it was love

767 42 12
                                    

Ada yang kangen Ama Jaeyoon?
Hehe

Vote ya

....

Happy reading

.... 🔞🔞🔞🔞 ....

Yoona baru saja pulang dan ia melihat ibunya tengah dimarahi oleh beberapa pria berjas dan berotot.
Mereka terlihat begitu menyeramkan hingga Yoona sampai takut mendekat.

Yoona bahkan baru berani masuk kerumahnya setelah para pria kekar itu pergi dari rumahnya.
Yoona langsung meminta penjelasan pada ibunya.

" Ibu.. mereka siapa? "

Namun ibunya bukannya menjawab pertanyaannya malah mengalihkan pembicaraan.
Alhasil, Yoona sadar jika ibunya tengah menyembunyikan sesuatu.
Akhirnya ibunya langsung memberitahu semuanya padanya.

" Tadi itu para rentenir dan mendesak ibu agar melunasi semua hutang-hutang mendiang ayahmu. Tapi masalahnya, hutang ayahmu begitu banyak bahkan kita sudah beberapa kali ibu menyicilnya tetap saja itu masih kurang banyak sayang. "

Yoona menghela napas kasar.
Ayahnya memang suka sekali berjudi ketika ia masih kecil. Bahkan suka sekali pulang dalam keadaan mabuk. Ayahnya mulai berubah seperti itu setelah ibu kandung Yoona meninggal akibat kanker payudara.
Ayahnya baru mulai berubah setelah menikah dengan ibunya yang sekarang, tapi meski begitu ayahnya kembali mabuk-mabukkan setelah perusahaan tempatnya bekerja bangkrut membuat ayahnya kehilangan pekerjaan dan membuat ibunya menjadi tulang punggung keluarga.

Yoona bahkan sampai kabur bersama ibu sambungnya ini ketika umur 10 tahun.
Namun naasnya, ketika keduanya meninggalkan rumah, ayah Yoona malah overdosis minuman keras.
Tapi selama itu, sampai Yoona menginjak dewasa, sang ibu tak pernah menceritakan hutang-hutang ayahnya pada para rentenir tadi kepada Yoona.

" Andai saja kau memacari bos kaya atau pria berduit. " pikir ibunya, sudah terlalu pasrah dan lelah. Karena seberapa banyak terus bekerja tak bisa melunasi hutang mendiang ayah Yoona.
Masalahnya bunganya akan terus naik, dan jikalaupun tak dicicil juga rumah mereka akan jadi sasaran empuk para rentenir itu.

Mau mencoba melarikan diri pun percuma, mereka sudah tak punya apa-apa. Apalagi saat ini Yoona sudah nyaman dengan pekerjaannya.
Setidaknya karena Yoona sudah bekerja, sang ibu bisa beristirahat dirumah dan hanya melakukan pekerjaan kecil seperti menjadi babysitter sehari untuk tetangga mereka.
Yoona memang menyuruh ibunya untuk tak mengambil pekerjaan berat lagi setelah ia diterima di perusahaan tempatnya bekerja sekarang.
Ibunya yang merupakan ibu tirinya itu sudah membiayai sekolahnya, merawat dan memberinya makan. Yoona bahkan diperlakukan seperti anak kandung meski pikiran ibunya yang suka bar-bar itu menurun padanya.

Ketika kematian ayahnya, Yoona begitu mencemaskan ibunya. Bagaimana jika ibu sambungnya itu meninggalkannya dan memilih memindahkan Yoona di panti asuhan.
Bahkan beberapa keluarga Yoona juga menyarankan itu.

Beruntung saat itu ibunya tak melakukannya karena ia tetap membawa Yoona bersamanya pindah ke Seoul.
Dan ternyata anak buah para rentenir itu juga berada di Seoul.

200juta won, itupun sudah dilunasi sebagian oleh ibunya.
Ibunya bilang, beruntung para rentenir itu tak pernah berperilaku kasar meski tetap memberi ancaman. Bahkan para rentenir itu tak pernah mengganggu Yoona, apalagi menunjukkan diri mereka.

Yoona hanya menghela napas pelan, cukup miris sebenarnya.
Ibunya tak pernah mau memberitahunya karena tak mau membuat Yoona kepikiran.
Dan para rentenir itu terus menaikkan bunganya hingga ibunya membayar sampai Yoona tuapun percuma, tak akan pernah lunas kecuali dibayar langsung.

Setelah makan malam, Yoona berbicara pada ibunya.
" Ibu.. jika aku mendekati pria kaya untuk memerasnya apa tak masalah? "

" Kau tak perlu melakukannya nak. "

[HIATUS] Spesial You 🔞Where stories live. Discover now