FIX BOYFRIEND

8 0 0
                                    

Semuanya yang terlibat dalam perkelahian menerima pengobatan di rumah sakit, termasuk Cloudy yang bahkan harus mengambil beberapa treatment di psikiatri. Beruntungnya mereka bisa kembali ke rumah. Aya dan Chris yang tidak terluka membantu teman-temannya untuk membersihkan diri dan menyiapkan makan sarapan.

"Aku dan Chris membuat bubur untuk kalian. Setelah makan, baru kalian bisa tidur ya," suruh Aya pada semuanya. Kami semua makan bersama-sama. Cloudy dan Yohan tampak dekat dan serasi, sedangkan Eric dan Lili tampak seperti ayah dan anak yang baru pulang dari berkelahi. Badan Eric yang terlihat sangat besar di sisi Lili membuat keduanya lebih cocok sebagai pasangan Ayah-Anak. Mereka tampak menikmati makanan itu, mungkin karena merasa sangat lelah.

"Aku akan ke atap," kata Lili setelah selesai makan karena Aya mencegah Lili yang akan mencuci piringnya. Cloudy tampak mengikuti Lili dari belakang.

"Kau akan membawa mereka berdua juga?" tanya Lili pada Cloudy, yang tanpa sepengetahuan Cloudy, Yohan dan Eric sudah mengikuti mereka berdua. Cloudy hanya menepuk-nepuk pundak Lili.

"Mari berbagi tempat," bisiknya Cloudy pada Lili. Cloudy berpikir bahwa dia harus berterima kasih pada Yohan, dia berusaha mati-matian untuknya. Lili memahami situasi itu dan memutuskan untuk menjauh dari keduanya.

"Eric!" panggilnya sambil melambaikan tangan. Eric berjalan mendekat ke sebuah taman mini yang ada di atap. Bunga-bunga di sana bermekaran dengan cantik, salah satunya adalah bunga mawar. Eric baru mengetahui belum lama ini dari Aya, bahwa Lili sangat menyukai bunga mawar, terutama mawar merah. Bagi Lili mawar itu terlihat mirip dengannya, begitu cantik dan rapuh tetapi jangan coba-coba mencari masalah dengannya karena ada banyak duri yang mengitarinya, duri itu melambangkan kemampuan Lili dalam melindungi dirinya.

YOHAN X CLOUDY #3

Lili memberikan space untuk Yohan dan Cloudy berbicara empat mata. Sofa zona nyaman Lili menjadi pilihan terbaik untuk mengobrol santai. Cloudy dan Yohan duduk di atas sofa empuk itu, cukup hening pada awalnya. Yohan mendaratkan kepalanya di ujung kursi. Dia tampak kelelahan dan ingin segera tidur.

"Terima kasih," kata Cloudy lembut sambil melihat ke arah Yohan. Belum ada jawaban dari Yohan. Dia terlihat tak peduli dengan orang di sampingnya. Yohan sangat terpukul akan penculikan itu. Dia menutupi matanya dengan satu tangannya. Terlihat jelas air mata mengalir di pipinya. Cloudy terkejut dan secara spontan tetapi lembut, dia menyingkirkan tangan Yohan yang menutupi matanya, kemudian memeluknya hangat. Dia tak peduli apakah Lili dan Eric tengah melihat keduanya saat ini berpelukan atau bahkan mereka berdua tak peduli.

"Maaf," kata Yohan masih dalam pelukan Cloudy. Cloudy mengeratkan pelukannya. Dia baru menyadari betapa berharganya dia di mata Yohan. Pelukan itu lepas setelah mendengar Eric berdehem dari kejauhan disusul tawa imut Lili. Yohan dan Cloudy yang tampak malu, tiba-tiba duduk agak berjauhan sambil menunduk.

"Aku tau kita belum lama dekat, juga pertemuan pertama kita tidak cukup baik, bahkan saat ini aku adalah pacar palsumu. Tapi, aku merasa nyaman berada disampingmu," Yohan berbicara dengan nada serius. Suaranya terdengar berat tetapi lembut di telinga. Cloudy tersenyum mendengarnya.

"Aku ingin bertanya tentang kesepakatan awal kita, kamu ngasih syarat untuk menyentuhmu tapi kamu bahkan sama sekali gak memintanya, kenapa?" tanya Cloudy penasaran. Yohan menatap Cloudy. Dia menjelaskan bagaimana dia jatuh cinta pada sosok Cloudy sejak hari pertama mereka bertemu. Kelemahlembutan, kewaspadaan dan kerapuhannya membuat Yohan ingin melindungi dan memperjuangkannya. Dia memberikan syarat itu agar Cloudy merasa lebih terikat padanya tetapi tak benar-benar ingin disentuh oleh Cloudy. Kini keduanya saling bertatap, saling berpegangan tangan.

"Aku sekarang hanya pacar palsumu, tapi apa aku punya kesempatan untuk jadi pacarmu yang 'asli'?" tanya Yohan pada Cloudy yang sukses membuat Cloudy terkejut.

"Kita baru dekat sekitar 3 minggu yang lalu, kita belum lama saling mengenal. Apakah itu gapapa?" Cloudy ragu-ragu sejenak. Yohan meyakinkan Cloudy bahwa itu semua tak apa. Mereka bisa berpacaran untuk saling mengenal terlebih dahulu. Pacar itu hanya bagian dari status, bukan berarti harus berperilaku seperti suami-istri. Yohan berharap semuanya bisa berjalan perlahan-lahan dan mereka bisa menikmati itu, kebersamaan yang secara jelas terukir di memori mereka.

"Kalau gitu, kamu bisa jadi pacarku," jawab Cloudy, senyumnya mengembang. Dia terlihat sangat cantik dan berseri. Yohan memeluknya erat, berharap sosok di pelukannya kini tak akan pernah pergi dari hadapannya. Walaupun status berpacaran mereka ini bukan berarti akhir dari 'stalker' Cloudy. 

FAKE OR FIX BOYFRIENDWhere stories live. Discover now