💔 The Beauty in the Dark : Part Four 💔

570 61 7
                                    

" Cinta yang tulus tidak membuat orang yang menerima cinta, jadi tersiksa oleh beban, melainkan merasakan kebebasan murni disertai tanggung jawab".
💔 Beauty in the Dark 💔

Raninda tengah menyebrangi taman belakang, meninggalkan rumah pohon menuju ke kediaman utama, ketika langkahnya dihentikan oleh seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raninda tengah menyebrangi taman belakang, meninggalkan rumah pohon menuju ke kediaman utama, ketika langkahnya dihentikan oleh seseorang.

Berbadan tinggi kekar, kulit kecoklatan namun tidak gelap. Terlihat mencolok dengan setelan gelap serta kacamata wrap around coklat muda yang bertengger di ujung hidungnya. Hal lain paling menarik dari lelaki itu adalah, rambut berwarna pirang keemasan lebat miliknya.

Figur itu akhirnya melepaskan kacamatanya, membuat Raninda terperangah sesaat lalu berlari ke arahnya. "Om Gervalt".

Tanpa ragu Raninda berlari ke arah lelaki pemilik sepasang iris misty grey yang kemudian merentangkan kedua tangannya dan memeluk erat Raninda.

Mereka tidak mengatakan apapun selama saling berpelukan, keduanya hanya diam namun cukup memahami kesedihan hati masing-masing.

Gervalt Roswell adalah adik mendiang Alena, anak keenam dari enam bersaudara, sekaligus paling dekat dengan Alena dan khususnya Garuda Saksajaya.

"Om baik-baik saja kan?" tanya Raninda setelah keduanya melepaskan pelukan. Mereka berjalan pelan sambil menuju ke arah rumah utama.

Menghembuskan napas pelan, berusaha tersenyum meski terlihat pahit. "Mau bagaimana lagi, hidup terus berjalan. Kamu juga mulai sekarang harus lebih kuat dari sebelumnya. Kamu tahu kan kalau Mas Gandhi, ayahmu itu lebih rapuh dari kelihatannya".

Raninda mengangguk pelan.

"Juga si kembar".

Langkah Gervalt terhenti begitu juga Raninda. Raninda melihat perubahan drastis pada warna kulit pamannya. "Kenapa om? Ada yang salah".

Raninda mendapati sorot cemas memenuhi pandangan Gervalt kepadanya. "Ran, mungkin sebaiknya setelah urusan pemakaman selesai kamu langsung kembali ke Amerika Serikat saja".

"Rencananya memang begitu sih, tapi masalahnya adalah" menolehkan leher, menatap sekilas ke arah rumah dibelakangnya lalu mengembalikan fokus pada si paman tampan. "Aku masih belum tega ninggal ayah gitu aja. Setidaknya sampai 30 hari Bunda Lena aku baru bisa pergi".

Gervalt terlihat berpikir keras, seperti ingin mengatakan sesuatu namun mengurungkan niatnya.

"Om, ada apa sih? Bikin Ran cemas" memiringkan lehernya ke satu sisi.

Namun seseorang menghentikan percakapan mereka, dan itu adalah Vanda.

"Kamu ya dicari kemana-mana nggak ketemu" tukas Vanda berlari ke arah Raninda. Tapi segera berubah ramah setelah melihat kalau wanita itu tak sendiri. "Om Geri. Baru datang?".

[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang