Chapter 25: Happy Ending?

62 10 0
                                    

Musim semi mulai datang. Bunga-bunga mulai bermekaran dengan indahnya. Kicauan burung terdengar merdu bagi siapa saja yang mendengarnya.

"Woojin sudah bangun ya? Bibi buatkan sup kesukaanmu,"

Woojin menatap wanita yang berbicara dengannya dengan tersenyum, "Terima kasih."

"Makanlah dengan lahap. Tubuhmu tidak gemuk kok, jangan khawatir makan banyak."

"Benarkah?" tanya Woojin dan dibalas anggukan kepala oleh wanita tersebut.

"Eomma aku duluan," ucap seorang pemuda yang mengambil sepotong roti dan langsung melesat keluar rumah.

"Kamu akan tampil tapi kenapa tidak makan?" teriak wanita tersebut yang tidak digubris oleh pemuda tersebut.

"Tenang saja bi. Nanti juga kalau lapar, dia akan cari makanan sekitar sekolah,"

"Kebiasaan bangun telat ya begini jadinya. Benar-benar si Haruto," omel wanita, yang merupakan ibu kandung Haruto, sambil kemudian duduk di hadapan Woojin.

Woojin hanya bisa tersenyum kecil melihat interaksi Haruto dan ibunya.

Selesai makan, Woojin berjalan ke sebuah kamar dan duduk di sisi tempat tidur tersebut. Terpampang foto keluarganya dengan senyum cerah di atas meja belajar mungil kesayangan Jeongwoo.

"Apa bibi boleh masuk?" ucap ibu Haruto yang menarik atensi Woojin. Woojin lantas mengangguk dan ibu Haruto duduk di sampingnya.

"Terima kasih mau menerima kami, Woojin," ucap ibu Haruto dimana Woojin menundukkan kepalanya.

"Permintaan Jeongwoo, tidak pernah sekalipun aku menolak permintaannya," ucap lirih Woojin.

Memori bersama Jeongwoo kembali terngiang di kepalanya.



Woojin yang duduk dengan putus asa di samping Jeongwoo, terkejut ketika melihat jemari Jeongwoo bergerak perlahan.

"Jeongwoo─" teriak Woojin dan ia akan berlari ke dokter dan suster diluar sebelum lengannya ditahan tangan lemah Jeongwoo.

"Jeongwoo ada apa?" ucap Woojin dimana Jeongwoo memberi isyarat Woojin membuka masker oksigennya.

"Hyung, kamu tidak akan pernah menolak permintaanku kan?"

"Kapan memangnya aku pernah menolaknya?"

"Kali ini juga kamu harus menuruti permintaanku, hyung."

"Jeongwoo─"

"Terimalah keluarga Haruto, untuk menemani hari-harimu, hyung."



Ibu Haruto yang melihat Woojin, lantas mengelus pundak Woojin dengan lembut.

"Mungkin terdengar aneh, tapi bisakah─ bibi memelukku?"

Ibu Haruto mengangguk dan memeluk Woojin.

Sudah lama tak kurasakan pelukan hangat seorang ibu. Jeongwoo, mencoba memaafkan bukan berarti kita lemah, melainkan menggapai kebahagiaan yang tidak terduga.

.

.

.

"Doyoung perutku ngga enak nih,"ucap Haruto.

[Park Jeongwoo - Treasure] Stuntman in Your DreamTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon