3

282 17 5
                                    

Garaa berusaha keras menguatkan jantungnya, takut dibalik pintu ini hal yang tidak sesuai dengan pikirannya terjadi. Tak berbeda dengan Naruto yang ngepalkan tanganngan erat, bahkan hingga meninggalkan bekas kuku yang begitu dalam saking eratnya.

"ayo," perintah sang jendral gemas menatap inspektur muda didepannya.

Shikamaru mengerti perasaan kedua sahabat sekaligus rekannya itu, ia juga berharap apa yang ia pikirkan tidak terjadi. Mau bagaimana pun Shika sudah menganggap gadis musim semi itu sebagai adiknya.

Menepuk pelan pundak kedua rekannya, Shika meyakinkan mereka untuk membuka pintu putih didepannya sebelum jendral dibelakanngnya bicara dengan kesal lagi.

Dengan pelan Garaa membuka pintu menampilkan siluet seorang gadis yang menatap kosong jendela disampingnya. Helaan nafas lega keluar begitu saja dari Naruto serta Garaa, apa yang mereka takutkan tidak terjadi.

Naruto berjalan cepat memeluk tubuh rapih Sakura, dapat ia merasakan tubuh adiknya menegang. Tak lama hati Naruto mencelos, adik kesayangannya ini histeris menarik narik rambut merah jambunya yang begitu kusam.

"TOU-SAMAAAA.......KAA-SAMAAAA.....TOU-SAMA.....TOU-SAMAAAAAA...ARRRGGGHHH LEPAS....LEPA...SSS..NII...SAAANNN...NIISAAANNNNN...TOU..TOU.....SANNNN"

"Saku tenanglah, Nii-saan disini, Sakuu," suara lirih Naruto seakan tak sampai pada Sakura membuat ia meracau semakin parah.

"LEPASSSS...JANGANNNNN....TOUSANNNNN.....JANGANNNN...AARRRGGGHHH....HIKSSS...TOU....HIKSSS....SANNN.....MATI.....HAHAHA.....MATI....HIKSSSS....NISAAAANNNNNN.....HAHAHA...."

Plaaakkk....

Semua tersentak kaget saat Sakura menampar keras pipinya sendiri membuat Garaa segera menghampiri dan mendekap begitu erat, membisikan kata kata penenang dengan lembut.

"saku sayang, hei lihat aku oke, semua baik baik saja, lihat mataku,aku disini , nii-sanmu juga disini tenang oke," Garaa berucap penuh kesedihan namun matanya menatap lembut mata hijau kelam didepannya.

"Nii-sama," panggil Sakura mulai tenang namun tatapan matanya masih saja kosong.

"iya sayang, Nii-saan disini," sambut Naruto lembut, menatap sendu adiknya.

Sakura yang sudah tenang membuat jendral maju memulai introgasinya namun segera ditahan oleh Shika, menatap jendral menggelengkan kepalanya. Perkataan tersirat Shika disambut dengusan kesal jendral.

Dari pada menonton drama tak jelas didepannya Jendral memilih keluar, menahan diri mengintrogasi Sakura yang mulai tenang.

Lama keheningan mencekam, membuat Shika yang sedari tadi bersandar dikunsen pintu memilih mendekat, memperhatikan Sakura yang memakan potongan buah dari tangan Garaa. Mata kosong Sakura tiba tiba berbinar cerah menatap Naruto. Membuat ketiga inspektur muda itu mengernyit bigung.

"Nii-sama apa tadi kau melihan Nee-san bermata bulan saat kau masuk kemari," nada kelewat ceria Sakura lontarkan seakan ia tak pernah histeris.

"Nee-san bermata bulan?" kerutan bingung semakin terbentuk dikening ketiga inspektur itu.

Sakura mengangguk cepat. " iya, Nee-san bermata bulan itulah yang menyelamatkanku, matanya begitu cantik Nii-sama, Garaa Nii-san" ujar Sakura penuh kekaguman.

"Hyugaa kah," bisikan pelan Shika membuat kedua temannya menoleh menatap penuh tanya, sedetik kemudian Naruto paham maksud Shikamaru berbeda dengan Garaa yang menelengkan kepala bingung.

Melihat betapa lemotnya Garaa membuat Naruto ingin memukul kepala merah didepannya. "Hinatakah," tanya Naruto, namun gelengan kepala Sakuralah yang menjadi jawabannya.

"tidak tau Nii-sama, soalnya saat itu gelap jadi aku hanya melihat mata bulan penuh kelembutannya lalu aku tak ingat apa apa lagi," jelas Sakura singkat menuai anggukan kepala Naruto. Ingatkan Naruto untuk berterimakasih pada Nee-san bermata bulan yang Sakura maksud.

Sakura seperti telah kembali pada dirinya yang biasanya, meski tatapannya kadang kadang berubah kosong. Namun itu cukup melegakan bagi ketiga inspektur muda itu. Setidaknya adik mereka tidak terlalu larut dalam kesedihan, walaupun kebingungan juga menerpa wajah mereka.

Sibuk mendengar celoteh Sakura mengenai betapa rindunya ia kepada sang kakak dan tunangannya serta kakak pemalasnya membuat sikap siaga Naruto dan yang lainnya mengendur. Mereka dikejutkan dengan pesawat kertas yang melayang diatas kepala mereka melewati jendela ruang rawat sakura.

Shika dengan sigap menangkap pesawat yang tepat melayang didepannya, betapa kagetnya ia saat membaca kalimat didalamnya.

Tanpa kata Shika menuju jendela menatap kebawah, tepat terlihat dimata kuaci itu seorang bertopeng elang coklat membuat gerakan tangan yang mengatakan "berhenti menganggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa kata Shika menuju jendela menatap kebawah, tepat terlihat dimata kuaci itu seorang bertopeng elang coklat membuat gerakan tangan yang mengatakan "berhenti menganggu."

Merasa kesal sekaligus penasaran Shika pergi tanpa kata dari hadapan ketiga manusia yang menatapnya sedari tadi, mengejar orang bertopeng yang ia yakini sebagai anggota Hakai no Washi. Yakuza yang akan menjadi incaran mereka saat ini.

Setibanya ditaman tepat dimana orang bertopeng coklat itu berdiri, Shika tidak menemukan apapun kecuali keheningan. Mendecih lirih berbalik kembali keruangan Sakura sambil memperhatikan surat ditangannya tanpa tau mata setajam elang memperhatikannya.

"lama tidak bertemu inspektur Nanas"

_____


Like and comment....















Don't cry SukeWhere stories live. Discover now