13; Trending

711 136 9
                                    

Jangan lupa vomment (●''●)
.
.
.
.
.

Jaechan merasakan hangat di sekujur tubuhnya. Lelaki manis itu mengusak matanya beberapa kali sebelum tersadar perutnya kini dikalungi oleh tangan dari belakang ;memeluknya dengan erat.

Seoham hyung ?

Jaechan mendesah merutuki dirinya sendiri. Kemarin ia bosan dan iseng masuk ke kamar Seoham. Bagaimana bisa ia ketiduran di kamar pria itu ? sangat memalukan.

"Sudah bangun ?"

Suara serak dibelakangnya membuat Jaechan tersentak kaget. Kepalanya langsung menoleh ke arah pria yang baru saja bersuara.

"Hyunggg...." rengeknya tiba tiba. Jaechan teringat bahwa kemarin Seoham kabur dari rumahnya pagi pagi sekali. Mereka tidak sempat bertemu, Seoham sudah menghilang begitu saja. Membuat Jaechan kesal dan juga khawatir.

"Ada apa, bayi manis ?" Semakin cemberut Jaechan melepaskan diri dari pelukan Seoham. Mendudukkan dirinya diatas kasur. Lalu menatap tajam ke arah yang Seoham pun tak tahu ke arah mana, yang pasti itu ditujukan padanya.

"Kemarin hyung bolos kemana hah ?" Tanyanya penuh penekanan.

Seoham tertawa gemas lalu menarik tangan Jaechan untuk kembali berbaring di sebelahnya. Lelaki manis itu menurut, dan kini mereka berbaring bersebelahan.

"Aku bertemu dengan sahabatmu, Munik"

"Hah benarkah ?! Tunggu— bagaimana hyung tau kalau dia adalah sahabatku ?"

Jaechan yang baru saja berbaring langsung kembali ke posisi duduknya. "Rahasia. Pokoknya aku tahu banyak tentangmu" Jawab Seoham sambil tertawa bercanda. membuat pria manis di depannya mencebik kesal.

Tapi kemudian mata Jaechan kembali berbinar. "Dia masih mengingatku ?" Lanjutnya lagi penasaran.

"Tentu saja, mau bertemu dengannya ?"
Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan antusias Jaechan.


Jantung Jaechan berdegup kencang. Kini dirinya dan Seoham berada di depan pintu apartment Munik; sahabatnya dahulu.

Jaechan ingin sekali mendengar banyak cerita tentang mereka karena ia melupakan sebagian dari itu semua. Memikirkannya membuat Jaechan sedih, bagaimana bisa dia melupakan momen momen berharga itu ?

cklek

"Ayo masuk—"

Suara pria bersurai coklat muda itu terhenti ketika melihat sosok di depannya. Tenggorokkannya seperti tercekat begitu melihat Jaechan ;orang yang belakangan ini ia tangisi.

Kediaman Munik membuat Jaechan jadi gugup. Kenapa Munik berhenti bicara ? Apa dia tidak mau menemuinya ? Apa Munik sudah lupa dengannya ? Sekelebat pikiran buruk muncul di benak Jaechan.

Tapi sedetik setelah itu semua firasat buruknya dihempas jauh jauh ketika tubuhnya hampir oleng karena pelukan lelaki di depannya.

Hangat.

"Jaechan !? A-aku sangat merindukanmu ! " Ucapnya agak teriak. Munik memeluk erat Jaechan ;tidak ingin kehilangan sahabatnya lagi. Isak tangis yang Munik keluarkan membuat Jaechan terkaget.

BlindSpot • Suamchan [✓]Where stories live. Discover now