Dua Puluh Tujuh • Tamu

547 61 8
                                    

Erin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erin

"Nu masih denger gak?"

Dia hanya bergumam, matanya udah merem tapi masih bisa nyaut. Jari telunjuk gue arahkan ke pipinya yang makin berisi. Seneng gue liatnya, pantesan laki-laki abis nikah pada gemuk soalnya istrinya seneng kalau liat suaminya cabi. Kayak gini misalkan.

"Ngapain si? Gak capek emangnya? Udah malam ini," Ujarnya dengan nada malas sambil menyingkirkan jari gue.

Gue masih belum menyerah untuk mengganggunya kali ini. "Ih si ayah yang ngajakin olahraga malem-malem masa kalah sama anaknya yang masih aktif banget ini dalam perut," Ujar gue sambil menjiwil hidung mancung nya dengan satu tangan gue yang terbebas dari nya. Kalau diliat-liat suami gue ganteng banget, apalagi kalau rambutnya nutupin jidat + berantakan kayak sekarang. Ah ditambah kacamatanya di lepas. Jadi kayak anak nakal vibes nya.

"Kamu yang mulai ya Rin..." Katanya, gue terkekeh kemudian mengecup bibir nya sekilas. "Tuh kan, kamu tuh aneh banget malam ini tau gak?"

Sekarang matanya terbuka dan dia menjadikan kepalanya sebagai tumpuan kepala dengan mata yang masih melihat gue.

Rencana gue gak boleh kecium sampai waktunya tiba.

"Sini tangan kamu satu, rasain anaknya heboh banget. Coba ibunya gimana bisa tidur kalau anaknya heboh begitu." Dia nurut dan menelusupkan tangannya ke bawah selimut.

"Laki ini si Rin,"

"Sok tahu, kata mama dulu aku juga yang paling aktif bahkan Naren yang cowok aja kalah."

Kita berdua sama-sama belum tahu gender si adek apaan. Kalau kata orang-orang untuk surprise pas lahir nanti. Apapun itu.

Umur 29 minggu dia udah se aktif ini gimana nanti umur 36 minggu ke atas yang kuatnya udah tenaga bayi pas udah lahir.

"Nu."

"Hm?"

"Besok ada tamu boleh dateng?"

tangannya berhenti di atas perut gue dan memicing ke arah gue.

"Aku udah feeling pasti kamu tuh ada maunya hari ini, siapa yang datang? Bukan tamu biasa kan?"

Gue meringis mendengarnya, ya emang tamu kali ini bukan tamu biasa. Makanya dari sore gue bagus-bagusin dulu mood nya Dhanu biar dia bisa nerima tamu ini besok. Mungkin untuk Dhanu enam bulan lalu ini bukanlah masalah, tapi enggak untuk Ardhanu yang istrinya sekarang lagi hamil tua.

Pernah bayangin gak manusia kayak Dhanu bisa bawel? Gak kebayang kan mengingat se bisu dan se cuek apa orangnya kalau di luar. Gue hidup temenan sama dia 10 tahun pun juga pernah di bawelin tapi ini percaya atau enggak ini jauh lebih parah daripada bawelnya dia dulu. Kalau dulu bawelnya di kuping gue biasa aja dan bawel karena care. Kalau sekarang masih sama sebenarnya bawel dia karena care sama gue tapi kadang care nya terlalu berlebihan dan jatuhnya jadi over protektif yang nyebelinnya minta ampun.

ADAPTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang