4

4.1K 265 11
                                    






Ara berjalan dengan langkah cepat kala ingin membuka pintu apartemen sedari tadi bell terus berbunyi. Membuatnya kesal karena dirinya sudah tau siapa yang datang.

Ceklek..bunyi pintu terbuka dan menampilkan pria tampan yang sedang berdiri di depan pintu dengan dasi yang sudah di longgarkan dari kerah kemejanya. "Yakk.. berhentilah menekan bell berkali-kali. Aku tidak tuli" bentak ara kesal pada jungkook yang hanya menampilkan senyum manisnya menatap sang wanitanya yang sedang kesal.

Jungkook masuk ke dalam apartemen Ara tanpa ragu dan duduk di sofa depan tv sembari melepaskan jasnya.
"Kenapa lagi kau datang kemari! Apa kau tidak punya tempat tinggal?" Dengan melangkah menghampiri jungkook. Sudah satu Minggu ini Jungkook terus pulang ke apartemen ara, dan tidur dengan Ara. Walaupun mereka tidak melakukan hubungan seks.

"Karena wanitaku ada di sini, jadi aku pulang kepadamu sayang" sahutnya menatap wajah Ara dengan wajah polosnya. Membuat Ara tidak bisa marah pada jungkook karena di matanya jungkook sangat menggemaskan walaupun dia tau bahwa jungkook pria dewasa. "Aku akan pulang ke mansionku jika kau juga ikut aku Pulang".

"Aku!? Ikut pulang ke mansionmu?..apa yang akan di katakan oleh orang tuamu jika aku ikut denganmu, sedangkan kita bukan suami istri jungkook-shi, itupun jika mereka merestui hubungan kita". Sahut Ara, membuat jungkook berdiri di hadapannya dengan kedua tangannya menangkup wajah Ara.

"Sayang. Orangtuaku pasti akan sangat senang jika kau ikut denganku. Pastinya mereka akan menyambut baik kehadiranmu di tengah-tengah keluar kami, karena orangtuaku ingin aku menikah dan memberikan mereka cucu". ucapnya Meyakinkan ara Dengan senyuman hangat di wajahnya. Membuat Ara terbuai akan ucapan jungkook yang begitu meyakinkan. Namun tetap saja Ara merasa tidak pantas dengan jungkook karena perbedaan antar keduanya.

"Nanti saat orangtuaku pulang dari perjalanan bisnis luar negri mereka. Aku akan membawamu kepada mereka, kau tenang saja, jangan terlalu khawatir tentang itu" jungkook membawa Ara kedalam pelukannya dan mengelus rambut ara dengan lembut berusaha menenangkan kekhawatiran ara yang di sadari oleh jungkook.

"Sayang. Tadi kau sedang apa hmm" ucap jungkook yang masih memeluk Ara. "Akh..aku lupa, aku tadi ingin memasak" sahut Ara melepaskan pelukan mereka lalu melangkah ke dapur dan di susul oleh jungkook.

"Mau ku bantu" ucap jungkook yang berdiri di belakang Ara lalu mengalungkan tangannya pada pinggang ramping ara. "Tidak perlu, kau tunggu saja di meja makan, aku bisa memasak sendiri, ini tidak akan lama".. jungkook tidak menghiraukan ucapan Ara dan dirinya malah menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher ara dan meremas payudara kiri ara dengan tangan kanannya. "Akh.. jungkook-shi, lepaskan Sekarang juga". "Tidak mau" tolaknya. "Apa kau ingin aku terluka" ucapan Ara membuat jungkook berdecih kesal dan melepaskan tangannya dari dada Ara dan beranjak menuju meja makan.

Tatapan jungkook tidak lepas dari Ara yang dengan telatennya memegang alat masak. Dan pandangannya tak luput dari pantat sintal Ara yang begitu menggoda bagi jungkook. Sesekali dirinya menelan salivanya dengan kasar, bisa-bisanya juniornya menegang hanya dengan menatap pantat Ara. Itu yang ada di pikiran jungkook saat ini, memang hanya wanitanyalah yang mampu membuat dirinya seperti ini. Karena sebelumnya jungkook terbilang dingin terhadap wanita lain. Dan tidak ada wanita lain yang menarik bagi jungkook selain aranya.

Ara menyajikan masakannya di meja makan. "Sayang. Jika kita menikah nanti kau hanya boleh memasak untukku, dan hanya aku yang boleh memakan masakanmu" ucap jungkook setelah melahap makanan di depannya dengan lahap. "Pelan-pelanlah makannya, tidak ada yang akan mengambil makananmu"ucap Ara memutar bola matanya jengah karena jungkook begitu lahap memakan masakannya membuat Ara sedikit takut jungkook akan tersedak.

𝐂𝐨𝐦𝐞 𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐧𝐨𝐨𝐧𝐚! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang