1

5K 283 1
                                    

Hiks hiks hiks

Suara Isak tangis dari remaja berusia 14 tahun menjadi alunan musik di gelapnya malam.cairan kental berwarna merah mengalir deras di antara kedua lengan remaja itu.

Milo,menggoreskan kedua lengannya dengan pisau kesayangan nya,tidak akan ada yang menyangka jika sebuah balpoin bisa berubah menjadi benda tajam dan mematikan,dan benda itu di miliki oleh bocah berusia 14 tahun.

Brakkk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brakkk

Sebuah gebrakan pintu mengalihkan atensi Milo,di sana terlihat sang bunda tengah menatapnya tajam.
Emosi juga khawatir terpancar di wajah wanita berumur 40 tahun.

Bunda Zia,ibu dari Milo dan juga Micel sang kakak yang telah tiada 1 tahun yang lalu,akibat berusaha menyelamatkan Milo yang saat itu hampir tertabrak dan berakhir Micel yang tertabrak dan meninggal di tempat.

"APA YANG KAU LAKUKAN MILO"
teriakan menggelegar bunda Zia membuat Milo menutup mata bulatnya.

Milo tahu hari ini akan datang tapi ia tak menyangka jika akan secepat ini. Milo menggeleng ribut pertanda ia tidak melakukan apapun, tangan yang penuh akan luka dan darah ia sembunyikan di belakang tubuhnya berharap sang bunda tidak melihat luka di tangannya itu.

Sang bunda menghampiri Milo dengan tatapan tajam,ia masih tak menyangka jika anak yang ia manjakan melakukan hal yang tak pernah terlintas di otaknya,bahkan ia masih saja tidak terbayang.

Plakk

Wajah Milo menoleh ke kiri,tamparan keras dari sang bunda cukup untuk membuat hatinya perih.seumur hidup Milo belum pernah merasakan kekerasan,dan sekarang?karna hal kecil sang bunda menamparnya?

"Bunda hiks nampar Milo"tanya Milo dengan wajah shock sekaligus tak percaya.tangan lembut yang biasanya mengelus sayang wajahnya kini menampar dirinya?.

"Milo coba jelaskan apa ini semua"
jelas bunda Zia dengan melemparkan lembaran kertas di hadapan Milo.

Bunda Zia tak percaya dengan semua ini,ia tak menyangka sama sekali,ia melihat Milo dengan tatapan terluka, sebenarnya ada apa dengan anaknya itu?bunda Zia juga melihat luka di tangan Milo namun ia tak peduli, sekarang emosi memegang kendali penuh tubuh bunda Zia.

Milo membaca lembaran kertas itu, tubuhnya gemetar tak percaya, wajahnya semakin ia tundukkan dan menangis lalu tertawa,kejadian itu terus terulang beberapa kali hingga Milo terdiam,namun masih menyisakan segukan kecil.

Tawa Milo terasa aneh,itu bukan tawa kebahagian!dengan sedikit gemetar bunda Zia melangkah kakinya keluar namun sayang pintu kamar Milo terkunci dari luar,ntah siapa pelakunya.

Hahahaha

Tawa Milo makin keras ketika melihat tubuh sang bunda gemetar ketakutan karna dirinya,ia menyimpan kembali pisau kesayangan nya di saku celana.

"Bunda"panggil Milo parau,wajah imut serta tampan nya kini di penuhi oleh air mata,langkahnya sedikit gontai namun Milo tetap berjalan ke arah sang bunda.

Memeluk tubuh yang telah melahirkan juga merawat dirinya
"bunda ini salah Milo,seharusnya hiks seharusnya..."Milo tak melanjutkan ucapannya,ia menangis semakin keras ketika mendapati sang bunda yang menolak pelukan darinya.

"Milo lepaskan saya"bunda kembali berteriak,ia takut melihat anaknya yang aneh,sebelumnya bunda Zia tak menyadari dan tidak merasa aneh namun beberapa hari yang lalu sebuah bukti membuat bunda Zia merasa takut akan putranya sendiri.

Milo mengeraskan pelukannya membuat tubuh sang bunda tidak lagi memberontak"bunda hiks kenapa harus hiks kak Micel"

Milo masih dengan posisi nya yang memeluk tubuh sang bunda dengan kepala yang menunduk,tak lama setelah itu ia mengangkat wajahnya dan memperlihatkan sebuah senyuman yang biasa milo perlihatkan.

"Seharusnya bunda yang mati bukan kak Micel"ucapan Milo membuat tubuh bunda Zia menegang,apa ia tak salah dengar?anaknya berniat untuk membunuh dirinya?dan tindakan Milo selanjutnya membuat kedua mata bunda Zia melotot tak percaya

"Selamat tidur bunda~"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Milo Zen Ghibrana remaja berusia 14 tahun dengan tubuh mungil layaknya anak SD,memiliki seorang kakak bernama Micel Zen Ghibrana yang berbeda 5 tahun lebih dewasa

Milo memiliki rambut sehitam tinta dengan netra hijau zambrud keturunan dari sang ayah,lalu bulu mata yang lentik juga pipi yang chubby.

Di jabarkan jika seorang Milo sangat tampan dan cantik secara bersamaan berbeda dengan sang kakak yang memiliki tubuh tinggi dan terkesan tegas.

Rambut pirang madu dengan netra abu abu gelap,Milo menyukai bentuk fisik sang kakak,namun jalan yang ia ambil salah dan mengakibatkan kehancuran dirinya sendiri.

Lalu bunda Kezia Karamoy atau bunda Zia,asli keturunan Belanda dan mewariskan fisiknya pada sang putra sulung Micel.

Bunda Zia terkenal akan kelembutan dan sifat keibuannya yang kental dan terakhir sang ayah Felix Magath Ghibrana pria kelahiran asal Jepang dengan darah biru yang mengalir deras di dalam tubuhnya.

Bunda Zia terkenal akan kelembutan dan sifat keibuannya yang kental dan terakhir sang ayah Felix Magath Ghibrana pria kelahiran asal Jepang dengan darah biru yang mengalir deras di dalam tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Micel Zen Ghibrana

The baby boys ManipulativeWhere stories live. Discover now