Hallo, jangan lupa untuk follow, vote dan komen ya! Supaya aku makin semangat untuk update!
Kalian baca cerita ini seneng, boring, ngakak atau baper??
Tolong dijawab yaaa
Selamat membaca:*
Yang mengalami uwuphobia dilarang mendekattt!!!
***
"Kamu dari mana?"
Meira terperanjat setelah masuk ke dalam ruangan karena mendengar suara khas laki-laki yang sangat ia kenali. Kepalanya menoleh pada salah satu sofa yang ada di ruangan itu. Sebelah tangan mengelus dadanya karena masih dalam keadaan terkejut.
Sementara Rayhan, pandangannya tak lepas dari Meira yang baru saja masuk ke dalam ruangannya. Ia sudah menduga jika Meira akan berkunjung ke Cafe dan masuk ke dalam ruangannya sendiri.
Kedua kakinya melangkah menghampiri laki-laki yang tengah melihat Meira dengan tatapan kurang bersahabat.
"Kamu kok di sini? Ngapain?"
Rayhan menghela nafasnya dengan kasar. Kebiasaan Meira tidak pernah hilang, Kekasihnya itu selalu balik bertanya dan tidak menjawab pertanyaan dari Rayhan. Sikap Meira yang seperti ini membuat Ia sedikit geram dengan Perempuan itu.
Meira menatap Rayhan dengan menaikan kedua alisnya. Jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam, sebenarnya jantungnya sedang berdegup kencang dan tidak karuan. Melihat tatapan Rayhan yang tidak bersahabat, membuat Meira takut untuk melontarkan kembali sebuah pertanyaan ataupun pernyataan.
"Kalo ditanya itu jawab, bukan malah balik tanya!" geram Rayhan. Ia kemudian menarik Meira untuk duduk di atas pahanya, membuat Meira berada di pangkuan laki-laki itu.
Sementara Meira, kedua matanya membola tanpa berkedip sedikitpun. Ia menelan salivanya saat Rayhan mendudukan bokongnya di kedua paha laki-laki itu. Ia masih belum terbiasa dengan perlakuan Rayhan yang sangat mengintimidasi seperti ini.
"Ra-rayhan," cicit Meira. Membuat Rayhan menatap Meira dengan tersenyum tipis.
"Kenapa, hm? Kamu masih belum biasa sama sikap aku yang kaya gini?"
Nada Rayhan kelewat lembut sehingga membuat jantung Meira berdegup tak karuan.
"Aku kaget, shok! Gak biasanya kamu kaya gini," alibi Meira.
Rayhan tersenyum tipis, tangannya mengarahkan beberapa helai rambut Meira untuk disampirkan ke belakang telinga Perempuan itu.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku, kamu dari mana, hm? Kenapa gak jawab telepon aku?"
Meira berdecak sebal, ia mengalihkan tatapannya dari wajah Rayhan menjadi melirik dinding yang terdapat beberapa pigura yang terpajang di sana.
"Jawab sayang, jangan diem aja," desak Rayhan.
"Kamu maunya aku jawab apa? Bukannya kamu sendiri 'kan yang susah banget dihubungi? Bahkan dari semalam kamu gak jawab telepon dan gak balas pesan aku!" Meira merenggut kesal. Ia tidak mau menatap wajah Rayhan, bukannya minta maaf, laki-laki itu justru ingin menyalahkan Meira perihal siapa yang tidak menjawab teleponnya.

YOU ARE READING
RAYHAN 2 || Be With You
Teen Fiction• SQUEL RAYHAN!! PLAGIAT JANGAN DEKET-DEKET! DIHARAPKAN BACA CERITA RAYHAN TERLEBIH DAHULU AGAR KALIAN TIDAK BINGUNG DENGAN ALURNYA! *** Setelah dua tahun tidak bertemu, mereka kembali dipertemukan dalam sebuah acara 'Reuni'. Banyak hal yang berub...