Untaian kata itu terurai, saling membelit hingga merangkai sebuah kalimat, kemudian menyambung menjadi alunan paragraf hingga sebuah kisah terbentuk.
Salam wahai Nona-nona dan Tuan-tuan, selamat datang di Omniscient Readers View Point The "Fortelle"...
Warning!! Chapter recreation dari cerita saya berjudul kuroken fanfiction dengan judul sub-bab 'my mind'.
———————————
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoo Joonghyuk tersenyum, hatinya menghangat melihat seorang pemuda bersurai hitam dengan iris mata sekelam langit malam itu tengah menari-nari ditengah daun yang berjatuhan.
Senyum manis yang terukir diwajah pemuda itu dapat membuat siapa saja terpesona.
Senyum tulus yang sangat jarang diperlihatkan nya pada orang lain. Betapa beruntungnya Yoo Joonghyuk dapat menikmati senyuman itu Sepanjang waktu.
"Hyuk-ah, lihat langitnya indah sekali haha" ucap pemuda itu sumringah.
Ah rasanya Joonghyuk ingin waktu terhenti saja, dia tidak ingin kehilangan momen indah ini.
"Kim Dokja, jangan berlari-lari seperti itu, nanti kau jatuh" ucapnya
"Kalau aku jatuh, kan ada Joonghyuk-ie yang akan menangkap ku" ucap Dokja dengan senyum yang merekah.
Dirinya berlari ke arah Dokja dan bercanda ria dengannya. Tawa milik Yoo Joonghyuk yang sangat jarang itu terdengar memenuhi taman yang tampak sepi .
~•~•~•~•~•~
Tidak jauh dari sana, seorang wanita bersurai hitam legam memandang sendu ke arah temannya yang sedari tadi tersenyum, tertawa bahkan berbicara sendiri.
Dia adalah Han Sooyoung, yang sedari tadi menahan rasa perih melihat sahabat yang sudah dia anggap keluarga sendiri itu bertingkah seperti ada seseorang yang menemaninya.
Padahal kenyataannya tidak ada siapapun disana, hanya Yoo Joonghyuk dengan pikirannya, yang menghasilkan sosok yang telah lama pergi.
Kim Dokja, yang 4 tahun lalu telah berpulang, meninggalkan orang-orang yang menyayanginya dengan luka yang mendalam, terutama pada sang protagonis itu.
Meninggalkan Yoo Joonghyuk yang akhirnya hidup bersama Dokja didalam pikirannya.
Pikiran yang membuat sosok itu ada, terus hidup dengan bahagia bersamanya.
"Tidak adil Kim Dokja, kenapa kau tidak membuatku ikut gila juga? Aku juga sangat merindukanmu" ucap Han Sooyoung dengan suara bergetar menahan tangis.
