Jemput Juan

27 8 0
                                    


HAPPY READ GESSSS

AWAS TYPO!!!!!!!












Juan terbangun di tengah malam, tiba-tiba batuk melandanya. Juan langsung mengambil sebotol air yang sudah pasti ada di meja samping kasurnya. Namun batuknya tak kunjung hilang, seperti ada lendir yang menyangkut di tenggorokannya.

Juan pun menuju ke toilet untuk membuang dahaknya. Namun ternyata yang keluar adalah segumpal darah. Juan tidak panik, ia hanya menyiram segumpal darah itu seolah-olah hanya dahak biasa.

Juan tidak khawatir. Juan anggap itu hanya lah batuk biasa.












Rana berangkat sekolah dengan keadaan yang sama, rumah yang kosong sejak subuh, dan adik yang kemarin tidak ingin ikut ibunya, tak bisa mengikuti kemauan hatinya. Ajen harus tetap ikut sang ibu. Sementara ayah Rana berada di tempat kerja yang berbeda dengan sang ibu.

Rana selalu kesepian. Ah sudahlah.

Rana mengunci pintu rumahnya, lantas berjalan menuju halte bus menuju sekolah. Rana tak punya teman untuk dijadikan tebengan.

BRUK! Tepat di depan halte bus, Rana menabrak seorang cewek dengan seragam yang sama dengannya.

"Maaf.. saya nggak sengaja.." Rana selalu meminta maaf duluan walaupun bukan ia yang salah.

"Eh, lo?" Rana menatap cewek di depannya. Alexy, cewek cantik, modis, dan kaya yang terkenal seantero sekolah, dibelakangny juga ada seorang cewek yang diakui keimutannya seantero sekolah.

"Maaf Alexy, maaf.." Rana kembali meminta maaf.

"Jangan sokab deh, lo kenapa jalan sama Juan kemaren?" tanya Alexy.

"Sama Seno juga kan?" sambung teman Alexy yang memiliki nama Kelzy.

"Nggak jalan kok, aku cuman kerjain tugas," jawab Rana.

"Jangan keenakan lo ya! Kelompoknya Juan itu nggak pantes berteman sama lo!" seru Alexy.

"Juan nggak seterkenal itu tapi Al," ucap Kelzy.

"Heh cowok lo juga ada disitu," Alexy menoyor kepala Kelzy.

"Maafin aku, maaf..." ucap Rana.

"Aduh Zy, pesenin gocar gih, nggak jadi naik bus gue!" Alexy dan Kelzy pun meninggalkan Rana yang terdiam disana.

Rana..

Nggak pantes ya?













Rana kembali menduduki tempat duduk asalnya. Dan itu mengundang kebingungan Juan and the genk padahal mereka kemarin sudah berusaha agar Rana nyaman.

"Rana, maju lagi sini, kita ada cerita," panggil Juan.

"Nggak usah Juan, aku disini aja," cicit Rana.

"Maju cepet Rana!" lanjut Juan lagi, kini Rana menunduk. Wajah tampan itu bisa membuT senyumnya merekah.

"Nggak mau," bukan cuman takut tersenyum, Rana juga masih mengingat kata-kata Alexy dan Kelzy.

"Ada yang ngatain dia kayaknya Ju, samperin aja," ucap Seno.

"Nggak usah, kayaknya dia masih butuh sendiri," ucap Juan, ia tahu Rana sedang ada sesuatu.










Rana

Juan
Na, kenapa? ada yang salah?

Rana
nggak Juan, gapapa kok

Arjuan//yjwWhere stories live. Discover now