six🐨

1.2K 138 4
                                    

Yedam memperhatikan layar komputer itu dengan seksama. I got you! Yedam menemukan tempat di mana Junkyu di sembunyikan.

"Gue tau kemana Junkyu dibawa!" seru Yedam membuat Haruto dan Jeongwoo penasaran.

"Dimana?!" Tanya Haruto dan Jeongwoo dengan mata yang berbinar.

"Di Busan." Ucap Yedam.

"Bagus. Sekarang kita langsung kesana aja!" Ucap Haruto beranjak dari duduknya dan ingin melangkah.

Sebelum Haruto melangkah, bajunya di tarik oleh Jaehyuk. Membuat Haruto hampir terjungkal ke belakang.

"Tunggu dulu babi!" Ucap Jaehyuk menarik baju Haruto.

"Apaan anjing! Ntar Junkyu gue keburu ilang di bawa sama tu setan." Ucap Haruto.

"Kita susun rencana dulu. Kita gak mungkin kesana tanpa persiapan, apalagi di kertas di nulis kalau Junkyu bakal jadi miliknya. Yang berarti dia pasti udah pasang jebakan, dia gak mungkin biarin kita ambil Junkyu gitu aja. Dia pasti udah siapin rencana, jadi lo jangan gegabah." Ucap Jaehyuk, membuat semua orang yang disana melongo. Tidak biasanya Jaehyuk menjadi pintar seperti ini, karena biasanya dia goblok.

"Yaudah, terus gimana caranya?" Setelah lama diam, akhirnya Asahi membuka suara.

"Jadi gini..." Hyunsuk menjelaskan rencananya.

Kepo yah? Sabar, ntar tau sendiri kok.

☠️☠️☠️

Haruto dan Jeongwoo sudah sampai di Busan, mereka membutuhkan waktu beberapa Jam untuk sampai karena jarak kota Seoul ke Busan itu lumayan jauh dan memakan waktu.

Mereka keluar dari mobil dan menatap rumah yang lumayan mewah. Tenang saja, mereka sudah membawa senjata yang menurut mereka sangat membantu.

Mereka hanya berdua, karena yang lain memantau dari kejauhan. Mereka akan keluar ketika Haruto dan Jeongwoo membutuhkan bantuan.

"Haruto, Jeongwoo, lo berdua harus hati hati. Tu orang pasti udah pasang jebakan buat kalian." Ucap Yoshi melalui walkie talkie yang terhubung langsung dengan Haruto dan Jeongwoo.

Mereka memantau Haruto dan Jeongwoo melalui laptop milik Hyunsuk. Asahi sempat memasang kamera kecil di baju Haruto dan Jeongwoo, agar mereka bisa memantau Haruto dan Jeongwoo di atas atap bangunan di samping rumah Travis.

Disaat Haruto dan Jeongwoo memasuki rumah tersebut, ada beberapa bodyguard yang menghadang mereka. Mereka tidak ingin berurusan dengan bodyguard itu, tetapi mereka terpaksa harus meladeni bodyguard itu.

"Kalian tidak bisa masuk! Jika kalian ingin masuk, lawan kami dulu." Ucap salah satu bodyguard itu.

"Ck! Ayolah paman...kau sudah tua, kami tidak mungkin melawan kalian. Orangtua kami tidak mengajarkan hal itu." Ucap Jeongwoo dengan nada bicara yang di buat buatnya.

"Tapi jika kalian mau, kami bisa menurutinya!" Sambung Jeongwoo dan tersenyum miring.

Bodyguard itu mulai menyerang Haruto dan Jeongwoo. Tapi sayangnya Jeongwoo dan Haruto lebih gesit dari mereka semua, membuat Haruto dan Jeongwoo dengan mudah mengalahkan semua bodyguard itu. Mereka menusuk, menyayat, atau bahkan menikam para bodyguard itu menggunakan pisau lipat yang di berikan Mashiho kepada mereka berdua.

"Ck ck ck...kasian sekali kalian, tapi saya lebih kasian kepada keluarga kalian yang akan merasa sedih jika tau bahwa kalian sekarat atau bahkan lebih buruk kalian akan membusuk di sini." ucap Haruto tersenyum miring dan pergi meninggalkan para bodyguard yang terkapar lemah di susul oleh Jeongwoo.

Baru beberapa langkah mereka sudah di hadang lagi oleh bodyguard suruhan Travis–hanya saja kali ini lebih banyak dari yang sebelumnya.

"Sepertinya kalian ingin bermain main dengan kami ya? Paman, tolong sadar diri...kalian sudah tua, kalian harusnya menikmati sisa umur kalian...bukan memper-pendek umur kalian." Jeongwoo menyeringai layaknya psikopat yang ingin membunuh mangsanya.

"Udahlah Woo, mereka juga yang minta. Ayah juga bilang kalau permintaan orangtua itu harus di turuti, so...kita turuti aja." Ucap Haruto dan di balas senyuman mengerikan dari Jeongwoo. 

Haruto dan Jeongwoo menusuk dan menyayat badan bodyguard itu. Mereka menyerang bodyguard itu dengan sangat mudah, bahkan wajah mereka masih bersih–tidak ada luka sama sekali. Hal itu membuat Yoshi dan yang lainnya berdecak kagum, mereka lupa bahwa di balik sifat goblok dan kelemotan mereka...mereka juga pandai dalam berkelahi, itu adalah ajaran dari ayah mereka.

Haruto dan Jeongwoo tersenyum miring melihat semua bodyguard yang terkapar lemah dengan bekas sayatan bahkan tusukan yang mereka perbuat. Mereka menatap bodyguard yang tersisa dengan tatapan tajam, kemudian mereka tersenyum yang terlihat menyeramkan.

"Yah...sayang sekali, tinggal mereka saja yang tersisa. Apakah Travis dan Justin akan mengirimkan bodyguard lagi? Oh ayolah...kirimkan bodyguard mu lagi, ini sangat menyenangkan...bukankah begitu Travis?" Haruto menatap Travis dan Justin yang ingin membawa Junkyu kabur.

Travis menahan nafasnya, bagaimana Haruto bisa melihatnya? Begitu pikir Travis.

"Balikin Junkyu atau..." Haruto menggantungkan kata katanya, menatap Jeongwoo–memberi Jeongwoo kode untuk melanjutkan kata katanya. Jeongwoo yang mengerti maksud Haruto pun tersenyum

"A-atau?" Travis mulai berkeringat dingin dan gugup, tetapi ia mencoba untuk menyembunyikannya.

Jeongwoo tersenyum miring dan melanjutkan perkataan Haruto.

"Atau lo bakal kita bikin kayak mereka—" Ucapan Jeongwoo terpotong karena hybrid manisnya lah yang melanjutkan perkataannya, dengan teman teman mereka yang berada di belakang Junkyu.

"Hanya saja dengan sedikit karya tambahan. Wah! Itu pasti akan terlihat sangat indah!" Ucap Junkyu antusias.

Jihoon memukul tengkuk Justin sehingga membuat Junkyu terjatuh juga karena Justin pingsan. Ya, Justin menggendong Junkyu dan ingin membawanya kabur, tetapi di tahan oleh Jihoon dan Mashiho.

"Apakah kamu ingin membuat karya di tubuhnya baby?" Ucap Haruto dan di angguki oleh Junkyu.

"Baiklah. Ini, ambil lah dan buatlah karya di tubuhnya sesuka hatimu." Ucap Jeongwoo memberikan pisau lipat itu kepada Junkyu dan di terima dengan senang hati oleh Junkyu.

Junkyu mendekati Travis yang menatapnya takut bercampur marah. Sementara Hyunsuk dan yang lain kecuali Haruto dan Jeongwoo hanya menggeleng, mereka tidak menyangka bahwa hybrid yang manis seperti Junkyu bisa menjadi psikopat seperti itu, berbeda dengan Haruto dan Jeongwoo yang terkekeh pelan melihat tingkah Laku hybrid manis mereka.

"Apa yang kalian lihat?! Cepat serang mereka!" Perintah Travis kepada bodyguardnya yang masih tersisa.

"Maaf tuan, tapi kami lebih menyayangi nyawa kami...kami memilih mundur." ucap salah satu bodyguardnya dan di angguki oleh bodyguard yang lain.





















{To Be Continued}


End note:
Lily gak jadi hiat, tiba tiba ada ide buat lanjutin...yah meskipun dapet idenya dari kamar mandi, but it's oke. Tadi sempet di suruh revisi/di tegur lagi sama wattpad gara gara kebanyakan konflik, tapi terobos aja lah ye. Btw yang bingung kenapa Haruto sama Jeongwoo jadi pinter  berantem, itu karena di ajarin sama ayah mereka dan untuk pertanyaan kenapa Junkyu jadi kayak psikopat, jawabannya cuman satu...ya, di ajarin Haruto sama Jeongwoo pastinya. Udah segitu aja, yang mau tanya...tanya aja, nanti Lily jawab.

hybrid koala🐨 || HaJeongKyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang