chap. 1

390 42 4
                                    

Disebuah sekolah pulau rintis, nampak ada ttm alias Trio Trouble Maker yang sedang lesu karna gabisa pulang

Why?

Karna hujan deras yang sekarang sedang mengguyur pulau itu
Padahal siang tadi cerah-cerah aja kea masa depanku.ygy, tpi begitu jam pelajaran usai hujan tiba-tiba datang ga di undang padahal bukan jelangkung, mengguyur pulau rintis membuat mereka mau tak mau harus berada disekolah, setidaknya sampai hujan mereda

"Huaa bosen bangett.." ucap sang manik safir menguap ngantuk karna saat ini posisinya nyender di kakak nya yaitu Halilintar yang saat ini sedang membaca buku novel yang dipinjamnya dari perpustakaan sekolah

"Yaudah, main sana sama Blaze sama Thorn" saran Hali namun tak dihiaraukan oleh Taufan

"diterobos aja napa, daripada nunggu lama banged" saran Taufan

"Gaboleh kak, menurut pengalamanku kalo kita main hujan disaat siang cerah seperti saat ini yang ada kita nanti demam" nasihat Blaze

"iya iya.."

"kak Hali, pinjem jaket, dingin ni" ucap Taufan

"emang jaket mu mana?" tanya Hali

"hehe, hi-lang?" jawab Taufan

"ga"

"ih, pelit banget, ati-ati loh ya katanya tetangga kalo pelit-pelit nanti kuburannya sempit" ujar Taufan

"heh, doain kakaknya mati ya?" ucap sang adik, yakni Gempa

"engga, itukan katanya tetangga" jawab Taufan dengan santuy dan Gempa hanya menghela nafas lelah atas sikap Taufan
.
.
.
.
.
Beberapa jam kemudian, hujan masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda

Taufan yang bosan pun hanya tiduran santuy di paha Hali yang sekarang masih sedang membaca novelnya, dengan satu tangan
Satunya lagi buat ngelusin rambut Taufan
Sedangkan Gempa rapat osis, Blaze dan Thorn di kantin, Solar ada di lab. ipa dan Ice...apalagi? Molor is him life.ygy

"kapan si hujannya selesai? Keburu ngantuk neh" ucap Taufan menguap ngantuk

"dari tadi ngeluh mulu, sana kekantin bareng trio-mu" suruh Hali

"males"

"perasaanku aja atau kau memang mulai mirip sama ice ni?"

"perasaan kak Hali aja kali" jawab Taufan tak terima dibandingkan dengan Ice

Lalu tak lama Taufan pun bangkit, membawa tasnya yang sudah diberi jas hujan tas

"mau kemana?" tanya Hali

"mendaki gunung, lewati lembah" jawab Taufan dan dibalas tatapan datar oleh Hali

"terserah" dan tatapannya kembali pada novelnya

"yodah, terserah aku ya?" tanya Taufan

"gausa aneh-aneh" jawab Hali

"cuih. Katanya terserah aku, kek ceue aja kak Hali ini" cibir Taufan

"y"

Namun, tak ada yang menyadarinya, Taufan diam-diam pergi berlari menerobos hujan deras, bahkan sempat-sempatnya dya main hujan, anak durkaha emang/ditabok
. .
Skip time
. .
"Nahkan, besok-besok kalo hujan diulangi lagi ya kak?" ucap Gempa, sang adik bijaksana yang saat ini sedang mengompres-i kakaknya-Taufan-

"ulangin aja terus, capek tau ngga nyari sana-sini taunya dah balik duluan, dah dibilangin gausa sok nerobos hujan, kan dapet sendiri akibatnya" protes Hali, bukan karna ia marah
Tapi ia khawatir saat tau adiknya tidak ada disekolah sama sekali, menyari kesana-kesini dibantu oleh 5 adik-adiknya, hingga saat hujan reda ia pun langsung berlari menuju rumahnya
Dan benar saja dugaannya, Taufan ada dirumah, duduk santuy di tv kek ga ada beban dan rasa salah sambil menutupi tubuhnya dengan selimut tebal yang ia ambil dari lemari Gempa
Tak sampai sehari setelah itu Taufan pun demam

Ketika Taufan SakitWhere stories live. Discover now