Awang-awang

5 2 0
                                    

Jika kau tanya, darimana aku mulai mencintaimu? Tentu aku tak dapat menjawabnya. Jika kau tanyakan padaku, apakah ada rasa yang sama sebelumnya? Tidak, hanya sebagian rasa kagum, lalu rasa rindu, selanjutnya adalah rasa aneh yang tak pernah ku temukan sebelumnya.

Sebelumnya aku tidak ingin mengklaim bahwa rasa itu adalah cinta, namun aku merasa rasa itu semakin besar bersamaan dengan rasa kagumku.

Jika kau tanya rasa mana yang tumbuh terlebih dahulu? Akan ku jawab, rasa aneh itu. Seolah dari awal aku memang ditakdirkan untukmu dan hanya mencintaimu. Selain itu hanya rasa kagum untuk orang lain. Sampai-sampai aku tak tahu rasa aneh apa yang muncul.

Tentu aku selalu kembali kepada prinsipku, untuk ke sekian kalinya aku tidak akan merendahkan standarku hanya karena kagum pada suatu hal dari seseorang.

Namun, Sang Pencipta selalu menunjukkan bagian lain darimu untuk memenuhi standarku. Penuh, bahkan yang engkau lebih dari standar minimal yang ku buat. Sempurna menurutku, hanya beberapa hal yang masih kelabu.

Namun aku bertanya-tanya kepada-Nya. Apa betul Engkau menetapkannya, Tuhan? Atau Engkau hanya memancing dan mengujiku dengannya? Apa Kau beri juga rasa aneh itu untuknya terhadapku Ya Rabb?

_________________
,

_________________

"Barangkali kamu menjadi perantara bagi seseorang untuk menjadi baik."

Bila aku memilih, tentu aku akan memilih yang terbaik. Perantara bukan berarti membersamai kan? Barangkali Dia mengizinkan aku bersama orang yg menjadi perantara juga dalam kebaikan. Lagipula kau bukan siapa-siapa, yang bisa menyuruhku, bahkan sekedar untuk memintaku bersamamu. -seseorang yang ku temui di suatu waktu.
______________________
,
______________________

Ketika aku berpikir kembali menggunakan logika.. Rasanya menjadi milikmu adalah suatu hal yang eksklusif. Bahkan mencintaimu adalah suatu keberuntungan yang besar.

Namun jika ditelusuri lebih jauh, bukannya hampir semua mimpiku adalah besar? Apalagi sosok yang aku sembah dan membersamaiku dari lahir hingga sirna, hingga nanti jika aku hadir kembali pada keabadian dan Dia akan tetap membersamai, Dia adalah sesuatu yang teramat besar, suci, dan indah kan?

Lalu, untuk apa aku risau pada sesuatu yang belum tentu aku ditolaknya? Manusia ciptaan-Nya...

_________________

.
.
.
.
.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Renjana BimantaraWhere stories live. Discover now