บท ๒๑

2.3K 173 10
                                    

"kalian kemari?"

Mereka bertanya secara bersamaan, mereka menggeser duduknya agar Gulf dan lainnya duduk.

"Mereka berdua ingin berkunjung, jadi kami mengantar mereka"
Jelas gun yang kini duduk di samping off.

"Apa hanya mereka berdua saja yang ingin bertemu?"
Singto memastikan.

"Hem... Apa kau berharap kami juga?"
Krist melihat kearah singto dan juga teman2nya.

"Yah, tapi hanya berani berharap!"
Bright berucap dengan muka masam nya.

"Apa yang ingin kalian minum?"
Mew menawarkan.

"Bolehkah kita pergi ke kafe depan saja?"
Usul Gulf yang mendapatkan anggukan dari new dkk.

"Hem baiklah, ayo"
Ajak mew yang kini sudah berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Gulf.

Namun sebelum Gulf meraih tangan Mew, ketukan di pintu pun terdengar sehingga membuat Gulf mengurungkan niatnya.

"Tok.... Tok... Tok... Permisi tuan, bolehkah saya masuk"
Terdengar suara wanita di balik pintu yang kini sedang meminta izin.

"Masuk.."
Mew menjawab dengan nada dinginnya.

"Maaf tuan jika saya mengganggu"
Amanda menunduk.

"Kau memang menganggu"
Bisik Gulf dan win dengan muka yang sudah ditekuk, namun hanya di dengar dan di perhatikan oleh Luke yang hanya diam.

"Ada apa?"
Mew tanpa basa basi.

"Tuan memiliki dokumen yang harus di tanda tangani tuan"
Amanda memegang beberapa berkas dokumen.

"Taruh saja di mejaku"
Perintah mew dengan nada yang masih dingin.

"Tapi tuan ini....."

"Apa kau tuli, bukankah Mew sudah menyuruh mu menaruh berkas itu di mejanya"
Bright yang telah muak dengan alibi Amanda pun memotong apa yang akan Amanda ucapkan.

"Lebih baik kau taruh saja di meja itu, kami akan pergi dengan kekasih kami"
Tambah Tay, yang membuat para uke kaget namun mereka menormalkan wajah mereka dengan cepat.

Krist yang Mandai membaca situasi pun ikut berbicara.

"Apa kau tidak mendengarkan nyonya, mereka akan pergi bersama kami"
Krist memeluk lengan singto dan memberikan kode kepada yang lain agar mengikuti caranya.

"Taruh di mejaku, nanti aku akan menandatangani berkas itu!"
Tekan Mew yang kini telah memeluk pinggang Gulf posesif.

Amanda kini berjalan menuju meja kerja mew, dan menaruh berkas itu di atas meja.

"Saya permisi tuan"
Amanda mengundurkan diri dari hadapan Mew dan yang lain.



Kini mereka telah berada di dalam kafe yang berada di depan kantor Mew, dan di depan mereka kini sudah terdapat coffee dan beberapa kue yang telah mereka pesan.

Namun mew dan yang lain memandang heran Gulf dan juga win, mereka memesan terlalu banyak Dessert. Namun tidak dengan Luke dan yang lain, mereka telah sangat paham bahkan sampai khatam akan sifat kedua adiknya yang sangat menyukai makan manis itu.

"Apa kalian berdua sanggup menghabiskan semua ini"
Joss bertanya, karena tak habis fikir bahwa Gulf dan win bisa menghabiskan makanan itu.

Hem
Pertanyaan Joss hanya di jawab anggukan oleh mereka berdua, karena mereka sedang asik memakan dessert yang mereka pesan.

"Tenanglah phi, mereka sanggup menghabiskan semua ini bahkan mungkin ini terasa kurang untuk mereka berdua"
New berucap dengan santai nya, namun mew dan yang lain malah mengagahkan mulut mereka.


Mereka kini berada di ruangan mew, namun Gulf dkk telah pulang. Sekarang di ruangan itu hanya ada Mew dkk saja.

"Mereka malam ini ke bar bukan?"
Bright bertanya kepada teman2nya.

"Yah, lalu?"
Tay menjawab namun di sertai pertanyaan.

"Bagaimana kalau malam ini kita menembak mereka disana?"
Saran bright membuat yang lain berfikir.

"Kau benar bri, lalu apa yang akan kita bawa?"
Mew setuju akan saran bright.

Hening beberapa saat, hingga.

"Bagaimana kita memberikan mereka cincin dan bunga?"
Off mengutarakan pendapatnya.

"Tidak buruk"
Singto menyetujui saran itu.

"Baiklah kalau begitu aku akan memesankan semua"
Joss kini mengambil handphone yang berada di sakunya.



Malam telah tiba, suasana dalam bar tampak begitu riuh dari yang sebelumnya. Banyak pengunjung yang hadir, dan kini seluruh bartender yang bekerja datang.

Gulf dkk memang hari ini datang, namun mereka hanyalah mengawasi nya saja. Karena mereka kini harus memfokuskan diri untuk mengurus perusahaan yang telah orang tuan mereka berikan.

Walaupun mereka hanya akan mengurus cabang dari perusahaan milik orang tuanya.

"Phi..."
Suara win terdengar di telinga mereka.

Mereka kini sedang berada di ruangan, dimana tempat itu adalah tempat mereka bilah sedang mengawasi pekerjanya.

"Ada apa?"
New bertanya, namun yang lain juga beralih melihat kearah win.

"Apa kita benar2 akan berhenti menjadi bartender?"

"Tidak winie, saat libur kantor kita akan disini"
Gun berucap dengan lembut.

"Kita tidak mungkin membiarkan mereka mengurus ini sendiri bukan?"
Tambah kit.

"Mereka juga masih kuliah, mereka harus tetap belajar untuk masa depan mereka na"
Tambah Luke.

"Hem, syukur lah"
Gulf bernafas lega, mendengar kan jawaban itu.




Beberapa saat telah berlalu, bar yang tadinya aman terkendali kini terdengar sedikit gaduh.

Mereka yang mendengar kegaduhan itu pun memutuskan untuk melihatnya.

Namun saat mereka akan mendekat dan menerobos kerumunan itu ada seseorang yang membuat mereka ternganga.


Bersambung......

Trailer yang bikin ngiler yah bun😅😅😅🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Trailer yang bikin ngiler yah bun😅😅😅🤭




 Mafia and Bartender Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang