60. Surga di bawah telapak kakimu

8 2 0
                                    

~بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
"Barakallahu laka wabaraka 'alaika wajama'a bainakuma fi khair"

"Semoga Allah memberi barakah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua dlm kebaikan." (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi)~

***
Robet merasa ada yang mereka sembunyikan.

"Bu, ayah kemana? Kok aku sama sekali tidak mendengar suaranya?"

Ningsih bingung harus menjawab apa. Ia pun terpaksa menjawab seadanya.

"Ayah sedang mencari makanan."

"Oh, begitu."

Ningsih menahan air matanya.

Sultan dan pihak kepolisian membawa satpam ke kantor untuk dimintai keterangan. Saat Sultan bertemu langsung dengan geng mafia. Dengan emosi, dia menampar mereka satu persatu.

"Sebenarnya, siapa kalian sampai berusaha membunuh Robet?" Pihak polisi berusaha menenangkan Sultan dengan menyuruhnya duduk. Ray sebagai ketua geng tersenyum licik.

"Kau mau tau siapa kita?" Ray balik bertanya.

Sultan menatapnya tajam.

"Kita ingin kalian hancur sehancur-hancurnya."

"Dimana kalian menyembunyikan Daniel? Katakan!!" Sultan berteriak makin emosi.

"Kalau kita tahu, bagaimana kita bisa keluar dari sini?"

"Katakan!! Dimana kau sembunyikan Daniel!! Kau sudah menghancurkan kebahagiaan keluargaku. Kita sudah senang-senang bisa lihat Robet donor mata."

"Justru itu yang aku inginkan." Ray mengatakan itu diiringi dengan tawa sepuasnya. Sultan makin tersulut emosi. Tangannya mengetat. Melihat tangan Sultan yang akan memukulnya, pihak polisi langsung menghentikan pertemuan mereka. Kapten Richard yang masih memakai seragam satpam, menepuk bahu Sultan menenangkan.

"Kapten, apa salah keluargaku sampai dia merusak kebahagiaan kami?"

"Yang sabar pak. Mereka adalah golongan para iri. Iri dengan semua kesuksesanmu."

"Kapten, aku ingin melihat rumahku yang hancur."

"Boleh, ayo kalau begitu."

Kapten Richard mengantar Sultan ke rumahnya yang sudah dihancurkan.

Kabar itu juga terdengar di telinga keluarga Ning Fiyyah. Saat mereka berkumpul di ruang tengah sambil makan camilan juga mengajak keponakannya bermain.

"Itu beneran rumah Robet meledak?" Bibi berkata terkejut.

"Ya Allah...aku benar-benar tidak menyangka." Ning Fiyyah melihatnya juga kaget.

Mereka juga mendengar tentang berita perusahaan Sultan yang mengalami kerugian 19 milyar. Ning Dija kaget bukan kepalang. Hendak mau menyuapi anaknya saja sampai sendok terjatuh. Suara sendok mengagetkan seisi ruangan.

"Kenapa Ning?" Salwa bertanya. Salwa dan Jesselyn mereka beri ruang di kamar tamu. Sementara Bayu dan Cakra di beri kamar di ruang tamu.

"Jadi, yang menginformasikan bahwa uang kita habis 19 milyar itu karena kasus Sultan yang dituduh telah memiliki hutang 19 milyar. Aku benar-benar tidak mengerti apa motif penjahat itu," ungkap Ning Dija kemudian.

"Jadi, hotel itu milik Robet?" Jesselyn menyahut.

"Bukan. Hotel itu milik orang yang bekerja sama dengan Pak Sultan."

Finding My LoveWhere stories live. Discover now