unspoken truth

3.4K 318 41
                                    

Semenjak Reno tinggal di apartemen, banyak kebiasaan Renjun yang harus diubah. Terutama barang-barang sensitif di kamar. Selebihnya tidak ada yang berbeda dari aktivitas sehari-hari.

Tentang Jeno mau menjaga anak mereka bila Renjun ada kesibukan pun terealisasikan. Pria manis tersebut sudah sibuk di pagi hari menyiapkan sarapan untuk keduanya sementara sang anak saja belum bangun. Renjun menata beberapa piring di atas meja kemudian berlari menuju kamar. Berniat membangunkan Reno yang mendengkur di atas kasur, menyebabkan senyuman terukir di bibir.

"Little Reno.." bisiknya menepuk-nepuk bokong si putra perlahan, terdapat pergerakan kecil serta rengekan, Renjun melebarkan cengiran, menghujami beberapa kecupan tepat di kening anaknya. "hey, ayo bangun! Sebentar lagi Mommy berangkat ke kantor,"

"Kenapa Mommy meninggalkan Reno?"

"Mommy tidak meninggalkan Reno, Mommy harus ke kantor hari ini, bagaimana kalau Reno main sama Uncle Jeno?"

Mendengar nama tetangga sebelah rumah, badan Reno bagaikan disiram air dingin, langsung bangkit membuka mata secara cepat seraya menyengir kesenangan. "SeriusMom?"

Ah, kapan coba Renjun mendapat kebahagiaan seperti ini? Baru pertama kali ia melihat Reno begitu antusias setelah mendengar nama Jeno. Apakah sebenarnya ada kontak batin di antara keduanya sehingga Reno tampak gembira sekali.

Renjun mengangguk, mengelus puncak kepala sang anak penuh kasih sayang, "Maka dari itu, Reno mandi terus sarapan baru kita ke rumah Uncle,"

Reno menyelesaikan semua perintah dalam waktu beberapa menit. Melahap seluruh santapan di atas meja sehingga Renjun menegur kalau-kalau ia kesedakan. Setelah memastikan rumah bersih, ibu dan anak tersebut pergi mengunjungi apartemen sebelah.

Bel telah dibunyikan. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Sang putra mendongakkan kepala meminta penjelasan sementara si manis mengetuk-ngetukkan ujung sepatu di atas lantai sembari menekan bel berulang kali.

Lee Jeno dan kebiasaan mengebo-nya!

Sudah hampir sepuluh menit mereka berdiri di depan pintu, menguras kesabaran Huang Renjun yang mulai menipis serta Reno yang bingung apakah Jeno tidak mau main dengannya.

Benda penghubung terbuka kasar disertai rentetan sumpah serapah, Renjun melototkan mata sembari menutup kedua telinga Reno, "For god's sake Jeno! Ada anak kecil di sini!"

Jeno mengucek mata malas, setelah netra sipit menangkap figur Reno yang sedikit ketakutan, ia tersenyum lebar. "Hai Reno!"

"Aku titip Reno selagi aku ke kantor, okay?"

Pria tampan yang bertelanjang dada tersebut mempersilakan Reno masuk seraya mengangguk, "Dia aman bersamaku,"

"You better." dengus Renjun macam tak ingin melepaskan anak mereka. Dia bertumpu lutut menghadap Reno kemudian mengusap pipi putranya lembut. "ingat pesan Mommy, jadi anak baik dan tidak boleh merepotkan Uncle Jeno, janji?"

"Janji, Mommy!"

Renjun mengulas senyum senang seraya mengacak surai hitamnya gemas, "That's my boy, now give Mommy a kiss," anak mereka mengecup pipi si manis sebelum ia bangkit berdiri, memandang Jeno tajam.

"Urus anakku baik-baik, okay?"

Si tampan malah menyunggingkan senyum miring, "Boleh, asal kau menciumku," mendengar permintaan absurd itu nyaris menyebabkan gedung apartemen bergetar akan geraman yang diciptakan dari tenggorokan lelaki surai dua lapis. Renjun berniat melayangkan tinju sedangkan Jeno malah terbahak-bahak. "santai, Renjun! Bibirmu kan beracun."

FIRST AND LAST🔞 (NOREN)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang