7. I love You

339 48 8
                                    

Dery tersenyum melihat hasil foto-foto Zara yang didapatnya secara candid. Memang hanya siluet saja, tapi entah kenapa membuat bahagia.

"Cantik." Gumam Dery.

Sedetik kemudian, Dery tersadar dan menampar pelan bibirnya. "Ngomong apaan sih gue?"

"Otak gue kayaknya udah nggak beres deh, kepikiran Zara mulu."

Dery meletakkan kameranya di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Direbahkannya tubuhnya dan matanya menatap langit-langit kamar. "Gue nggak pernah ngerasa kayak gini sama cewek manapun sebelumnya, tapi sama Zara, yang bahkan gue nggak kenal sama dia, dan baru ketemu kemarin, bahkan dipertemuan pertama yang enggak banget! Tapi gue udah ngerasa jadi bucin sama dia..."

"...masa iya, di jaman yang udah modern gini masih ada mitos-mitos nggak jelas begitu? Tapi, gue ngalamin sendiri sekarang..."

"Zara... Zara... Otak sama hati gue kacau gara-gara elu."

Karena terlalu sibuk memikirkan satu orang dan satu nama, Dery pun menyerah ketika matanya tidak sanggup lagi menahan kantuk.

Dery melihat sekitarnya, tanah yang ditumbuhi ilalang dan pohon lemon juga kursi taman di bawahnya. Dery merasa penasaran ketika melihat sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang duduk membelakanginya di bangku tersebut. Perlahan, Dery mendekat ke arah dua orang tersebut.

Mata Dery membulat melihat siapa si sosok perempuan. Hanya dari bagian belakangnya saja Dery tau siapa sosok perempuan itu.

"Zara? Sama siapa tuh?"

Dery semakin terkejut ketika melihat Zara yang menyender dengan mesra di pundak si laki-laki. Tanpa sadar, tangan Dery meremat ilalang di sekitarnya. Entahlah, hatinya merasa tidak tenang melihat Zara bersama laki-laki lain.

"Tidak perlu sakit hati, karena inilah konsekuensi yang akan terjadi, jika kamu tidak segera mengikatnya di duniamu."

Dery menoleh ke arah Agra dan Ayu yang tiba-tiba saja datang dan sudah berada di sisi kiri dan kanannya.

"Mengikat?" Tanya Dery.

"Pernikahan." Jawab Ayu.

"Hah?"

"Pernikahan. Itu adalah jawaban dari semua kegundahan di hatimu. Kalian harus segera menikah." Tambah Agra.

"Tapi di kehidupan kita, gue sama Zara beda agama, jadi nggak mungkin bisa!"

"Tidak peduli seberapa besar perbedaan diantara kalian, kalian akan tetap bersatu. Karena kalian sudah ditakdirkan menjadi cinta sejati. Darah kalian sudah bercampur, jadi tidak akan ada yang bisa menghalangi, minumlah." Agra memberikan sebuah cangkir kecil.

"Apaan nih? Racun?" Tanya Dery curiga.

"Hanya sari lemon." Jawab Agra.

Dery tampak ragu menerima minuman yang diberikan Agra.

"Kami bukan pembunuh." Tambah Ayu.

"Sari lemon tapi kok bening gini?" Tanya Dery begitu melihat isi di dalam cangkir tersebut.

"Kamu lupa dimana kamu sekarang?"

Dery menghela napas, lalu meminumnya, mencecap rasanya yang ternyata manis dan akhirnya menghabiskannya.

Agra dan Ayu tersenyum. "Selamat berjuang."

Selanjutnya, pandangan Dery menjadi gelap.


***


Dery terbangun dari tidurnya dan mengusap wajahnya pelan. Tiba-tiba saja otaknya tertuju pada Zara. Pikiran tentang Zara yang bersanding dengan laki-laki lain entah kenapa membuat dadanya terasa sesak.

Taste Of Love: LemonWhere stories live. Discover now