cayang

5.6K 880 47
                                    

.

.

Jaehyuk yang diceritakan bahwa Jeongwoo mengecup pipi Haruto di pesta ulang tahunnya oleh June langsung marah. Berakhir Jeongwoo disidang satu  keluarga di ruang tamu.

Terlihat kakek dan ayahnya marah, sedangkan nenek dan ibunya menggeleng tak habis pikir.

"Sudahlah Jeongwoo masih kecil kenapa kalian seperti ini, berlebihan sekali." Ujar rose namun jaehyuk lagi-lagi melotot horor.

"Umma justru karena Jeongwoo masih kecil harus diberi tahu gak boleh cium cium orang sembarangan apalagi Haruto." Si kecil menatap jaehyuk aneh, ayahnya aneh saat marah. Matanya melotot, wajahnya merah dan Jeongwoo menganggapnya lucu.

"Duh terserah deh, asal jangan bentak-bentak cucuku tapi." Jaehyuk dan june mengangguk.

"Ayo mulai." Seru june dan duduk di lantai sedangkan jaehyuk masih berdiri di samping Jeongwoo

"Kenapa cium haruto?" Tanya jaehyuk galak namun si kecil berdecak.

"Cuka"

"Hah? Suka?" Teriak jaehyuk

"Kenapa suka Haruto?" June menepuk pundak anaknya lalu bertanya dan Jeongwoo tampak berpikir jari telunjuk mengetuk dagunya bingung.

"Cayang." Lanjut Jeongwoo semakin membuat Jaehyuk berteriak.

"Jeongwoo tahu sayang itu gimana?" Si kecil menggeleng

"Nda tau."
"Tapi luto baik, jeje main nda pelan lebut lebut mainan. Cuka belajal pintal baca. jeje nda tau cayang apa tapi luto nda nakal opa."

"Cuma gara-gara Haruto baik?" Asahi mencengkeram erat tangan jaehyuk, menggeleng kecil.

"Hu'um."

"Terus siapa yang ngajarin cium pipi gitu?"

"Papa." Semua terdiam, menatap jaehyuk kebingungan sementara jaehyuk bingung sendiri kenapa Jeongwoo berkata seperti itu.
"Jeje liat papa cium cium mama aca, di cini di makan." Jeongwoo menunjuk bibir mungilnya dan sontak semua orang mengubah arah pandangan. Wajah Asahi sudah merah mendengar Jeongwoo berkata seperti itu.

"Telus panggil cayang cayang. Jeje juga cium luto belalti cayang juga." Jaehyuk meneguk air ludahnya sendiri melihat tangan june yang terangkat dan

Pletakk

"Aduh!" June menjitak kepala jaehyuk keras,

"Keterlaluan, cucuku jadi gini gara-gara kamu sendiri ternyata." Si kecil Jeongwoo menggeleng cepat lalu melindungi sang ayah dengan merentangkan kedua tangan mungilnya. Berusaha menahan june.

"Jeongwoo minggir dulu nak, papamu ini benar-benar gak tau tempat masih ada anak kok main sembarang."

"Opa jangan, papa nda nakal. Jeje yang cium cium luto telus." Asahi mengerutkan kening

"Terus?"
Paham maksud menantunya june berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Jeongwoo.

"Pernah cium haruto sebelumnya?"

"Iya, opa tahu luto pintal jadi jeje kiss." June berusaha sabar mendelik tajam ke arah anaknya.

"Kenapa kiss haruto kali ini?"

"Jeje kalau pintal belajal dicium mama papa. Luto pintal baca buku makanya jeje cium opa."

"Gak gitu Jeongwoo!!!" Ucap jaehyuk frustasi namun ayahnya melotot membuat Jaehyuk terdiam kutu.

"Jeongwoo tahu cium orang sembarangan itu salah?" Jeongwoo menggeleng.
"Gak boleh cium atau dicium orang kecuali keluarga Jeongwoo." Si kecil menatap kakeknya kebingungan.

"Napa nda boleh kan jeje cayang?"

"Karena ini, ini, dan ini bagian tubuh yang sensitif. Gak boleh ada yang lihat apalagi nyentuh." June menunjuk bibir dada dan kemaluan Jeongwoo yang tertutup celana. Mengelus rambut Jeongwoo gemas.
"Kecuali mama papa opa oma, Jeongwoo ngerti?"

"Nda boleh lihat?" June mengangguk.
"Nda boleh pigang juga?"
Melihat cucunya yang kebingungan june mengulas senyum.

"Gimana Jeongwoo sudah tahu kan? Lain kali gak boleh cium orang sembarangan ya?" Tawar june dibalas cekikikan sang cucu

"He'um jeje nda cium cium luto lagi."

"Janji?"

"Janjii."

"Utututu cucuku satu-satunya, ya sudah main lagi sana. Opa mau marahin papamu sekarang."
Jaehyuk memandang rose meminta pertolongan, namu ibunya malah mengajak Jeongwoo untuk bermain.

"Sini kita ngobrol berdua, sudah lama ya dari terakhir kalinya appa marah sama kamu." Asahi menundukkan kepalanya
"Sa, kamu susul Jeongwoo sana. Appa cuma mau sama curut satu itu aja sekarang."

"Duh mati aku!!!" Jerit batin jaehyuk. Siapapun tolong jaehyuk sekarang!!





Tbc~~~

Jeje and the familyWhere stories live. Discover now