19

559 37 18
                                    

Happy reading 💐
Jangan lupa follow akun ku, vote dan komen atau bagikan ke teman teman kalian karena itu sangat berharga bagiku
Selamat membaca cerita ku<3
Tandai jika ada typo di setiap paragraf nya.

••••

"by, gue mohon maafin gue.." lirih Vano tak terbendung saat Salsa terus saja mengabaikan dirinya ketika vano berusaha meminta maaf bahkan saat ini salsa terus menatap layar ponsel tanpa mau melihat wajah Vano. Salsa yang muak dengan drama ini mencoba untuk berpikir jernih apa yang harus di lakukannya setelah ini. Ia begitu lelah Dengan sikap Vano yang tak bisa bertindak tegas kepada syera. Saat ini salsa mencoba bertahan karena hanya satu hal yaitu mama dan papanya jika mereka mengetahui kabar yang tak terduga itu datang dari lisannya maka sudah di pastikan sang papa akan kena serangan jantung detik itu juga. "Minggir!" Ucap salsa yang berusaha menyingkirkan lengan Vano di tangannya.

Vano menggeleng kuat dengan tangis serta isakan kecil membuat Salsa sedikit tertawa melihat ini, bukan hanya tertawa saja namun sedikit geli melihat Vano yang tampangnya sangar dari luar namun ternyata memiliki sifat hello Kitty yang tersembunyi."minggir gak!!" Kesal salsa saat Vano semakin mengeratkan genggamannya membuat salsa bangkit namun dengan cepat Vano memeluk pinggang ramping itu membuat salsa terkejut hingga ia hampir terjatuh."shit!"

Salsa mulai mencoba mendorong pelukan dari vano bahkan sampai ia pukul berkali-kali di lengan Vano. Namun tak Membuat vano bangkit."gue mau kita cerai!" Ucap salsa membuat mata vano keluar dari tempatnya hingga Ia menatap mata salsa yang saat ini menatap Vano dengan tatapan khas dingin itu. "ENGGAK!" Bentak Vano seraya melepaskan pelukan itu.

Salsa terkekeh ia membersihkan baju yang tadi sempat di peluk oleh Vano seakan risih dengan pelukan itu membuat hati Vano berdenyut nyeri."talak gue! Kalau Lo gak mau talak gue, gue yang akan ajukan surat perpisahan!" Ucap salsa yakin.

Ucapan salsa membuat vano tertunduk duduk seraya ia menyatukan kedua tanganya menggenggam dan menatap mata salsa dari bawah. Ia menangis disana, membuat salsa tersentuh akan hal ini."kalau Lo pergi gue bisa gila by.." ucapnya lirih dalam tundukan.

"Gue bener-bener secinta itu sama Lo.. gue akui. Gue kalah dalam taruhan yang gue buat sendiri.." lirihnya.

Salsa berdecih di balik hati yang tersentuh itu mencoba untuk terlihat biasa-biasa saja hingga ia membantu Vano untuk berdiri dari hadapannya. Menatap mata vano yang saat ini terlihat begitu tulus."Lo benar-benar cinta ke gue? Bukti Lo apa?" Tanya salsa.

"Lo bahkan belum izin ke gue kalau Lo kerumah syera kan? Terus Lo Anggep gue ini apa? Lo cinta ke gue tapi hati Lo ini bukan sepenuhnya untuk gue." Ucap salsa membuat vano terdiam membisu.

Salsa terkekeh sejenak ketika melihat Vano terdiam tanpa sepatah kata apapun yang keluar dari lisannya setidaknya jika Vano benar-benar mencintainya Vano pasti akan berusaha untuk mengelak bukan? namun kenyataannya tidak sama sekali berarti memang benar kan apa yang di katakan salsa saat ini? Bahwa cinta Vano bukan hanya untuk dirinya saja namun juga untuk orang yang berada di masa lalunya. Salsa tersenyum tipis."kenapa Lo diem? Kenyataan ya?" Tanyanya membuat vano menggeleng tertunduk.

"Gue akan ajukan surat perpisahan!" Ucap salsa yakin meninggalkan Vano seroang diri di dalam hancurnya hati.

•••••
Tatapan kosong serta luka itu tercetak jelas di mata vano bahkan sejak tadi Vano Engan untuk bangkit dari tempat tidurnya saat salsa memilih untuk pergi dari rumah mereka. Entah dimana gadis itu sekarang. Khawatir jelas ia khawatir namun bagaimana bisa ia menghubungi salsa jika nomornya di blokir oleh salsa."brengsek!!" Umpatnya kepada diri sendiri.

"Gue ngaku cinta tapi kenapa gue gak bisa buat dia jatuh cinta ke gue!!" Kesal vano seraya berusaha menghubungi salsa melalui nomor telpon pribadi namun sayangnya salsa menolak terus menerus panggilan itu membuat vano mengerang kesal.

"GUE HARUS APA!l SALSA!!!" teriaknya di dalam kamar seraya mengacak rambutnya frustasi. "Gue bisa gila tanpa lo, sal.." ucapnya lirih hingga ia bangkit mengambil kunci motor yang berada di meja belajar. Pikirannya saat ini begitu hancur dan hatinya begitu sakit bahkan ia tak perduli dengan penampilannya saat ini."temenin gue ke club!" Ucap Vano saat menelpon salah satu anggotanya.

"Bos Lo ya--"

"BANYAK TANYA LO SIALAN!!" Bentak Vano mematikan telfon tersebut dengan jalan yang begitu lesu serta tak ada gairah semangat dalam dirinya membuatnya terlihat seperti orang yang sedang sakit.

Atlas beach club yang saat ini Vano dan salah satu anggotanya sebut saja Juan yang mendatangi tempat ini. Ternyata tak hanya pria yang berada di club ini namun juga wanita ikut serta di dalamnya. Vano tak meminum hanya saja Vano ingin menenangkan diri disini kebetulan ia memiliki seorang teman yang bekerja di tempat ini, tempat yang seharusnya tidak Vano datangi namun dengan terpaksa Vano datangi hanya karena suatu hal yang menganggu pikirannya. Ia duduk di sofa seraya melihat-lihat tempat yang ramai dengan pengunjung yang hadir."tempat ini tempat dimana mereka melampiaskan amarahnya" gumam Vano melihat mereka yang meremas kaca botol hingga tangan mereka berdarah membuat vano tersenyum.

"Woii Van! Tumben amat Lo Dateng, ada masalah apa Lo?" Tanya temannya yang bekerja disini.

"Gue brengsek kaa!!" Ucapnya penuh dengan amarah membuat teman yang sebelahnya ikut bingung.

"Biasa dia di tinggal istri" ucap Juan tanpa beban seraya meminum jus alpukat yang ia beli di sebrang. Vano menatap tajam Juan yang saat ini sedang menyengir lebar seraya memohon ampun." Gak sengaja gue sumpah!" Ucapnya panik.

"Sialan!" Umpatnya kepada Juan membuat Juan ketar-ketir saat ini melihat Vano yang benar-benar marah terhadapnya hingga ia berlari mengumpat di balik badan kekar Raka."Ember banget Lo mulut!" Kesalnya seraya memukul pelan bibirnya.

Vano memandangi Juan dengan tatapan sengit sedangkan Juan menyengir lebar masalah yang timbul di dalam rumah tangganya saat ini membuat vano sangat sensitif ketika membahas masalah yang bersangkut-paut dengan masalah rumah tangganya. Terlebih, Salsa yang hilang bak di telan bumi membuatnya begitu frustasi.

"Mending Lo minum" ucap Raka membuat Juan nenggeplak kepalanya."goblok! Sumpah jangan bos sesat!!" Ucap Juan seraya menjitak kepala Raka berulang kali.

Vano mengabaikan pertengkaran kecil antara Raka dan Juan.  matanya saat ini hanya fokus melihat layar ponsel, bolak-balik keluar dari room chattnya dengan salsa hanya untuk melihat kabar dari salsa segitu gilanya Vano tanpa salsa bahkan sekarang keadaanya jauh dari kata baik. rambut yang berantakan, pakaian yang kusut serta wajah yang sembab membuat vano begitu prihatin kali ini. Tak perduli dengan penampilannya kali ini ia hanya ingin salsa kembali berada disisinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini mau di buat gimana haha? Mereka bnran cerai kagak ya, keterlaluan si Vano udhan haha

Btw sebenarnya aku ada cerita Alaska cuman ya gitu deh aku unpublish kalian mau baca gak cerita itu wkwk? Btw itu cerita bnyk bet yang minta aku publish ulang cmn nunggu istri dosen tamat dlu lah wkwk😭

Jangan lupa follow, vote+komen

Atau bagikan kesosial media kalian seperti tik tok, Instagram atau sebagai nya

Trimakasih

Spam next disini👉

Lampung, 21 April 2022

ISTRI DOSEN! [ Masa Revisi! ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang