BLACK DOOR

224 47 48
                                    

Happy Reading


⚠️


Kedaan saat ini semakin terasa kacau dengan Fajri yang mulai menyerang semua orang dengan brutal, hingga mereka tak memiliki pilihan lain selain melarikan diri dan bersembunyi.

Korban luka semakin menumpuk dan beberapa diantaranya bahkan sudah tak dapat bangkit lagi.

"Aji STOP!" teriak Fiki yang tampak mencoba mendekat kearahnya namun dengan sekejap, batang besi yang berada di dalam genggam Zweitson melayang seketika dan dengan cepat menuju ke tempat Fiki berada.

JLEB....

Tangan  Fiki bergetar hebat tatkala tetesan darah mulai menetes di tangannya, cipratan darah pun sedikit tertera di wajahnya hingga akhirnya sebuah tangan menghapusnya dengan sedikit bergetar.

"Jangan takut... Fiki aman sekarang, gak...akh... gak akan ada yang bisa nentuh Fiki... disaat Farhan berada di sampingnya,"

Air mata Fiki mengalir seketika, tangannya bergetar hebat menyentuh batang besi yang kini masih tertancab menembus tubuh Farhan.

"Enggak... gak mau...hiks...bang jangan, jangan MATI... GUE GAK MAU, " tangisan Fiki semakin menjadi disaat tubuh Farhan sudah mulai kehilangan keseimbangan hingga akhirnya hanya bisa terduduk dan bersandar kebatang pohon yang berada di dekatnya.

"Enggak... gue gak akan mati, tugas gue... belum selesai Fik,"

Disisi lain Fenly termenung sesaat menatap kondisi Farhan dan teman-temannya saat ini, rasa menyesal, amarah, dan sedih kini telah bercampur aduk didalam hatinya.

"Sudah cukup... semuanya harus selesai sekarang!" batin Fenly

.

.

.

"Sudah saatnya... bawa aku pergi... jangan sakiti mereka! Jika kehidupan baru setelah kematian memang benar adanya... bukankah kau bisa membawaku dan memperbaiki apa yang ingin kau perbaiki selama ini... mama ayo kita pergi," ucap  Fenly yang terus berusaha mendekati Fajri hingga akhirnya berhasil mendekapnya dalam pelukan yang erat.


Aura hitam yang awalnya menyelimuti tubuh Fajri perlahan mulai memudar bersamaan dengan rasa sakit yang Fenly rasakan tepat pada jantungnya, yang semakin lama semakin berdetak kencang hingga membuatnya sedikit kesulitan untuk sekedar bernafas.


"Kakak sayang Aji, jika setelah ini kakak benar-benar melanggar janji, kakak minta maaf ya... aji boleh benci kakak, tapi Aji jangan pernah menyalahkan diri sendiri... tetap jadi anak yang baik ya, tetap jadi kebanggaan kakak dan keluarga... hingga suatu saat nanti Aji sudah berkeluarga... Aji  harus tetap jadi orang yang bijak, yang dapat menerima pendapat dari semua orang, begitupun jika Aji berada di lingkungan kerja suatu hari nanti... untuk saat ini, kakak hanya bisa membayangkan... bisa menemani adek disetiap langkah yang akan adek tuju nantinya... kakak sayang adek, hiduplah dengan baik ya adik kecil kesayanganku"


Ucap Fenly hingga akhirnya tubuh Fajri pun ambruk dan terbaring lemah diatas tanah, Fenly berbalik menatap teman-temannya yang tampak ketakutan. Ekspresi yang kini mereka tujukan sudah dapat Fenly bayangkan sebelumnya.

"ARGHH"

Angin datang semakin kencang hingga beberapa pohonpun tumbang dibuatnya, bersamaan dengan tubuh Fenly yang mulai melayang dan mengeluarkan aura hitam kelam disekitarnya.

Ridwan, Zweitson dan Fiki segera berlari mendekat dan menahan tubuh Fenly hingga akhirnya kakinya kembali menyentuh tanah,...namun lagi dan lagi angin kencang menghempaskan mereka dan kembali memporak porandakan beberapa pohon di sekitarnya.

BLACK DOOR ✅Where stories live. Discover now