/5/ Kim Taehyung /Real Love Happines/ [Part 4] (Bad Events Happen Again)

9 2 2
                                    


/Sad Reading/

/Sad-Happy Ending/


Semua orang bilang jika takdir dan kisah hidup itu hampir sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua orang bilang jika takdir dan kisah hidup itu hampir sama. Namun, tidak semuanya sama, aku mengakuinya sekarang. Aku rasa kejadian itu hanya sebatas mimpi belaka, bayangan pria yang masih kupuja itu masih membekas di setiap sisi otakku. Pernyataan dan penjelasannya sungguh membuatku penasaran setengah mati.

Harusnya hari itu, aku berhenti saja. Memantapkan diri menyeleraskan dengan tubuh tegapnya. Menatap hazel coklatnya yang sangat sendu, lemah dan rapuh saat itu. Dan-- aku menyesal saat itu, seandainya saja waktu berputar kembali, aku ingin memeluk dan menenangkan jiwanya yang rapuh saat itu, meski aku sendiri yang lebih rapuh dan lebih sakit darinya. Tapi, jiwa kecilku mengatakan bahwa aku masih menyayangi mereka.

Hanya saja ego dan rasa sakit lebih dominan dari rasa memaafkan, menerima segalanya. Apakah sekarang akulah yang egois? Apa aku yang salah disini? Kenapa semuanya terjadi begitu cepat, tanpa ku pikirkan sebelumnya. Lee Hyera dan Kim Taehyung dengan sejuta rahasia mereka? Apa yang tidak aku ketahui dari mereka berdua? Apa? Rahasia apa, penjelasan apa? Pernyataan apa?

"Aku--- menyesal" Seketika kalimat baritonnya yang merdu nan rapuh itu, kembali terngiang-ngiang di otakku. Seketika kepalaku berdenyut lagi, bahkan bayangan wajah Taehyung kembali menghantui jiwaku, wajah bahagianya, senyumnya, wajah jahatnya, wajah angkuhnya, dan terakhir wajah sendu nan rapuhnya menjadi penutup rasa sakit dikepalaku.

Sungguh melihat Taehyung rapuh itu adalah rasa sakit yang sangat abadi untukku. Kepalaku nyeri dimana-mana, wajahnya menangis dan terus memohon padaku, aku mencoba untuk menggapai dan merengkuhnya. Namun, semuanya tiba-tiba menjauh aku masih melihat Taehyung dengan wajah sendu nan menyakitkannya disana.

"Tae? Apa yang kau sembunyikan huh!" Sakit, aku sangat sakit saat itu. Entah kenapa aku lebih memilih dia mengabaikan dan menganggapku tidak ada, dari pada melihatnya rapuh menyakitkan seperti ini.

Keringatku mengucur deras dimana-mana bahkan baju putih yang aku kenakan sudah basah akibat peluhku yang datang tiba-tiba. Aku masih memegangi kepalaku dengan agresif, kenapa sangat nyeri? Oh tuhan kenapa? Sungguh aku tidak kuat.

Netraku kini samar-samar menatap presensi itu lagi. Sungguh melihatnya berdiri dengan keadaan menangis seperti itu, semakin membuat kepalaku nyeri tiada tara. Aku ingin mati saja saat merasakannya. Netra coklat itu terus fokus menatap sendu kearahku, kini kaki tegap yang sebelumnya berusaha untuk berdiri itu. Roboh, lalu terjatuh, tepatnya menunduk dengan pasrah menghadap kearah aku.

Kepalanya tertunduk, wajahnya tertutupi beberapa helai poni halus miliknya. Dia benar-benar rapuh saat ini, "Ada apa Tae---" Lirihku ingin bersuara tapi kenapa rasanya sangat sulit, bahkan bernafaspun sulit.

Mataku terus menangis, ingin membelai surai yang menjadi impianku itu. Lalu mendekapnya dan menenangkannya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Tapi--- itu rasanya sangat sulit, sangat! Seperti ada pembatas transparan diantara kita berdua, dikegelapan ini.

[On Going] Love Story With ThemWhere stories live. Discover now