9

4.7K 478 76
                                    

"Hyun," bisik Doyoung sambil menyikut lengan Jaehyun.

"Hm?" Jaehyun menoleh sekilas. Kembali lagi sibuk dengan catatannya.

Doyoung menggigit bibir, menatap dosen yang tepat berada dihadapan mereka. "Gua tiba-tiba khawatir sama Jeno."

Jaehyun berhenti sejenak. Menatap Doyoung tepat ke mata. "Jangan bilang kayak gitu, dong. Gua ikutan khawatir, kan."

Doyoung tak menyahut. Menggigiti ujung bolpoin dengan pikiran dipenuhi Jeno yang kini sendirian di rumah. "Kenapa gua gak nyuruh temen-temennya aja ya buat nginep?" Gumamnya. Tapi kemudian menggelengkan kepala saat ingat bahwa ini sudah malam. "Jeno pasti baik-baik aja, Doy!"

"Selebihnya kalian urus proposal ini," dosen berkacamata itu menyodorkan buku besar kearah Jaehyun. "Saya akan ke ruang aula. Kalau sudah selesai kalian juga langsung ke sana, oke?"

"Baik, pa." Jawab keduanya kompak. Dosen itu mengangguk, keluar ruangan sambil membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot.

Doyoung mengembuskan napas berat. Melepas kacamata lalu membersihkan kacanya dengan ujung kemeja.

"Ngeliat Doyoung kayak gitu... gue makin kepikiran sama Jeno," batin Jaehyun. Matanya mengedar ke penjuru ruangan, lantas menggelengkan kepala saat pikiran buruk bersarang dibenaknya. "Kita bikin rencana apa, nih? Biar nantinya anak-anak gak pada bosen." Kata Jaehyun mengalihkan pembicaraan—sebenarnya mengalihkan pikirannya sendiri.

"Ha? Em ... apa ya? Kalo ngikutin rencana anak-anak taun kemaren terlalu mainstream, gak?" Doyoung malah balik bertanya. "Arghhh tau lah, ribet banget anjink jadi panitia."

"Mending kita kolektifan sama yang laen," kata Doyoung sambil berdiri. Jaehyun hanya mengangguk dan mengikuti Doyoung keluar ruangan.

.

=

.

Renjun bersama yang lain berada disebuah parkiran asrama. Mereka tau informasi apartemen Jaemin dari Seungmin, itupun dipaksa buka suara setelah menghajarnya habis-habisan.

"Lo yakin Jaemin ada di asrama-nya?" Tanya Baejin.

"Gue yakin," kata Renjun sambil menoleh menatapnya. "Tadi juga Seungmin bilang, kan, kalo dari siang si Jaemin gak pulang ke asrama? Gue yakin banget dia ada di sini."

Baejin mengangguk paham. Lanjut berjalan dengan Renjun dan Hyunjin sebagai pemimpin.

"Tapi kalo semisal kita gagal, nih, trus apa yang mau lu ambil buat langkah selanjutnya?" Tanya Younghoon tiba-tiba. Tangannya merangkul bahu Baejin yang hanya berdecak lidah.

"Apa yang kita lakuin?" Hyunjin menatap langit-langit koridor, mengelus dagu seolah berpikir, "cari Jaemin kemanapun dia pergi! Sebelum kita bisa culik Jaemin, pantang buat kita untuk nyerah. Lu paham, kan?"

"Hm..." Younghoon hanya bergumam, setelahnya mereka berjalan dalam hening, sampai masuk lift-pun mereka benar-benar tenggelam dalam kesunyian.

.

=

.

"ANJING!" teriak Jeno kesal. Menatap Jaemin yang mendengus kecil. Jeno kembali berdiri, tapi sebelum itu terjadi, kaki Jaemin menekan dadanya kuat-kuat hingga itu membuat tubuh Jeno kembali terlentang diatas kasur. Kalaupun Jeno memaksa bangun, yang ada dadanya semakin sesak karena Jaemin injak.

"MAU LO APA BANGSAT?!" Jeno berusaha menyingkirkan kaki Jaemin, tapi cowok itu menambah kekuatan membuat Jeno nyerah dan membiarkan kakinya menginjak dadanya sendiri.

I Like You, bastard! [JAEMJEN] ✓✓Where stories live. Discover now