🌼 Bagian 30 🌼

45 7 0
                                    

Di mohon partisipasinya untuk vote ⭐ dan komen Terima kasih.

Itu sedikit dingin saat udara menerpa wajahnya dengan lembut saat dia berjalan menatap langit malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Itu sedikit dingin saat udara menerpa wajahnya dengan lembut saat dia berjalan menatap langit malam. Dia memegang beberapa tas belanjaan yang berat saat dia berjalan kembali ke apartemennya, melantunkan melode untuk memecah kesunyian yang di tawarkan malam itu. Langkah Clara terhenti saat dia menatap sosok familiar yang duduk di atas tangga menuju rumahnya, ketika sosok itu tertunduk dalam kesengsaraan, bahunya begetar, dan isak tangis terdengar dari tempatnya berdiri.

Clara bergerak perlahan kearah si pria besar, berhati – hati agar tidak mengejutkannya, dia menatapnya dengan rasa ingi tahu sedikit khawatir dan benar – benar khawatir.

"Kang Joon ..."Suara lembut Clara bergema di udara malam, ragu – ragu dan putus asa. Laki – laki itu mengangkat kepalanya untuk menatap ke depan, matanya merah padam, dan terbakar karena semua air mata yang jatuh di wajahnya yang basah. Hati Clara hancur berjuta – juta kali melihatnya, tas – tas itu jatuh dari tangannya, bahkan tidak peduli jika ada yang pecah, dia bergegas menuju Kang Joon dan menariknya ke pelukan erat.

Lengan Kang Joon melingkari tubuh kecil Clara dengan erat, dia membenamkan wajahnya di lekukan bahunya dan terisak keras dan tak terkendali saat dia gematar hebat dalam pelukan erat Clara. Clara hanya bisa membuatnya diam, menyisir rambutnya degan lembut dan menggosok lingkaran yang menengankan di punggungnya, mencoba menenangkannya, tetapi itu tidak ada gunanya, rasa sakit di dada Kang Joon jauh dari tertahankan, dia harus melepaskan ini atau kesengsaraan mungkin terjadi. Memakan dia hidup – hidup.

"Ayo naik ..."Clara membuat Kang Joon berdiri, dia meraih tas dengan tangan kirinya, dan menopang Kang Joon dengan tangan kanannya.

Tak lama kemudian mereka sudah berada di apartemennya. Clara menutup tubuh Kang Joon dengan selimut hitam agar dia tidak kedinginan. Dia menyalakan pemanas di rumah, dan berjalan ke dapur kecil untuk membuat sesuatu untuk mereka minum. Ketika dia kembali, Kang Joon telah berhenti menangis, tidak menatap apa – apa saat dia hanya berbaring di sofa biru tanpa suara. Dia memperhatikan Clara melangkah kembali ke dalam ruang tamu, dia menegakkan tubuhnya saat Clara duduk di sampingnya, senyum hangat terlihat di wajahnya.

"Ini dia ..." Clara menyerahkan mug biru yang berisi coklat panas yang mengepul, dia atasnya dengan krim kocok, batang kayu manis, dan beberapa marshmallow berwarna merah muda.

" ... Aku tahu kamu suka yang marshmallow ... aku taruh ekstra dia cangkirmu."Dia menyeringai lebar, seperti malaikat. Kang Joon menatap cangkir itu, merasakan hatinya jatuh karenanya, matanya kembali bertemu dengan mata Clara, air mata kembali terbentuk di dalamnya.

"Kamu ingat?" Suaranya terdengar hampir seperti bisikan yang dalam, serak dan mengancam hati Clara . matanya jatuh tapi senyumnya tidak pernah goyah, dia pikir Kang Joon tidak akan bisa meraih cangkir dulu jika dia meletakkan cangkirnya dan Kang Joon di meja kopi kecil di dapan mereka.

Dream RapunzelWhere stories live. Discover now