• Bab Empat •

96 14 0
                                    

Happy Reading

✧ Happy Reading ✧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°•✧•°

Sepasang kaki melangkah di dalam kegelapan. Seorang diri menelusuri jalan yang tidak berujung. Mencari cahaya yang bisa membawa kembali, tetapi tidak ada. Melihat sekeliling tidak ada tanda kehidupan. Apakah gadis itu terjebak di dalam pilihannya?.

Pupil matanya berusaha melihat sekeliling. Gadis itu jatuh dan menangis, tidak tahu apa yang harus dia ketahui. Ajaib, ada cahaya biru yang mengumpul menjadi bayangan seseorang. Dyah Hayu, cahaya itu menyerupai nenek Dyah. Cahaya itu berjalan dan menghampiri gadis yang putus asa, kemudian memeluk gadis itu.

"Kana sudah besar, ya?" Tutur nenek Dyah.

Kana melihat cahaya itu, Kana tambah menangis, itu bayangan nenek Dyah, nenek yang selalu menemani Kana sedari dia kecil. Tangan itu terangkat dan menyentuh wajah Kana. Dia tersenyum, menatap anak yang selalu dia tunggu dewasa. Kana sangat mirip dengan ibunya, itu yang membuat nenek Dyah terharu.

"Kana mirip sekali dengan ibumu"

"Tujuan Kana kesini adalah untuk mengetahui semua hal tentang diri Kana, tetapi kalau Kana menangis, Kana tidak akan mengetahui apapun" ujar nenek Dyah

Tangan itu terangkat lagi dan mengusap puncak rambut gadis di depannya, dia tersenyum. "Kana lelah nek, tidak ada yang Kana dapatkan dari keputusan ini." Ucap Kana.

Nenek Dyah menggeleng lemah. "Kana belum memulai, Kana akan memulainya sekarang"

Nenek Dyah memeluk Kana untuk terakhir kalinya. Tangan nya menutup pelan mata Kana. Kana membuka matanya, merasakan tidak ada lagi yang menutup matanya.

Kana berdiri berdiri dari duduknya. "Nenek?"

Tidak ada jawaban apapun, dia diam di tempatnya. Kedua mata gadis itu menangkap pemandangan di hadapannya. Ada seorang wanita, dia sangat cantik dan wajahnya mirip dengan dirinya.

"Ibu minta maaf, Kana. Ibu akan menyelamatkan pulau ini." ujarnya

Wanita itu menangis, tangan nya mengusap wajah bayi yang di gendongnya. Wanita itu memeluk bayinya dengan erat dan penuh kasih sayang, apakah itu akan menjadi pelukan terakhir?. Bayi tersebut mengusap air mata ibunya, dengan tangan kecil itu. Kemudian, bayi itu tersenyum hangat ke arah ibunya.

Kana memandang ruangan sekitarnya, banyak hiasan acara ulang tahun di ruangan tersebut. Apakah bayi itu sedang berulang tahun?.

Wanita tersebut menyimpan bayinya di atas ranjang yang ada di hadapannya. Ketika wanita itu berdiri dan hendak meninggalkan bayinya, bayi itu memegang tangan nya. Kedua pupil mata itu membesar, perasaannya berkata jangan pergi, tetapi ada yang harus di selamatkan.

Hutan Mati [ End ]Where stories live. Discover now