3/3

266 35 5
                                    

Selagi menunggu bantuan datang Ying terus berdoa dalam hati. Keadaan Fang sungguh membuat ia terenyuh. Selepas kepergian para alien durjana itu, alat komunikasi bisa berfungsi kembali.

Haiya … jangan buat aku takut, Fang. Di sini sudah malam, tidak ada siapa pun kecuali kita.”

Bodo amat mau dibilang cengeng sekali pun. Sekarang ini yang tersisa di planet ini hanya Ying dengan Fang. Sementara para penjahat itu berhasil melarikan diri.

Mata yang sudah setengah terpejam melihat sang gadis yang sesenggukan menangis.

“Kau … kan … memang … pe-penakut … uhuk!”

“Diam! Jangan bicara, darahmu semakin banyak keluar.” Ying semakin panik. “Aduh … aku rasa tadi bawa perban banyak di kantongku.” Sambil memangku kepala Fang di pahanya Ying sibuk cari peralatan darurat untuk mengobati.

Tidak ada yang menginginkan hal seperti ini terjadi. Di mana hanya ada mereka berdua dengan Fang yang sudah diujung tanduk. Mungkin ini balasan Fang karena terlalu meremehkan musuh dan tidak ingin orang lain mengganggu acara lawan-melawannya.

“Pokoknya kamu tidak boleh tutup mata. Pastikan kamu tetap sadar sampai aku bisa menangani darahmu ini!”

Ying jadi sangat cerewet karena terlalu panik. Suaranya pun sedikit serak karena tangisannya.

Ingin sekali Fang menertawakan Ying, tapi dirinya pun bahkan sudah tak larat untuk membuka suara.

“Aku … ngantuk.”

Dua penggalan kata yang keluar dari mulut Fang itu sudah Ying paham dengan jelas, dia tidak bodoh.

“AAA! DASAR KEPALA LANDAK! SUDAH KUBILANG, JANGAN TIDUR. Aku … aku takut, Fang.”

Kini Ying hanya pasrah. Dia bukan dokter, dia juga tidak memiliki kekuatan penyembuh. Gadis itu hanya menggantungkan harapan supaya bantuan cepat sampai dan Fang bisa diselamatkan.

‘Selamat tidur. Kuharap kamu dapatkan mimpi indah, Fang.’

Leiron || FaYiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin