Precious Fox [9]

3.3K 575 65
                                    

"Mawu gak? Nwih," Ujar (name) dan tak menghiraukan ucapan Ayato, (name) menyodorkan Dango yang ada di tangannya. Tanpa berkata apapun Ayato langsung memakan Dango milik (name). "Enak kan??" Ujar (name). "Mhm..." Ujar Ayato, dan (name) mulai memakan dango terakhir.

"Makanan disini sangat enak semua, semoga daganganmu laris." Ujar (name) memberikan beberapa mora, namun di cegah oleh Ayato. "Pakai moraku saja." Ujar Ayato dan memberikannya kepada penjual.

"Haha... Terimakasih Lord Kamisato dan Lady Yae." Ucap penjual yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi Ayato dan (name) yang terlihat lucu.

"Baiklah, lalu kita kemana?" Tanya Ayato. "Ah! Aku lupa! Kau bilang ingin memperlihatkan aksesoris hewan kepadaku." Ujar (name).

"Oh itu, baiklah. Didepan sana ada penjual topeng dan aksesoris, kamu pilih yang mana saja aku yang bayar." Ujar Ayato. "Hee~ kenapa begitu? Aku punya lumayan mora." Ujar (name).

"Biar aku saja, kamu simpan saja mora punyamu." Ujar Ayato. "Tapi–,"

"Simpan."

"....Baiklah-baiklah, tidak usah memakai wajah menyeramkan seperti itu. Aku akan menyimpannya." ujar (name) mengalah. "Bagus," ujar Ayato dengan senyumanya.

Sampailah mereka di tempat aksesoris khas inazuma. Dan benar saja disana banyak topeng dan juga bando, jepitan dan aksesoris kecil lainnya.

"Wahh... kukira kau berbohong jika ada bando kucing." Ujar (name). "Aku tidak pernah berbohong," bohong, Ayato sering berbohong kepada adiknya dan juga Thoma.

"Aku mau ini!," Ujar (name). "Ambil saja yang kamu mau, aku yang akan membayarnya." Ujar Ayato.

(Name) dan Ayato kembali melihat aksesoris dan memilih yang menurutnya bagus dan membelinya.

(Name) akhirnya membeli 5 bando kuping kucing.

"Untukku, untuk kaka, untuk Ei-,sensei dan adikmu.", Jawab (name). "Satunya untuk?," Tanya Ayato. "Entahlah, beli saja." Ujar (name).

Setelah sampai di tempat penjualnya, (name) langsung menyuruh Ayato untuk membayarnya. karna (name) melihat warung ramen, (name) langsung menyeret Ayato dengan mengambil tangganya, padahal ia sedang melakukan pembayaran.

"Hey... Pelan-pelan," ujar Ayato. "Ayo makan ramen!," Ujar (name). "Seperti anak kecil saja... Untung sayang." Ujar Ayato, dan memperkecil suaranya dibagian akhir.

"Permisi! Kami ingin memesan 2 chicken shoyu ramen." Ujar Ayato. "Aku ingin yang Spicy!" Ujar (name).

"Baiklah, 1 chiken shoyo dan 1 spicy chicken shoyo," ujar Ayato. "Minumnya mau apa?" Tanya Ayato.

"Ocha!" Ujar (name). "Baiklah, 2 ocha, itu saja." Ujar Ayato.

"Baik, mohon di tunggu." Ujar pelayan. "Terimakasih." Ujar Ayato dan (name).

Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang, dan mereka mulai menyantap makanan mereka sambil berbincang.

"Akasuki," ujar (name). Ayato yang mendengar itupun melirik ke arah (name) yang sedang memakan ramennya.

"Kenapa?," Tanya Ayato. "Dia bilang akan menjadi pendampingmu. Apa itu benar?" Tanya (name).

"Benar, tapi aku menolaknya." Ujar Ayato. "Kenapa?," Tanya (name).

"Aku hanya ingin fokus dengan tugasku dan juga Ayaka." Ujar Ayato. "Tapi kelihatannya dia sangat tertarik padamu." Ujar (name).

"Sepertinya begitu, tapi aku sendiri tidak." Ujar Ayato. "Kenapa tidak?" Tanya (name).

"Aku tidak tertarik pada wanita." Ujar Ayato. "HAH?! KAU GAY?!" Teriak (name). "TENTU TIDAK! Dan tolong jangan teriak, kita berada diluar dan orang akan berpikiran aneh mendengar perkataanmu barusan." Ujar Ayato.

"Tapi kau bilang tidak tertarik pada wanita." Ujar (name). "Ya gak gitu, makanya dengar dulu sampai aku selesai bicara!." Kesal Ayato.

"Untuk sekarang aku masih belum tertarik dengan wanita apalagi menjalin hubungan yang seperti itu." Ujar Ayato. "Aku harus mengawasi Inazuma. Bukan dalam pertahanan saja, tapi juga festival dan kebudayaan Inazuma lainnya. Belum lagi Ayaka." Lanjutnya.

"Tapi bukankah sesekali kau harus beristirahat dalam bertugas, seperti hari ini. Yaa~ itung-itung untuk menghilangkan stress yang menumpuk karna tugas." Ujar (name).

"Ya, mungkin. Tapi aku sekarang tidak punya waktu banyak, mungkin hanya hari ini aku bisa bebas tapi besok aku harus mengurus festival Irodori." Ujar Ayato.

"Ahh, festival itu. Kakaku juga sedang sibuk dengan Yae Publishing karna festival itu. Mungkin hari terakhir aku akan coba kesana." Ujar (name).

"Kenapa hari terakhir?" Tanya Ayato. "Aku sibuk," jawab (name).

"Sok sibuk ya," ledek Ayato. "Tsk... Aku ini benar-benar sibuk tau?! Aku harus berlatih supaya bisa memukul Ei dan Raiden." Ujar (name).

"Hahaha, kamu lucu sekali. Kamu ingin coba memukul Archon? Yang benar saja." Ujar Ayato. "Hey, kepala Archon aja ku coba pukul apa lagi kepala mu," smrik (name).

"Coba saja kalau berani." Ujar Ayato, dan kembali memakan ramennya.

Setelah beberapa menit merekapun selesai makan dan memutuskan untuk pulang karna hampir malam.

"Baiklah, Lord Kamisato. Sepertinya kita harus pulang?" Ujar (name). "Benar, kalau begitu aku harus membayar ini dulu. Bisakah kamu menunggu sebentar, Lady?" Tanya Ayato, dan (name) menganggukan kepalanya.

Diperjalanan mereka sedikit berbincang mengenai irodori festival yang akan diadakan besok lusa, dan (name) kurang paham mengenai sejarahnya tapi (name) rasa festival ini akan besar dan meriah.

Sampailah mereka di perbatasan akhir Konda Village. Dan memutuskan untuk berpisah karna rumah mereka tidak searah.

"Ah, (name)." Panggil Ayato. "Hmm?" Ujar (name).

Ayato mengeluarkan sebuah box kecil dan memberikannya kepada (name). "Apa ini?" Tanya (name).

"Hadiah, kupikir itu cocok untukmu. Bukalah saat sudah sampai rumah." Ujar Ayato. "Hm? Kapan kau menyiapkannya? Omong-omong, Terimakasih." Ujar (name).

"Sama-sama," ujar Ayato, "kalau begitu kita berpisah, sampai jumpa di hari akhir festival." Lanjut Ayato.

"Ah! Tunggu." Ujar (name). "Hadiah untukmu dan Ayaka." Lanjut (name) memberikan totebag kepada Ayato.

"Hm? Terimakasih," ujar Ayato. "Kupikir itu cocok denganmu dan Ayaka. Jadi saat festival ayo memakainya bersama!" Lanjut (name). Ayato berniat untuk melihat isi tas tersebut tetapi ditahan oleh (name).

"Buka saat sudah di rumah." Ujar (name). "Dan juga ada surat disana. Jangan lupa dibaca," lanjut (name), mengubah dirinya menjadi Rubah dan langsung pergi meninggalkan Ayato yang masih berdiam diri.

"Sejak kapan dia menulis surat?," Ujar Ayato. "Lalu kenapa dia mengubah bentuknya menjadi rubah?!," Bingung Ayato. "Tapi lucu sih, gapapa. Tskr." Lanjut Ayato dan langsung berjalan kerumahnya.





















/(Name) Fox mode/
Ayato : Tskr 🙏🏻

Anw kemarin-kemarin aku baru sadar kalo 'Akane' itu nama bapacknya, nama marganya 'Akasuki' maaf ya ehehe

Precious Fox 【Kamisato Ayato X Readers】Where stories live. Discover now