3 ▪︎ losing

483 46 2
                                    

ditulis dalam huruf kecil

alur maju-mundur

650 words

--- ❄ ---


"ngelamun!" tepukan sunoo, adiknya, di bahu kiri heeseung membawa penuh kesadaran heeseung kembali.

saat ini lelaki berusia 27 tahun itu sudah siap. cermin besar dihadapannya memproyeksikan sosok sempurna.

gaya rambut hitamnya yang telah ditata sedemikian menawan menampilkan keningnya, dipadu dengan setelan jas hitam yang sudah disetrika rapi menempel pas dengan bentuk tubuhnya, tinggi tegap.

lee heeseung terlihat tampan.

ya siapa juga yang mau terlihat biasa saja di hari istimewanya.

bahkan seorang lee heeseung yang biasanya selalu bangun diatas jam 9 pagi jika weekend kini rela untuk berada di salon terbaik rekomendasi adiknya itu, duduk dan patuh menuruti titah yang lebih ahli semenjak jam 7 pagi ini.

"udah siap kan, kak?" sunoo menatap lamat-lamat penampilan heeseung.

dari atas sampai bawah, keatas lagi. sempurna.

"sip udah ganteng, yuk ah, kak sunghoon juga pasti udah siap."

heeseung tersenyum sebelum mengangguk mantap.

akhirnya hari ini tiba juga, satu dari sekian hari yang paling bersejarah dalam hidup heeseung dan lelaki yang bernama sunghoon, park sunghoon.

--- ❄ ---

"kaaak, aku mau nanti kita adain garden party setelah pemberkatan boleh ya?" masih asik dengan pikirannya lelaki yang lebih muda penuh mendapat atensi dari yang lebih tua.

"pokoknya nanti cuma orang-orang terdekat kita aja ya kak yang datang."

"keluarga kamu, keluarga aku, sahabat kamu sama aku. eh tapi kita kan selalu satu sekolah bareng ya kak? temen aku ya temen kamu juga." mimik wajahnya lucu ketika sedang berpikir serius sekali.

lucu dan malah membuat jatuh cinta.

heeseung membiarkan sunghoon yang berbaring nyaman menjadikan pahanya sebagai bantalan, sibuk berceloteh tentang angan-angannya dimasa datang nanti.

juga salah satu tangannya yang masih memainkan surai berwarna karamel milik sunghoon, seperti kebiasaannya.

"oiya kak! nanti tuxedo kamu warna hitam ya! aku mau warna putih. cincinnya yang simpel aja. aku gak mau kaya jaeyun yang pengennya cincin berlian rame gitu."

"hmm apalagi yaa! oh! sama pondokannya nanti harus ada zuppa sup!! aku suka soalnya, hehe." lepas senyumnya.

"loh yang makan kan tamunya sayang, bukan kamunya." heeseung mencubit gemas ujung hidung mancung milik sunghoon, kemudian menggesekan pelan ujung hidung mereka berdua.

"ya biar! suka suka aku dong! ya udah kalo gak boleh aku mau marah!" kali ini ujung bibir sunghoon yang mencebik lucu, yang lebih muda seraya bangkit dan berpura pura untuk pergi menjauh dari pangkuan heeseung.

"kak?? kok ini akunya gak ditahan?" tanyanya sedikit menahan kesal, masih ngambek ceritanya.

heeseung tertawa kemudian menarik tangan sunghoon, menenggelamkannya kedalam pelukan erat.

bagaimana bisa, bahkan di mimpi pun tidak pernah terbesit dalam pikirannya untuk melepaskan sunghoon.

--- ❄ ---

satu senyuman terkembang dari bibir heeseung, ia memandangi sekelilingnya.

semuanya terlihat sempurna.

ia ingat betul satu persatu, semua keinginan sunghoon dalam detail ketika kelak lelaki itu menikah.

dominasi warna putih, kata sunghoon putih itu melambangkan kesucian.

dan pernikahan adalah bentuk dari kesucian cinta.

sunghoon memang begitu, selalu sesederhana itu.

kalau heeseung coba ingat-ingat lagi bagaimana dulu ia bisa jatuh hati dan takluk kepada lelaki bersenyum manis dengan titik titik indah di wajahnya itu, ia tidak akan pernah menyesal.

sama terlihat sempurnanya dengan heeseung, kini dihadapannya sunghoon sudah siap, terlihat mengagumkan dengan tuxedo berwarna putih seperti impiannya.

menyambut heeseung dengan senyuman manis yang selalu heeseung suka dari dirinya.

--- ❄ ---

"terima kasih, kak." lawan bicaranya tersenyum tulus.

sopan yang diajak bicara membalas senyuman itu, namun getir.

"udah menyempatkan diri untuk datang dan kasih doa untuk aku dan jongseong."

susah payah berusaha menutup perasaannya, terkoyak ketika pelukan hangat itu terasa begitu nyata.

walaupun jauh di dalam hatinya ia tidak pernah ingin begitu.

berharap semua ini hanya mimpi dan ketika bangun ia kembali ke masa 2 tahun yang lalu.

ketika dirinya dan sunghoon masih bersama, ketika ia tidak dengan sadar mengenalkan jongseong pada sunghoon.

tuhan, ia ingin egois sekali saja.

tapi heeseung sadar jika mencintai berbeda dengan memaksakan perasaan.

maka hari ini tepat dihari pernikahan sunghoon dengan jongseong, heeseung mencoba untuk melepaskan meskipun hatinya jelas butuh waktu lebih lama untuk merelakan.

--- ❄ ---

drabbles x heehoonWhere stories live. Discover now