-9-

224 43 3
                                    

Sudah 2 Minggu beomgyu telah lewati. Ia duduk dilantai sembari bersandar di dinding ruang musik yang selalu menjadi tempat dirinya tenang, seluruh alat musik disusun berjejer apik. Sebuah piano bahkan terletak angkuh disana, biola besar atau bahkan drum semua lengkap disana.

Tetapi yang selalu menjadi favoritnya adalah sebuah gitar miliknya, yang bahkan sudah menjadi sahabat yang selalu mengisi kekosongannya. Bila ia kesepian, bila ia merasa kekosongan, maka jemarinya akan bergerak memetik senarnya. Menciptakan sebuah nada, adalah hal favoritnya.

Meski terdapat kenangan kelam didalamnya, tetapi beomgyu berusaha menyimpannya dan tidak untuk mengusiknya. Gitar itu, seolah bagian dari dirinya, jika beomgyu berusaha melepas gitarnya, itu sangat mustahil baginya. Seolah seperti melepas bagian tubuhnya secara paksa, itu sakit baginya.

Angin semilir memasuki jendela ruang musik tersebut, menerpa beberapa helai rambut pemuda tampan yang masih asik memainkan gitar. Ruang musik saat ini masih sepi, karena beberapa temannya sedang sibuk hal lain, suara teriakan para pemain rounders sedikit terdengar ditelinganya.

Beomgyu menghela napas, jemarinya mulai berhenti memetik gitar. Maniknya menatap lurus kearah depan dengan berbagai pikiran yang kemana-mana, ramai dan cukup mengusik konsentrasinya. Entah kenapa, akhir-akhir ini dirinya sangat suka melamun, apalagi diruangan yang tenang dan sepi seperti ruang musik ini.

Kepalanya ia ikut sandarkan di dinding, pikirannya mulai kembali terbayang sosok pemuda yang biasanya selalu mengusik dirinya. Entah itu menganggu, atau bahkan menyanyikan sebuah lagu disebelahnya.

Kang Taehyun, kemana pemuda itu?, Sudah 2 Minggu berlalu, tetapi masih belum ada tanda-tanda bahwa ia akan kembali masuk sekolah. Apakah ia berbohong?, Ah sebaiknya tidak berpikiran negatif, mungkin saja Taehyun masih harus banyak istirahat dirumah bukan?.

Jika boleh jujur, beomgyu merasa kesepian, meski ada soobin dan yeonjun yang menemaninya. Tetapi beomgyu selalu merasa kurang, tanpa Taehyun diantara mereka entah kenapa berasa aneh baginya. Beomgyu, mungkin dirinya merindukan sosok itu, pemuda dengan suara merdunya, dan senyumnya yang tampak bersinar indah dimatanya, ah bukan kah itu hal wajar?, Beomgyu dan Taehyun mereka selalu bersama, bukankah itu hal wajar jika ia merindukan sosok itu?.

Beomgyu rindu semua itu. Tawanya, senyumnya, suaranya, hal itu ingin selalu beomgyu dengar di telinganya. Beomgyu ingin melihatnya kembali, bahkan hatinya selalu berharap semoga ia kembali dipertemukan oleh sosok Taehyun. Baru kali ini, beomgyu menemukan sosok seperti Taehyun, yang sangat antusias kepada musik, seolah bahwa musik adalah bagian dari dirinya.

Musik bisa menenangkan, tetapi musik juga bisa membuat hatinya berkobar, sama halnya seperti Taehyun. Dimana ia menikmati musik dengan tempo Lambat namun merdu, ia akan tenang bak danau. Tetapi jika ia menikmati musik dengan tempo cepat dan sangat mengasikkan, maka Taehyun akan banyak tingkah, seolah seperti ada yang membakar energi pemuda tersebut.

Taehyun, adalah orang satu-satunya yang berhasil membawanya kembali kedunia musik, kembali untuk naik keatas panggung. Dengan penuh perkataannya yang begitu yakin, ia mampu membuatnya kembali bangkit. Taehyun adalah sinarnya, yang membantu dirinya untuk berjalan diantara kegelapan masa lalunya, dan Taehyun menjelaskan bahwa, meski ia berada didalam kegelapan, maka akan selalu ada bintang yang menyinarinya walau hanya sesaat.

Meski begitu, beomgyu juga masih merasa bersalah, ia bersalah kepada Taehyun dan semuanya. Saat mereka tampil dipanggung kemarin, itu masih sangat berbekas diotaknya, ia bodoh, dan ia masih terlalu memikirkan masa lalu saat itu. Ia takut jika Taehyun akan kecewa padanya, begitu juga teman-temannya. Itu semua salahnya, yang terlarut dalam kelamnya masa lalu, dan takut untuk menghadapinya.

_

Cahaya senja, mulai memancarkan sinar jingganya. Menghiasi seluruh kota dengan warnanya, bunga sakura masih bermekaran, helai-helai bunganya rontok dan jatuh ketanah dengan begitu indahnya. Beomgyu berjalan dengan punggung yang menenteng sebuah tas sekolah miliknya, untuk gitarnya ia tinggalkan diruang musik sekolah. Beomgyu meninggalkannya karena gitar tersebut memang ia sengaja untuk selalu ia gunakan disekolah, sedangkan dirumah ia memiliki gitar yang lainnya.

Hikaru nara -beomtae ✓Where stories live. Discover now