01. Jebol

17.1K 71 3
                                    

Banyak yang baca tapi kenapa nggak ada yang vote sih.... #mengsad

***

"Cewek ini polos, tidak seperti jalang yang banyak gue temui. Tapi tubuhnya seperti calon jalang. Ayo kita coba dan ajari dia kenikmatan."

Itulah yang ada dipikiran Nathan saat pertama kali melihat Nanda yang dihadang keempat temannya. Hatinya mengatakan jika Nanda bisa menyalurkan hasrat yang sudah dia tahan selama dua bulan ini karena pengkhianatan sang kekasih.

"Ahh,, Lepashh,,, jangan kayak ginihh, Nanda nggak mau."

Ucapan Nanda terputus-putus karena Nathan terus merangsangnya dengan meremas payudara yang belum tumbuh sempura itu, rasa aneh yang Nanda rasakan untuk pertama kali membuat tubuhnya bergetar hebat.

"Nikmatin aja, lo pasti bakal ketagihan." ucap Nathan sembari menyeringai lalu dia mendekatkan wajahnya ke telinga Nanda dan menjilatnya.

"Hmm,,,  Jangan,,, Nanda mohon."

Seberapa karas usaha Nanda menolak dan mendorong tubuh Nathan menjauh, hasilnya tetap nihil apa lagi saat ini kesadaran karena sentuhan Nathan membuatnya hampir lupa diri.

"Jangan,,,."

Nanda menahan tangan Nathan yang ingin menyingkap kaos biru yang dia pakai tetapi dengan cepat Nathan mengalihkan perhatian Nanda dengan melumat bibirnya, menggigit pelan agar terbuka lalu menyesapkan lidahnya ke dalam dan bermain-main di sana.

"Ahhh,, Nggak mau, Tolong!" Nanda menggeleng kuat ketika ciuman Nathan terlepas, dia berusaha bangkit sedetik sebelum Nathan menindih dan merobek baju Nanda.

srek,,,srek,,,

"Aku mohon jangan kak." Nanda menangis terisak, menutup tubuhnya dengan kedua tangan karena Nathan menatap penuh nafsu.

"Indah." Nathan menarik Nanda lalu membalikkan tubuhnya dengan kasar, mengukung lalu mencium punggung Nanda dan membuka pengait branya dengan sekali sentak.

ctak

Ketika bra Nanda terlepas, Nathan langsung meremas payudara Nanda dengan perlahan, memencet dan memutar putingnya sehingga tubuh Nanda bergetar hebat.

"Ahhh,,, Kak Jangan."

"Nikmati aja atau lo mau gue kasarin!" Nathan mengancam Nanda sembari meremas kuat payudaranya.

"Sakit kak."

"Makanya nurut!" ancam Nathan lagi

Nanda diam, menggigit bibir bawahnya dengan kuat ketika tangan Nathan mulai menyingkap roknya dan menyelipkan jarinya masuk ke celana dalam Nanda.

"Lo ngerti nggak?!" tanya Nathan dan perlahan Nanda mengangguk pasrah, dia kini sudah terjerat dan sepertinya tidak bisa kabur lagi karna tanpa sadar Nanda menikmati sentuhan yang Nathan berikan.

"Ahh,,, kak, jangan di situ." ucap Nanda.

Nathan tidak peduli, dia mulai menggosokkan jarinya di bibir vagina Nanda. Perlahan cairan bening keluar dari sana menandakan Nanda sudah mulai bergairah.

Nathan mempercepat kocokannya, tangan satunya juga tidak berhenti meremas payudara Nanda sehinggga gadis itu terus saja mendesah.

"Ahhhh, kak."

"Ahh, pengen pipis."

"Kakhh,, ahh,,, Ahhh."

"Stophhh."

"Keluarin aja, gue pengen liat cairan lo." ucap Nathan, bibirnya menggigit kecil telonga Nanda dengam sensual.

"Nggak,---."

Penolakan Nanda, dibungkam dengan ciuman kasar dari Nathan dan tak lama kemudian tubuh Nanda mengelinjang pertanda orgasme pertamanya keluar.

"Sangat banyak." ucap Nathan.

Nanda lemas, dia terbaring di kasur Nathan dengan posisi masih menungging, sisa-sisa cairan kenikmatannya masih saja menetes keluar.

Tanpa Nanda tahu, Nathan sedang membuka seluruh bajunya hingga hanya menyisakan celana dalam saja, dengan menyeringai, dia kembali mendekati Nanda.

Baru saja Nanda akan bernafas lega, Nathan kembali menarik bokong Nanda, mendekatkan kewajahnya dan menciumnya. Nathan mengisap cairan itu tanpa jijik sedikitpun dan tentu saja hal itu membuat Nanda kembali menjerit.

"Ahhh, stop kakh."

"Ahhhh."

"Jangan lagi, Ahhh."

Kini Nathan memasukkan satu jarinya ke dalam vagina Nanda yang bersih tanpa bulu membuat gadis itu tersentak vahkan mengeluarkan air mata.

"Kak, sakit,,,." rintih Nanda, tangannya mencengjram kuat sprei kasur yang hamoir berantkan karna pergerakan kasar yang Nathan lakukan.

"Sempit, lo masih perawan ya?" tanyaNathan pura-pura tidak tau.

"Jangan kak, Nanda mohon." Nanda menggeleng kuat, rasanya sangat nikmat tetapi juga sakit bersamaan.

"Ahhh, nggak. Jangan!" teriak Nanda ketika Nathan mengeluarkan masukkan jarinya dengan cepat di dalam vagina Nanda.

"Munafik! Mulut lo nolak tapi badan lo pengen lebih!" cerca Nathan.

"Aku mau pipis lagi kak, Ahhh."

"Gila! Cairan lo banyak banget, emang calon jalang!" Nathan takjub pada Nanda. Diusinya yang mungkin masih 14 tahun, cairan yang Nanda keluarkan seperti wanita dewasa yang haus sex.

Nathan melepas rok yang masih Nanda pakai, lalu dia juga membuka celana dalamnya, penisnya yang sudah keras langsung mencuat keluar.

Nathan menarik Nanda yang terbaring lemas, menelentangkan tubuhnya dan membuka lebar kedua kaki Nanda,

"Vagina lo pink!" ucap Nathan membuat Nanda sadar lalu menutup vaginanya dengan tangan tetapi Nathan dengan cepat menarik dan menahannya di atas kepala Nanda.

"Hidang lezat siap."

Nathan menyeringai lalu dia mencium bibir Nanda penuh nafsu, tidak membiarkan gadis itu beristirahat ataupun mengambil nafas sedikitpun.

Tangan Nathan yang menganggur juga sibuk meremas dan memencet putingnya sehingga berdiri tegak.  Merasa Nanda sudah kembali terbuai, perlahan Nathan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke vagina Nanda.

"Sial, susah!" umpat Nathan.

Gesekan penis Nathan di vaginanya, membuat Nanda melenguh, badannya mengelinjang hebat dan mulutnya mendesah.

"Ahh, kak."

"Lo udah nggak sabar ya?" ejek Nathan membuat pipi Nanda memerah dan juga syok ketika melihat penis Nathan.

"Jangan kak!" Nanda berusaha kabur tetapi tenaganya kalah cepat dengan Nathan.

Nathan yang kesal mencengkram leher Nanda, lalu mengarahkan penisnya dan mendorongnya dengan kuat tanpa peduli Nanda berteriak kesakitan.

jleb

"Sakit!" Nanda menjerit, dia merasa vaginanya sangat penuh dan perih, Ada yang mengalir juga dari dalam vaginanya, dia yakin itu adalah darah keperawanannya.

"Sempit." rancau Nathan, dia mengenjot vagina Nanda, mencari kenikmatan sendiri tanpa peduli dengan tangisan kesakitan Nanda.

"Stop kak, perih."

"Bacot!" bentak Nathan.

"Ah,, stop sakit." Nanda menangis terisak, tubuhnya terguncang hebat.

"Gue nggak peduli!"

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SLUTWhere stories live. Discover now