END

233 40 31
                                    

Happy Reading


⚠️

Suasana pagi terasa begitu sejuk, dengan pemandangan puncak yang tampak begitu menyejukan mata, saat ini seorang pria mungil tampak duduk di sebuah kursi taman di depan sebuah vila yang sudah keluarganya miliki sejak lama, dengan tatapan yang terpokus pada buku yang ia baca, hingga akhirnya seorang pria dewasa datang menghampiri nya dan langsung duduk di sampingnya.

"Kau masih membacanya? Apa cerita itu menarik perhatianmu?" ucapnya yang tak lain dan tak bukan adalah sang ayah.

"Entahlah, aku... hanya berfikir kalau alur ceritanya cukup bagus... penulisnya sangat pintar dalam berfikir cerita fiksi seperti ini, " jawab sang anak yang tampak langsung menyimpan buku yang ia baca di pangkuannya, sedangkan sang ayah tampak langsung mengubah ekspresi wajahnya tanpa ia sadari.

"Bagaimana jika cerita itu nyata?" tanya sang ayah yang lantas membuat sangputra mendongkak menatapnya dengan bingung.

"Fajri... masuk dulu, ada yang ingin ayah sampaikan... Aly, kakek pinjaman ayah kamu dulu," ucap Reza yang langsung di angguki oleh keduanya.

Aly, menatap kepergian kakek dan ayah hingga saat ia kembali mengalihkan pandangannya, dapat ia lihat seorang remaja pria yang tampak tersenyum padanya dari kejauhan lalu berlari pergi menuju arah yang belum pernah Aly lalui sebelumnya.

Namun layaknya anak remaja seumurannya Aly tak dapat menahan rasa penasarannya, ia meletakkan buku yang sempat ia baca di kursi taman lalu berlari dan mencoba menemukan remaja yang tadi sempat menarik perhatiannya.

"Hey... kau mengejarku?"

sebuah suara langsung mengalihkan perhatian Aly, ia berbalik dan menatap pemuda yang berada di depannya itu dengan penasaran.

"K...ka...kau... orang yang tadi memandang terus kearah ku kan?" tanya Aly dengan gugup, malu rasanya saat niat menguntitnya diketahui dengan jelas bisa dikatakan ia benar-benar sudah tertangkap basah.

"Ahhh... maaf, aku sangat jarang keluar rumah dan saat aku keluar tadi aku melihatmu, aku hanya berfikir... kau sangat tampan," ucapnya yang tentu saja membuat Aly langsung salah tingkah seketika.

"Kau... orang asli sini?" Tanya Aly yang lantas di jawab gelengan kepala dari pemuda itu, pemuda itu lantas tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Aly yang lantas membuat Aly menjabat nya dengan ragu.

"Panggil aku Fen... aku bukan orang asli sini, aku hanya... mencari tempat yang nyaman untuk tinggal bersama keluarga ku," ucapnya yang kembali dihiasi senyuman di akhir kalimatnya.

Aly menatap bingung, jika boleh jujur orang dihadapannya kini terasa begitu aneh dan mencurigakan disaat yang bersamaan, namun entah kenapa ia merasa nyaman saat ini, walaupun bisa dikatakan ini adalah kali pertama mereka bertemu dan mengobrol.

Tanpa ia sadari, mereka pun mulai bermain bersama, Fen mengajak Aly menuju sebuah rumah pohon yang ternyata berada tak jauh dari vila yang kini ia tempati, walaupun tampak begitu kotor, namun dengan cekatan mereka berdua membersihkan nya hingga akhirnya tampak sangat bersih dan nyaman.

Sore pun tiba, Fen segera bangkit dan menghampiri Aly yang tampak masih begitu asik bermain basket si depan rumah pohon mereka.

"Aly... pulang yuk udah mau malam nih, nanti ayah kamu khawatir gimana?" ucap Fen yang akhirnya membuat Aly teringat bahwa ia bahkan pergi tanpa pamit terlebih dahulu pada kedua orangtuanya. Aly mengangguk lalu keduanya berpisah di pertengahan jalan dengan mengucapkan janji untuk kembali bertemu di rumah pohon pada keesokan harinya.



BLACK DOOR ✅Where stories live. Discover now