktu di danau, kamu nggak meluk aku seerat tadi?"

"Reflek juga. Karena aku pikir waktu itu kamu orang jahat yang udah nolongin aku. Makanya aku langsung kabur setelah bilang makasih."

"Risa. Risa. Orang jahat mah nggak bakal nolongin orang. Dia bakal ngebiarin kamu tenggelam di danau."

"Iya juga sih. Tapi yang namanya orang siapa yang tahu sih Daffa. Bayangin aja kamu ketemu sama orang asing yang nggak kamu kenal di tempat sepi cuma berdua lagi. Bisa aja pertolongannya itu cuma modus."

"Kamu terlalu banyak nonton sinetron Risa."

***

"Risa." panggil Daffa yang membuatku kembali menoleh ke arahnya. "Cuma mau bilang good night Risa. Jangan lupa mimpiin aku." kata Daffa.

"Mimpiin kamu itu sama aja mimpi buruk tahu."

"Mimpi buruk yang berakhir indah. Iya kan?"

"Enggak. Udah sana pulang. Aku nggak mau ya orang rumahku tiba-tiba ada yang keluar terus lihat kita pakai baju couple gini."

"Kenapa emang kalau mereka lihat? Bagus dong."

"Bagus apanya sih? Yang ada bikin orang salah paham. Udah sana pulang Daffa. Aku capek mau istirahat."

Jodoh Pilihanmu, "Dia Yang Terbaik" (TAMAT)Where stories live. Discover now