1

644 30 3
                                    

Kenalin gw arin aprilia,gw anak ke 3 dari 3 bersaudara.gw punya dua abang yang satu bernama fiki aulia,sifatnya tuh kek ke kanak-kanakan.berbeda dengan maulana fajri.

Dia orang nya baik,tapi sekali marah kek singa mengaum "haurmmmm"

***

09:45 WIB

"abang....gue izin ya" katanya sembari mendekat ke arah Fajri. Fajri yang sedang memberi makan ikan pun terhenti dan menyimpan pakan ikan tersebut.

"izin kemanan lu?" Tanya nya, sembari menatap kearah ku.

"izin....ke perpus ya,ke perpus" jujur aku gugup karena Fajri menatap ku seperti itu.

"yaudah gih.... Hati-hati. Pulangnya jangan terlalu sore" katanya sembari melanjutkan memberi makan ikan yang berada di kolam.

"oke bang, eh bang gue pingin tau deh pacar abang, yang katanya cantik itu" aku baru ingat bahwa Fajri sudah mempunyai kekasih, namun dia belum memperkenalkannya kepada ku dan bang Fiki . Apalagi kepada papi dan mami nya itu. Alasan yang di lontarkan sama saja, yaitu belum waktunya kenalin ke lo atau pun ke Fiki, curang banget kan?.

"Iya, deh entar gw kenalin ke lu sama Fiki. Bawel banget sih lu, Tapi nungguin gw siap ya, takutnya papi sama mami gak setuju abang sama dia" sudah ku duga pasti Fajri akan menjawab seperti itu, dan selalu itu alasannya .

"yaudah, iya deh gue berangkat dulu ya, assalamualaikum"pamit ku langsung beranjak pergi dari sana. Sedangkan Fajri hanya menggelengkan kepalanya.

"waalaikumsalam" Setelah beberapa menit, seorang gadis datang menghampiri Fajri, ia sedikit kebingungan. Wajahnya cantik, tinggi, dan rambutnya agak berwarna.

"assalamualaikum.." salam nya membuat Fajri mendongak.

"waalaikumsalam..., lo mau nyari siapa ya?" Tanya Fajri, sedangkan gadis tersebut memandang Fajri bingung lalu tersenyum. Ia belum menjawab pertanyaan Fajri. Ia mendengar suara langkah kaki keluar. Ternyata itu Fiki, yang masih menggunakan piyama dengan gambar sapi. Matanya masih terpejam, mungkin lelaki itu baru saja bangun tidur.

"Bang, Arin kemana? Kok gue engga liat dia? Eh..ada ayang hehe." Jawab Fiki ia baru tersadar bahwa di sana ada kekasihnya.

"Tadi dia bilang, katanya pergi ke perpustakaan, eh tunggu. Tadi lo bilang dia ayang? Dia ayang lo Fik?" Tanya Fajri. Sedangkan Fiki hanya menganggukkan kepalanya, sambil merangkul kekasih nya itu.

"iya ini ayang gw, kenalin nama-nya shavina al mahera, cantik kan nama nya kek orang nya" kenalkan Vina pada Fajri, sedangkan sang empu yang di kenalkan hanya tersenyum malu.

"iya, cantik tapi sayang cantik kan yang punya gw" jawab Fajri sedikit sombong. Sedangkan Fiki hanya membelalakkan matanya malas. Setelah lama berbincang dengan Fajri, terdengar suara motor yang datang.

"assalamualaikum. Lho, bang dia siapa?" Tanya aku sambil memandang ke arah Vina. Sedangkan Vina hanya tersenyum canggung.

"Oh, kenalin ini vina pacar abang" jawabnya sembari merangkul pundak Vina, aku hanya mengangguk-angguk sembari memandang ke arah Vina.

"oh ini pacar abang... Hai kenalin gw arin adek bang fiki" Vina menyambut tangan ku, sembari tersenyum. Walau senyum canggung.

"hai.... G-gw vina" jawabnya, pandangannya masih memandang ku.

***

"loh bang...katanya lu mau pergi?"tanya arin kepada fiki, sedangkan aku hanya diam mendengarkan percakapan adek kakak ini. Jujur ini pertama kalinya aku datang ke rumah kekasih ku sendiri, biasanya aku di temani oleh Yessica atau Jessica. Tapi mereka berdua sama-sama sibuk.

"lagi males aja dek". Aku menggelengkan kepalaku, memang Fiki sangat pemalas. Sifatnya tak pernah berubah, masih saja pemalas.

"ohhhh,eh kak lu mau minum apa gw bikinin?" Tawar Arin sedangkan diriku hanya tersenyum.

"apa aja deh,Oh iya jangan panggi kak gw gak enak" jawabku jujur dengan sebutan 'kak' aku tak menyukai jika Arin memanggilku dengan sebutan 'kak' atau semacamnya. Perhal usia kami berbeda empat tahun darinya.

"gapapa kali.... Kan gak sopan sama kakak ipar"ucap gw sembari naik turun halis. Aku sedikit kaget dengan sebutan kaka ipar. Ada-ada saja adeknya Fiki yang satu ini.

"yaudah terserah deh" akhirnya aku pasrah dengan Arin. Toh itu juga tidak membuatku rugi sama sekali. Setelah menikmati Teh buatan Arin. Aku berpamitan untuk pulang, karena ada urusan yang akan ku selesaikan.
****

Aku berinisiatif untuk mengantarkannya pulang, di jalan kami tak ada yang membuka suara, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Ternyata adek kamu lucu juga ya." Ujar Vina membuyarkan lamunanku, aku hanya tersenyum saja. Memang benar Arin itu lucu, dia juga bisa jadi dewasa jika bersama orang yang tepat.

"Iya gitu deh, dia itu nyebelin kalau jahilnya kumat, dia juga bakal jadi anak kecil kalau gak di izinin kemauannya." Ceritaku kepada Vina, aku lihat Vina hanya menggelengkan kepalanya sembari melihat ke arah jendela. Tak lama telah sampai di depan rumah Vina, aku turun untuk membukakan pintu mobil.

"Hati-hati turunnya." Kata ku, Vina hanya terkekeh kecil saja. "Yaudah kamu pulang gih, keburu hujan. Bilangin sama adek kamu, bilang makasih kalungnya. Aku suka" lanjutnya sembari melihat kotak yang di genggamnya. Aku menganggukkan kepalaku dan bergegas pulang.

***

Segitu aja ya....
Makasih jangan lupa vote and komen nya

Keluarga Besar Un1ty [ And ✔️ ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora