0.1

60 5 1
                                    

"Sakaa...bangun"

Sakala menggeliat tak suka, siapa yang berani mengganggu tidurnya sepagi ini. Ia masih sangat mengantuk. Kedua matanya begitu berat akibat semalaman mengerjakan tugas dan baru selesai pukul 3 dini hari. Dan sekarang waktu tidurnya harus di ganggu oleh—

"Apasih, Ray.. gua masih ngantuk" sahut Sakala lirih ketika netranya sedikit terbuka untuk melihat kiranya siapa yang mengganggunya.

"Ngantuk-ngantuk, udah jam berapa ini. Lo janjian sama gua jam 9 Saka... ini hampir jam 10"

Rayhan protes namun Sakala tak acuh dan memilih kembali tenggelam di dalam selimutnya. Membuat Rayhan berdecak kesal melihat kelakuan sabahatnya itu.

Sebenernya Sakala ingat jika hari ini mereka akan nonton bersama. Hanya saja karena tugas yang menumpuk begitu banyak membuat Sakala harus begadang. Salahkan dosen-dosen yang memberi tugas secara tidak manusiawi itu.

"Lo tidur jam berapa sih emang?" Tak bisa tinggal diam, Rayhan kembali menarik selimut yang Sakala kenakan. Tak lupa menarik tangan Sakala agar si empunya terduduk.

"Ray... ngantuk..." rengek Sakala begitu merasakan badannya dipaksa untuk duduk. Matanya masih terpejam erat, bibirnya mengerucut kesal.

"Gak ada ngantuk-ngantuk. Bangun terus mandi" suruh Rayhan mutlak.

"Rese lu" Sakala mengalah. Dengan susah payah mengumpulkan semua kesadarannya dan bangkit menuju kamar mandi.

Jika saja bukan Rayhan, ia sudah mengeluarkan seluruh amarahnya. Lagian mana bisa Sakala marah pada Rayhan.

"Lo beli tiket yang jam berapa, Ray?"

Saat ini Rayhan dan Sakala sudah diperjalanan menuju salah satu mall yang sering mereka berdua kunjungi. Sakala dengan setelan santainya, celana jeans panjang berserta hoodie kesayangannya. Ciri khas Sakala sekali.

Sedangkan Rayhan memilih menggunakan kaos biasa serta dibalut kemeja dengan kancing yang terbuka ditambah celana jeans. Perpaduan yang sangat sempurna pada tubuh Rayhan.

Perjalanan tidak terlalu jauh, kurang lebih 15 menit. Maka dari itu Sakala tidak bisa tidur di perjalanan. Bisa-bisa saat ia baru saja memejamkan mata, mereka berdua sudah sampai tempat tujuan.

"Jam 3 sih"

Sakala mendelik mendengar jawaban Rayhan. Apa-apaan anak ini, "Lo gila ya? Beli tiket jam 3 tapi bangunin gue sepagi itu" protesnya.

"Pagi apanya sih, udah jam 10 itu Sa" sanggah Rayhan sedikit melirik ke Sakala.

"Itu pagi Rayhan... gua semalem begadang ngerjain tugas. Jam 3 baru selesai" Masih dengan nada yang sedikit kesal, Sakala menjelaskan kepada Rayhan.

Terlihat Rayhan menghembuskan nafas, sepertinya rasa bersalah muncul padanya. Tangan kiri Rayhan terulur mengusap punggung tangan Sakala yang berada di atas pahanya.

"Iya maaf. Kenapa semalem gak minta gue buat temenin lo?"

"Enggak, yang ada gua makin lama selesainya. Soalnya pasti lo ajak ngobrol"

Rayhan terkekeh, "iya juga ya"

"Nanti makan dulu, gue laper belum sarapan" pinta Sakala dan dibalas anggukan oleh Rayhan.

Setelahnya Sakala memilih diam, begitu juga dengan Rayhan. Hanya ada suara lantunan lagu yang berputar didalam mobil. Sakala sibuk memperhatikan keluar sedangkan Rayhan fokus menyetir. Ternyata jalanan lumayan ramai membuat perjalanan mereka sedikit lebih lama.

Sedikit bosan, Sakala memilih memainkan handphonenya. Sekaligus mengabari sang kekasih jika hari ini ia pergi bersama sahabatnya. Sedikit ada keraguan sebenarnya sebab terakhir kali ia hanya mendapat jawaban singkat oleh kekasihnya. Namun, apa salahnya jika ia tetap mengabari.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You see friends I see lovers - HeeHoonWhere stories live. Discover now