𝔻𝕒𝕪 𝟞

66 4 2
                                    

✾Study Date✾

✾Kita Shinsuke x reader✾

——————————————
Ingin sekali rasanya (Name) menghilang dari bumi. Coba bayangkan. Pagi hari dia telat bangun hingga akhirnya terlambat masuk sekolah, begitu masuk kelas dia lupa bawa buku PR, ada ulangan harian kimia dan matematika di jam-jam terakhir, dan yang lebih membuatnya tertekan adalah tugas yang menumpuk bagai gunung Fuji. Hal ini menambah beban hidupnya.

Untung saja dia memiliki tetangga bernama Kita Shinsuke. Alhasil dia pun bisa meminta bantuan dengan peringkat satu di sekolah. Ya walau tiap hari harus mendengar ocehan emak yang membandingkannya dengan Kita. Mau gimana lagi coba? Raga ini sudah menyatu dengan kasur, sulit rasanya untuk bangun bahkan hanya untuk mandi.

"Bagaimana? Sudah paham?" tanya Kita kepada (Name). Saat ini Kita sedang mengajari (Name) mengerjakan soal Fisika yang panjang dan lebar. Tentu saja karena kapasitas otak yang tak bisa bersanding dengan Kita, (Name) pun tidak paham dengan apa yang Kita jelaskan kepadanya.

"Tidak paham ya..." gumam Kita.

"Maaf, sepertinya otakku cuma lancar di pelajaran halusinasi."

"Ada pelajaran halusinasi?"

"Eh?! Y-ya enggak, itu cuma bercanda!"

Tolong maklumi, candaan orang jenius berbeda dengan candaan orang awam.

"Baiklah akan ku jelaskan sekali lagi oke?" ucap Kita lalu mulai menjelaskan dengan sangat detail.

Jangan berpikir (Name) akan mendengarkan. Karena sebenarnya gadis itu cuma diam menatap wajah Kita yang tampan. Dimulai dari gaya rambutnya yang sopan, tatapannya yang dalam, suaranya yang lembut namun tegas, serta aura kejeniusannya yang kuat. Benar-benar seperti wibu! Eh? Maksudku benar-benar seperti murid teladan.

"Sudah paham?" tanya Kita sekali lagi. (Name) tersenyum.

"Belum." Jawaban yang agak membagongkan. Kita terdiam lalu berpikir sejenak.

Lelaki teladan itu pergi ke dapur lalu membawakan beberapa camilan untuk (Name). Lihatlah dia, sudah seperti menantu idaman emak-emak. Sayang sekali emak (Name) punya anak tukang rebahan, halu, dan tukang ngegacha. Bisa-bisa nanti Kita yang ngurus kebutuhan rumah dan juga kerja. Kan aneh.

"Eh? Gak usah bawain jajan segala!" ucap (Name) terlihat menolak namun tangannya sudah mengambil kerupuk seblak.

"Tapi kau memakannya."

"Ehehe~"

Setelah mengisi perut dengan camilan-camilan pedas, asin, dan manis, mereka pun melanjutkan kegiatan belajar bersama mereka.

Apa kalian bisa bayangkan? Coba bayangkan Kita Shinsuke yang menjelaskan dari A-Z daritadi sedangkan (Name) malah ketiduran sanking tertekannya.

Namanya juga matematika yang merupakan ilmu yang mematikan. Tapi karena Kita yang ngajarin, ya gak papa lah.

Kita menoleh, Ia kembali terdiam saat melihat (Name) yang tertidur nyenyak. Ia pun merapikan buku-buku yang berserakan. Tak lupa dia juga membuang bungkus camilan yang dibiarkan begitu saja oleh (Name).

Setelah mejanya bersih, Kita langsung menggendong (Name). Ia bawa gadis itu pulang ke rumah gadis itu. Kita langsung dipersilahkan masuk oleh Ibu (Name). Tanpa basa-basi Kita langsung membawa (Name) ke kamarnya lalu menaruhnya pelan-pelan di kasur. Bukan hanya itu, Kita juga menyelimuti tubuh (Name) dengan selimut.

Setelah selesai lelaki tersebut berdiri, lalu pergi meninggalkan (Name) yang tidur dengan posisi layaknya reog. Tak lupa Ia juga berpamitan dengan Ibu (Name) dengan sopan nan santun.

Keesokan harinya. (Name) langsung menemui Kita.

"Kenapa kemarin tidak membangunkanku saja?! Aku kan jadi tidak enak hati..."

"Tak apa." jawab Kita singkat.

"Tetap saja! Begini saja, kau mau apa? Untuk balas budi aku ingin mengabulkannya." tawar (Name). Kita nampak berpikir sejenak lalu tersenyum.

"Mau study date lagi? Kali ini dirumahmu saja."

"... E-eh?!"

Ya begitulah kira-kira cuplikan kegiatan belajar hari itu. Setelah kejadian tersebut (Name) dan Kita jadi sering melakukan study date. (Meski sebenarnya (Name) gak paham dengan apa yang dijelaskan Kita.).
__________________________

Fluff week || Pungut ProjectWhere stories live. Discover now