05

4.5K 473 18
                                    

1 bulan kemudian

Gerna akhir-akhir ini merasakan nyeri di area perutnya dan tubuhnya juga mudah sekali kecapekan.

Hari ini, dirinya pun pergi ke klinik untuk mengetahui dirinya sedang kenapa.

"Hm.. ini membuat saya cukup terkejut." Ujar dokter wanita didepannya.

Gerna terkejut. Apakah dirinya memiliki penyakit yang berbahaya? Ah jangan dong.

"Ke-kenapa dok memangnya? Saya ada penyakit kah?" Tanya Gerna dengan berhati-hati.

"Bukan penyakit kok tapi.. kamu hamil Gerna. Ini membuat saya sangat terkejut dengan keadaan kamu. Apakah kamu sudah menikah?"

Gerna terdiam. Hamil? Dirinya masih tidak mempercayai ucapan dokter cantik didepannya.

"Dok.. saya hamil? Serius?"

"Saya tidak bohong Gerna. Kamu benar benar hamil. Lihat lah hasil ini, lihat ada janin berada di perut kamu." Ujar dokter tersebut, memperlihatkan sebuah foto yang menunjukan adanya janin di sana.

"Saya cowok dok! Masa saya hamil??"

"Hah.. saya tau kamu cowok Gerna tapi hasilnya akan sama jika kamu ingin memeriksa kembali hasil USG nya dan jika kamu ke klinik lainnya atau ke rumah sakit, hasil nya akan sama, sama-sama menunjukkan bahwa kamu sedang hamil. Usia kehamilan kamu sudah 3 minggu Gerna."

Gerna mengacak-acak kan rambut dengan frustasi, ia benar-benar tidak mempercayai jika dirinya sedang hamil. GUE COWOK BUKAN CEWEK!

"Gerna ini vitamin untuk kamu, setiap hari kamu harus meminum vitamin ini. Jika vitamin tersebut habis kamu bisa hubungi saya. Ini kartu saya, di sana ada nomor saya. Kamu tidak usah sungkan untuk menghubungi saya. Anggap saja saya adalah dokter pribadi kamu."

"Terima kasih dokter." Gerna mengambil vitamin dan kartu tersebut. Ia pun segera pergi dari klinik tersebut.

Gue harus bilang apa ke bunda gue? Gue gak mau buat bunda kecewa sama gue.. kalo pun gue biarin tanpa kasih tau ke bunda, bunda pasti curiga ke gue karna tiap bulan ini perut terus membesar. Hah.. gue keknya harus jujur sekarang biar gak telat. batin Gerna.

Gerna pun segera memakai helmnya, dan mengendarai motornya dengan kecepatan rata rata.

Di rumah

Gerna membuka pintu rumahnya pelan. Mencari sosok wanita yang sudah melahirkannya, saat mengetahui bundanya yang sedang menonton televisi. Gerna segera menutup kembali pintu rumahnya dan memeluk erat tubuh bundanya.

Bunda Gerna terkejut dengan apa anaknya lakukan. Bunda hanya bisa membalas pelukan tersebut tanpa mengatakan sesuatu ke anaknya.

"Maaf bunda.. maafin Gerna.." gumam Gerna.

"Kamu kenapa Gerna? Kenapa kamu minta maaf ke bunda? Kamu ada berbuat salah ke bunda?" Bingung bunda saat anaknya meminta maaf ke dirinya.

"G-gerna hamil mah.. maafin Gerna bunda.. Gerna gak tau kalo Gerna bisa hamil.."

Bunda terkejut mengetahui jika anaknya sedang hamil. Dirinya tidak mengetahui jika anaknya bisa dibuahi, dan anaknya jelas jelas seorang laki-laki bukan perempuan. Dirinya kecewa tapi dia tidak bisa membenci anaknya begitu saja, ia memeluk lebih erat tubuh anaknya.

"Gerna sayang, kamu serius? Bukan bercandakan? Bunda takut kamu lagi bercanda ke bunda." Ujar bunda untuk memastikan jika anak sedang bercanda terhadap dirinya.

"Enggak bun.. Gerna gak lagi bercanda, Gerna serius."

"Kapan Gerna? Kapan kamu dibuahi sama lelaki? Dan siapa ayah dari anak yang kamu kandung?"

"Satu bulan yang lalu, dia musuh bebuyutan Gerna bun"

"Musuh bebuyutan? Astaga Gerna.. sejak kapan kamu mempunyai musuh bebuyutan? Apakah dia mengetahui jika kamu hamil?"

Gerna menggeleng, dirinya saja baru mengetahui jika dirinya hamil saat ini. Ya kali dirinya langsung menghubungi musuhnya jika dirinya mengandung anak dia.

"Kamu harus meminta pertanggung jawaban ke dia Gerna. Bunda gak mau tau, kamu harus minta dia untuk tanggung jawab."

"Bunda! Gak usah. Gerna bisa ngurus bayi ini sendiri tanpa harus ada dia di samping Gerna. Dan Gerna juga gak butuh sosok seorang ayah karna Gerna bisa menjadi seorang ayah buat anak Gerna. Gerna gak perlu memperkenalkan diri jika Gerna lah yang sudah mengandung dia."

"Kamu butuh sayang. Kamu akan sangat membutuhkan dia di samping kamu. Kita besok ke rumah dia. Bunda akan meminta pertanggung jawaban ke dia."

"Bunda.."

"Enggak Gerna. Kita harus tegas untuk saat-saat begini agar oknum seperti mereka membuka pikiran mereka dengan luas. Kalian bisa tidak perlu menikah tapi lebih baik kalian menikah."

Gerna hanya bisa pasrah dengan ucapan bundanya. Dirinya mengikuti saja ucapan bundanya daripada dirinya kualat karna tidak mengikuti omongan orang tua.





TBC

[√]young dad || jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang