Stuntman

444 65 6
                                    

warning! Mpreg


Di industri film, pasti kalian sering dengar istilah "stuntman"

Ya, seorang yang menggantikan aktor untuk melakukan adegan berbahaya dalam film. Biasanya mereka hanya muncul beberapa saat dengan wajah yang diedit, atau bahkan tak ditampakkan, agar film terlihat menakjubkan.

Kang Beomhyun, anak laki-laki yang kubesarkan bersama pasangan sehidup sematiku, Choi Beomgyu. Dia anak yang aktif, sepertiku.

Aku bersyukur, wajahnya mirip sekali dengan Beomgyu, jadi aku bisa melihat dua Beomgyu di rumah setiap hari.

Kami dulu menikah tepat setelah lulus SMA. Biasa, namanya juga kecelakaan. Awalnya, keluargaku sangat kecewa padaku. Keluarga Beomgyu juga sama. Bahkan di tahun pertama kami harus menderita karena tak diterima keluarga, pekerjaan tetap tak ada, rumah masih ngontrak, serta biaya kehamilan yang cukup banyak.

Lambat laun, saat Beomhyun lahir, para kakek nenek itu luluh hatinya. Katanya karena Beomhyun sangat lucu.

Mereka menyokong hidup kami. Aku yang saat itu baru mendapatkan pekerjaan tetap sebagai satpam rumah sakit merasa sangat terbantu, tapi juga sangat sungkan.

Ayahku yang sempat berkonflik denganku, perlahan mulai menerima. Di umur Beomhyun yang menginjak dua tahun, aku ditawari untuk melanjutkan kuliah. Awalnya aku menolak, karena kupikir Beomgyu akan sangat kerepotan mengurus bayi kami sendiri ketika aku sibuk kuliah dan bekerja. Namun, ayah menawarkan bantuannya dan meminta kami tinggal di rumahnya.

Merawat bayi itu tidaklah mudah. Kadang mereka akan membuka mata di tengah malam, sampai subuh tiba. Heran, apakah mereka ini sejenis nokturnal?

Lebih pusingnya lagi adalah ketika mereka menangis dengan volume yang tak bisa dibilang kecil. Maklum, mereka tidak bisa mode headset.

Empat tahun setelahnya, aku lulus kuliah. Tepatnya empat bulan yang lalu, aku mulai bekerja di sebuah perusahaan swasta. Gajinya lumayan, jadi aku bisa sedikit lebih lega. Ditambah, semenjak Beomhyun berumur empat tahun, Beomgyu membuka toko bunga dengan modal dari ayahnya.

"Katanya Adek pengin lihat pertunjukan Barongsai," ucap Beomgyu saat aku baru pulang kerja dan menemuinya di toko.

"Ayah! Ayah! Mau lihat Barongsai!" teriak Beomhyun berlari ke arahku.

Aku menangkapnya, lalu kubawa ia dalam gendonganku sambil sesekali ku cium pipinya. "Anak Ayah mau lihat Barongsai? Boleh!"

"Asik! Ayo Ayah, sekarang! Kata Soojun sudah mulai! Kalau sore-sore bisa cepat-cepat selesai!"

Anak ini meracau lucu, aku jadi gemas sendiri. Matanya yang jernih dengan bulu mata lentik, persis seperti Beomgyu, membuatku melupakan semua masalahku.

Aku bergegas membawanya ke tempat pertunjukkan setelah mencium pipi Beomgyu untuk berpamitan. Senang kurasakan saat melihat binar bahagianya ketika sampai di tempat itu.

"Ayah! Ayah! Matanya kedip-kedip!" seru Beomhyun kegirangan.

"Kan capek kalau melek terus, Dek."

Beomhyun hanya tertawa, lalu kembali melihat ke arah pertunjukan. Untungnya tidak seramai seperti acara Inbox atau Hip-hip Hura di SCTV, jadi aku bisa lebih nyaman membawa anakku ke sini.

"Taehyun, kan?"

Aku menengok. Ahh ... tak ada yang menantikan, sungguh. Sosok si bajingan keparat ini tiba-tiba ada di sebelahku.

"Iya," jawabku singkat.

"Apa kabar?"

"Seperti yang kau lihat."

BAKING POWDER | Kumpulan Cerita TaegyuWhere stories live. Discover now