07 : Sakit [L]

1.6K 174 52
                                    

ya kembali lgi dgn menyiksa Chou -auth
sial -chou

***

"nghhn!! Akhh!"

Chou meremas sprei kasur dengan kuat, ia melirik tajam kearah Paquito. Di sisi lain, Paquito masih sempatnya untuk menyalakan sebatang rokok. Ia memegang erat pinggang Chou, dan kembali bergerak.

'pria ini.. brengsek.' pikir Chou sembari memejamkan matanya erat, "sayang sekali kan, jika hal ini dilewatkan? Berhub anda tidak bisa banyak bergerak juga.." ucap Paquito sembari menatap perban di lengan kiri Chou.

Ia tersenyum miring sekilas, lalu memegang lengan Chou yang di perban. "Akh!! Sakith!" Keluh Chou, Paquito terdiam menatapnya. "Cengeng sekali ya.." ucapnya, Chou menatapnya tajam.

"C-Cengeng..?! Hanya.. orang gila... Yang memaksa seseorang bersetubuh dengannya, padahal.. jelas-jelas saya dalam keadaan terluka.." balas Chou, Paquito menatapnya datar.

"Loh, bukannya itu bagus?" Chou menaikkan satu alisnya, ia masih menatap Paquito dengan tajam. "Justru itu alasan saya menyetubuhi anda, di saat sedang terluka." Lanjutnya menyeringai kecil, Chou berdecih.

'padahal saya sudah berpikir untuk membuka hati, rupanya pria ini tetap brengsek.' pikir Chou.

Tiba-tiba Paquito menjambak rambut Chou, "akhh!!" Chou reflek terkaget lalu meringis kesakitan. "Bangun." Perintah Paquito, Chou perlahan bangun dengan terpaksa.

Chou dipaksa berlutut melainkan Paquito masih berada di belakangnya, "oh lihatlah, penis mu menganggur." Ucap Paquito dan menyekram pipi Chou.

Ia mematikan rokoknya di tempat, lalu mengambil sebuah perban bekas. "A-Apa yang ingin kau lakukan..??" Tanya Chou, Paquito meremas ujung milik Chou. "Aghh!!" Chou reflek memejamkan mata erat, ia menyekram lengan Paquito.

"Bagaimana kalau kita ikat.. disini..?"

"J-janganh- hentikan-"

Mata Chou seketika berkaca-kaca, tepat saat Paquito melilit perban bekas itu di alat kelaminnya. "Akh!" Paquito mengikat kencang, hingga membuat milik Chou berkedut kencang. "Setidaknya itu lebih baik, penis mu tidak nganggur kembali." Ucap Paquito.

Chou mendongak, memejamkan mata erat hingga mengeluarkan air mata. Paquito sibuk menciumi leher dan bahu Chou, hingga meninggalkan tanda cukup parah. 'pria.. gila..' pikir Chou, "AkghhnN! Ahh!" Kakinya kembali tersentak saat Paquito menghentakkan lebih dalam.

Tangan Paquito meraba perut Chou hingga kebawah, "saya bisa merasakan hentakan disini." Ucapnya dan kembali menghentakkan miliknya. "Ukh!" Chou mengigit bibir bawahnya, ia kembali menangis.

"..heh, apakah anda berpikir bahwa saya akan bersikap baik. Setelah anda tertembak?" Bisik Paquito, ia meremas rambut Chou. "U-ukh-" Chou meringis kesakitan, lengannya yang terluka bergetar.

"Sialan sekali ya, anda bisa-bisanya menolong pria bejad sepertinya." Lanjutnya, Paquito memaksa Chou untuk berputar badan lalu kembali menjambak rambutnya. "Akh! H-Hentikan-" mohon Chou, menyipitkan matanya sembari menatap tajam Paquito dihadapannya.

Paquito memberikan ekspresi datar, "oh, atau anda ingin menjadi pahlawan dan ditolong olehnya?" Tanyanya. Chou menggeleng, "T-Tidak- tapi.. apakah salah jika.. menolong seseorang?" Balasnya pelan. Seketika Paquito langsung triggered, ia membaringkan kasar Chou dan menekan lengannya yang terbalut perban.

"Akhh!! Sakith!!" Chou menyekram lengan Paquito untuk berhenti, di sisi lain tatapan Paquito seakan mengancam. Ia berhenti saat perban itu tampak mulai kembali memerah, Chou menangis kesakitan. "..hah.." hela nafas berat Paquito.

𝗢𝗛, 𝗠𝗬 𝗣𝗥𝗢𝗙𝗘𝗦𝗦𝗢𝗥 [✓]Where stories live. Discover now