PULANG

218 48 28
                                    

Happy Reading



⚠️

Cracksss

Hembusan angin tiba-tiba saja melintas tepat di depan Shandy dan Ridwan yang lantas membuat keduanya terdiam seketika hingga akhirnya teriakan Ridwan pun memecahkan keheningan di antara keduanya.

"SHAN,LEHER LO!"

Shandy terdiam sejenak dan menyentuh lehernya dengan ragu... basah! Dan cairan berwarna merah menempel di tangannya, serta rasa perih yang tiba-tiba saja datang menghapirinya.


Brukk.....


"SHANDY!" Suara teriak kembali menggema, kali ini bukan dari Ridwan melainkan Farhan yang baru saja tiba ditempat keduanya.  Farhan segera membaringkan Shandy dan menjadikan menjadikan tas bawaannya sebagai bantal.

Dengan sigap Farhan mengeluarkan sebuah kain putih dan membalutkannya pada luka Shandy, berharap bahwa darah itu akan berhenti keluar. Namun ditengah pertolongan pertama yang Farhan lakukan, Shandy tiba-tiba saja menahannya dan menyuruh Farhan untuk membungkuk dan kemudian mengatakan hal yang sangat jarang Farhan dengar.

"Tolong... jaga Fiki... tolong jaga adik gue... maaf... semuanya, ter... semua terjadi karena... ide gue, maaf... karena... gue melibatkan semuanya... lo... orang yang gue percaya... lo... panutan gue... selama ini, " ucap Shandy dengan sedikit terbata-bata, Farhan terdiam ia mencoba menahan tangisnya dan menggeleng kuat.

"Jangan bercanda! Lo gak bakal kemana-mana! hutang lo ke gue masih banyak... dan gue gak mau jagain adek lo yang hobinya ngeledekin gue terus-terusan," ucap Farhan dengan suara yang mulai serak, Shandy tersenyum tipis dengan wajah yang mulai pucat.

"Nanti gue bayar... kalau sempet... gue ngantuk, Han... tolong jaga... Fiki...to...long," ucap Shandy yang diakhiri dengan rintihan kecil hingga akhirnya Shandy pun memejamkan matanya dan tertidur lelap.

"Shan... jangan bercanda... gak lucu banget sih becandaan lo! Shandy... bangun,  heh... jangan tidur... nanti hiks... tidurnya nanti hiks... kalau... udah sampe rumah,  Shandy... please... BANGUN, " Farhan sudah tak kuasa menahan tangisnya dan memeluk tubuh Shan dengan erat, sedangkan Ridwan hanya bisa membalikkan tubuhnya dan menangis dalam diam, ia tak ingin mengganggu Farhan untuk saat ini, karena untuk kedua kalinya Farhan harus merasakan yang namanya kehilangan sahabat dekatnya.


⚠️

'pasti berat rasanya saat seseorang yang sudah mengenal kita dengan baik, pergi begitu saja tanpa kita duga... dan disaat ia telah pergi pasti akan terbesit penyesalan dihati, karena tak dapat meluangkan waktu untuk membuat kenangan lebih banyak lagi, serta tak dapat membahagiakan dia lebih baik lagi...'


⚠️


Sebuah kain putih Ridwan bentangkan di tanah untuk menutup tubuh Shandy yang masih terbaring disana, darah itu sudah mengering bersamaan dengan Shandy yang juga telah tertidur lelap.

"Kalau semuanya udah beres, nanti kita sesini lagi buat jemput lo... lo tenang aja, gue dan Farhan... bakal jaga Fiki...," ucap  Ridwan yang lantas menengok ke arah  Farhan yang masih menatap tubuh kaku sahabatnya itu dengan tatapan kosong.

"Sekarang lo bisa ketemu Gilang lagi... lo berdua jangan berantem ya kalau ketemu lagi... titip salam gue buat Gilang... bilang kedia... gue kangen," ucap  Farhan dengan lirih sedangkan Ridwan yang melihatnya lantas menepuk pundaknya dan segera mengajaknya pergi.

BLACK DOOR ✅Where stories live. Discover now