Part 17

1K 113 3
                                    

Dilihat dari apa yang Donghyuck lakukan pada Mark kemarin-kemarin, ia tahu Donghyuck adalah lelaki yang penuh perhitungan. Dan sejahat apa pun itu, dia tahu persis apa yang dia lakukan. Mark tahu bahwa dia sempat lengah dan terlena akan hal itu serta jatuh pada perangkapnya.

Sejujurnya, seumur hidup ia tidak pernah membayangkan apalagi mengharapkan hal ini terjadi padanya. Mark memikirkan perkataan Donghyuck lebih sering dari yang seharusnya. Sepertinya Lucas dan teman-temannya tahu bahwa hal ini pernah terjadi sebelumnya, pada titik ini ia tidak bisa mempercayai siapa pun. Apakah peringatan Jeno datang untuknya? Atau ia benar-benar berusaha melindungi Donghyuck?

Walau bagaimana pun hal itu telah terjadi, dan Mark tidak bisa meremehkan Donghyuck begitu saja apalagi ketika ia tahu rencana lelaki itu yang sebenarnya. Ia tidak tahu apabila perjuangannya akan berakhir seperti ini, Mark akui sekarang lebih sulit membenci Donghyuck seperti dulu. Ia merasa marah, kecewa, dan kesal terhadap Donghyuck. Tetapi sesuatu dalam hati kecilnya berteriak masih mendamba. Apakah perjuangannya dulu telah sia-sia?

Haruskah Mark memperlakukan Donghyuck dengan buruk seperti yang lelaki itu katakan hanya karena ia tidak mencintai Donghyuck lagi suatu saat nanti? Mark saat ini tidak bisa memahami apa yang dirinya rasakan.

Ia pikir jika memang Donghyuck membencinya dan tidak menginginkan kehadirannya lelaki itu tinggal mengatakan padanya. Dan tidak perlu mendendam seperti ini, bukan?

Yang tidak Mark sadari Donghyuck telah menyuruhnya untuk menjauh beberapa kali, tetapi ia terlalu keras kepala. Dan berapa kali juga ia telah membuat Donghyuck marah? Bahkan ia dengan penuh percaya diri menolak perkataan Lucas mengenai permintaan maaf itu, berpikir seakan hal itu tidak penting.

Mungkin memang pilihan terbaik bagi mereka berdua adalah saling menjauh, menjadi orang asing yang saling tidak peduli dan membenci satu sama lain.

Walaupun sulit dan ia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, ia tahu kemana hal ini akan berakhir. Mark tidak ingin melakukan hal buruk pada Donghyuck, tapi bagaimana pun lelaki itu sendiri yang memintanya.

Mark kembali melihat pesan Donghyuck yang bertanya padanya mengenai kapan mereka bisa bertemu. Haruskah ia membuat keputusan sekarang juga?

.

.

Mark menghindari Donghyuck beberapa hari ini tetapi masih tetap memperlakukannya seperti biasa, dan lelaki itu sepertinya merasakannya hal itu juga. Pada suatu hari ia bertanya pada Mark mengapa ia sangat jarang menemui Donghyuck, dan Mark hanya akan menjawab bahwa ia sibuk karena sedang mempersiapkan semester baru dan ia mulai memikirkan tentang pekerjaan.

Tetapi Mark pikir cepat atau lambat pada akhirnya ia harus membuat keputusan.

Sore itu Mark menghubungi Donghyuck kembali, ia meminta lelaki itu untuk menemuinya di sebuah kafe yang tidak jauh dari kampus.

Mark menunggu Donghyuck selama dua belas menit, dan lelaki itu muncul saat pintu kafe terbuka dan berdenting, memperlihatkan Donghyuck dengan senyum manisnya. Mark harus memperingatkan dirinya untuk tidak boleh goyah, karena lelaki itu setengah keturunan iblis yang jahat dan menyembunyikan tabiat aslinya dalam senyum palsunya itu.

"Hai, Donghyuck." Mark menyapa Donghyuck ketika ia sudah sampai di mejanya. Donghyuck mengernyit heran, Mark tidak lagi memanggilnya dengan nama Hyuckie.

"Sunbae." Donghyuck balas menyapa dan memberikan senyumannya, Mark tidak membalas senyuman itu.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Donghyuck dengan wajah menunjukkan raut khawatir. "Sunbae terlihat pucat dan sedikit gusar."

HATREDWhere stories live. Discover now