Kelulusan❄️

9 3 0
                                    

▪️❄️▪️

"Mama!"

"Eoh! Waeyo?!"

"Liat kertas pidato aku gak?!"

6 Februari 2016

Sang ibu dari arah ruang keluarga datang menghampiri Yeonjun yang uring-uringan mencari kertas pidatonya di bantu oleh maid di dalam rumah.

"Terakhir kali kamu letak di mana memang? Mama tidak lihat kertas apapun dari kemarin."

Yeonjun semakin frustrasi mendengarnya.

"Ada apa ini?" Sang ayah datang dari ruang kerjanya di lantai dua karena terganggu mendengar grasak-grusuk dari lantai pertama.

"Ini pa, kertas pidatonya Yeonjun hilang." Lapor ibunya.

Tuan Yohan mengernyit menatap anaknya. "Memangnya kamu tidak hafal pidato mu?"

Yeonjun berhenti mencari. Matanya membelalak menatap sang ayah. "Gila kali pa?! Pidatonya Njun tuh panjang banget tau!" Protesnya.

"Hafalin nama cewe satu sekolah aja juara kamu. Giliran hafalin pidato yang katanya panjang nyatanya cuman satu lembar kertas aja kayak orang gak terpenuhi gizinya!"

Yeonjun merengut. "Papa kalo gak mau bantu cari gak usah hina anak sendiri dong!" Ucapnya.

Sang ibu tertawa kuat mendengarnya.

"Gak ketinggalan di rumah Soobin? Semalam kamu pulang larut dari sana kan?" Tanya ayahnya. Mata Yeonjun berbinar terang. Dia berlari menuju ayahnya lalu mencium kedua pipinya.

"Ih! Papa pinter deh!"

Benar juga. Kenapa tidak terpikirkan olehnya jika kertas itu berada di kediaman sepupunya?

Kalau sudah panik suka gitu sih memang.

Jadi goblok mendadak.

Ayah Yeonjun yang mendapat ciuman dari anak satu-satunya itu pun menganga tak percaya.

"Ma, aku pergi ke rumah Soobin ya! Bye bye!" Pamitnya yang langsung meraih tas selempang hitamnya dan almamater sekolahnya.

Supir pribadinya sudah menjalankan mobil menuju rumah Soobin. Sesampai mereka di sana, Yeonjun langsung turun dan masuk ke dalam rumah yang pintunya dibiarkan sengaja terbuka lebar.

"Immo! Samchoon!" Panggilnya.

Maid Rin yang mendengar suara familiar itu langsung keluar dari ruang makan.

"Nak Yeonjun, sudah makan?"

"Oh, sudah kok maid Rin!"

"Tuan dan nyonya sedang sarapan bersama tuan muda. Kalau ingin, saya akan buatkan minuman untuk anda nikmati." Tawarnya. Yeonjun mengangguk sembari berjalan beriringan dengan maid Rin menuju ruang makan.

"Aku mau teh dingin aja, maid Rin." Pesannya seraya melemparkan senyum ramahnya pada wanita berusia setengah abad itu.

"Baik akan saya sediakan." Maid Rin membungkuk hormat, membiarkan Yeonjun masuk pada ruang makan.

Di sana keluarga sepupunya sedang makan dengan tenang. Sangat tumben karena jarang sekali mereka makan tanpa keributan yang di buat adik sepupunya, Beomgyu.

Plak!

"AHK!" Beomgyu memekik sembari memegang belakang kepalanya yang kena tampar oleh Yeonjun.

"Mamaaa! Liat kelakuan Yeonjun hyung tuh!!" Adu nya.

"Apa apa apa? Kelakuan ku sangat manis kan immo?" Yeonjun mengecup pipi bibinya.

❄️WHITE NIGHT❄️Where stories live. Discover now