141 - 142

688 60 0
                                    

141

"Mengapa kau bertanya sesuatu seperti itu?"

Meskipun mengatakannya dengan blak-blakan, Vivian mengangkat tangannya yang lain dan mulai membelai punggung tangan Knox. Suhu hangatnya mencairkan kondisi dingin di punggung tangan Knox.

"Aku tidak pergi. Lagipula aku tidak ada hubungannya dengan dia."

"Benarkah.........?"

"Kau tidak akan percaya apa yang aku katakan?"

"Tidak mungkin. Tidak peduli apa, aku pasti akan percaya padamu. "

Bahkan jika itu hanya kebohongan, cara Knox berbicara tampak cukup serius. Vivian tahu bahwa Knox bukan pria yang akan menyemburkan omong kosong. Vivian ragu-ragu sejenak sebelum ia menggerakkan jari kelingkingnya dengan hati-hati.

"Bahkan jika aku memberitahumu bahwa aku bukan Vivian?"

"Aku berjanji kepadamu. Tidak peduli apa yang kau katakan, aku akan mendengarkan semuanya dan mempercayainya. "

Knox bersumpah untuk menutupi kesalahan masa lalunya — saat dimana ia tidak percaya padanya. Sambil menatap mata Vivian, ia memisahkan bibirnya yang bengkak dan kata-kata yang selalu ingin ia ucapkan berkali-kali saat itu.

"Maafkan aku, Vivian."

"Apa yang membuatmu meminta maaf?"

"Karena tidak mendengarkanmu saat itu."

Vivian segera berhenti memainkan jarinya. Entah bagaimana, tangan yang sehangat miliknya telah masuk di antara jari-jarinya.

"Karena tidak percaya padamu. Aku minta maaf karena membuatmu mengungsi ke tempat yang jauh ini dan menyebabkanmu menderita. Aku seharusnya menyadari perasaanku lebih awal."

"......Knox."

"Aku mencintaimu."

Itu hanya kalimat sederhana.

Keheningan sejenak secara bertahap membuat ruang hanya untuk dua orang itu. Bahkan sebutir debu pun sepertinya mendengarkannya tanpa membuat satu gerakan pun.

Knox berbisik manis sekali lagi sambil memegang tangan Vivian yang sekarang akhirnya bisa ia raih.

"Vivian, aku jatuh cinta padamu."

Inikah rasanya kehabisan nafas?

Sinar matahari yang menembus jendela telah menutupi wajah Knox. Seolah menyampaikan bahwa semua ini hanyalah mimpi, cahaya mulai menyebar di depan matanya. Suara yang keluar dari tenggorokannya terasa seperti bukan darinya sama sekali.

"Aku bukan Nona Muda Alexia."

"Aku tahu."

"Aku juga bukan Countess Muda."

"Ya."

Mata Vivian mulai berair mendengar jawaban tenang Knox.

Hal-hal yang selalu ingin ia katakan sejak ia menyamar sebagai Alexia. Segala sesuatu yang ia ingin katakan di depan Knox dengan suara aslinya sendiri, tanpa fasad apapun, sedang direalisasikan sekarang.

"Aku juga bukan orang kaya dan pintar—seseorang yang bermanfaat bagi keluargamu."

"Itu tidak benar."

Knox menyangkal kata-kata Vivian.

"Keberadaanmu sendiri akan membuat keluargaku makmur."

Kediaman Grand Duke tanpa Vivian terlalu suram. Itu adalah fakta yang tidak ia sadari sama sekali sampai Vivian datang.

The Monstrous Grand Duke's Fake LadyWhere stories live. Discover now