Chapter 3 : Afterlife

238 24 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




5 Tahun Sebelumnya





"Buka matamu."

Sinar kembali masuk ke retina Woori, hampir membutakan. Mungkin sudah sepuluh kali mereka melakukannya sejak dua jam dia masuk ke ruangan—entah apa namanya, lebih mirip laboratorium.

Woori tidak heran jika dia masuk laboratorium dan jadi kelinci percobaan. Kumpulan yang sedang menanganinya saja sudah berisikan orang-orang gila. Jika lengannya dimasukkan chip pengendali jarak jauh juga bukan hal aneh lagi.

"Jangan takut, kami tidak akan menyakiti. Asalkan kalian mau bekerjasama, kami akan segera melepaskan kalian. Hanya beberapa pemeriksaan."

Begitu kalimat yang mereka sampaikan begitu menemukan para pendonor. Dalam satu ruangan seperti pengungsi yang kelaparan.

Kecuali Woori yang ditemukan di ruangan lain, tergeletak dengan tatapan kosong. Air mata mengering di pipinya, wajahnya pucat.

Ruangan tempat dia berpisah untuk terakhir kalinya dengan Jaehyun.

Saat itu Woori tidak terlalu ingat apa yang terjadi. Setelah menangis hingga rasanya kosong, yang dia dengar hanya kebisingan saat beberapa orang masuk ke sana, menariknya sedikit kasar dan saling melemparkan pertanyaan beruntun. Karena Woori enggan bicara, mereka membawanya tanpa ada perlawanan.

Padahal Woori berharap makhluk lain yang bisa mengambil nyawanya sekalian di sana. Karena rasanya tidak ada gunanya hidup lagi.

Ah tidak, Woori tidak boleh mati. Dia masih harus menemukan Jaehyun sampai ujung dunia sekalipun. Memberinya pukulan dan menjambak rambutnya jika perlu. Merasakan kembali rambut halus dan tebalnya yang selalu membuat Woori iri. Merengkuh kembali dalam pelukannya. Mencium kulitnya yang dingin.

Itulah kenapa Woori pasrah ketika pasukan baju putih itu membawanya, setelah mereka bilang akan membebaskan jika para pendonor mau bekerjasama.

Woori tahu jika berusaha kabur atau memberontak, dia hanya akan berurusan lebih panjang dengan komplotan aneh ini.

"Kami hanya komunitas yang mendedikasikan diri untuk memerangi kegelapan. Kami dengar para vampir kabur. Tugas kami sekarang adalah memastikan kalian para pendonor tidak lagi berurusan dengan mereka. Kalian akan bersih."

"Aw!" Woori mengernyit dan melempar tatapan protes pada petugas yang berdiri di sebelahnya. "Apa itu?"

"Ada apa, nona?"

"Kau menusukkan sesuatu padaku!"

Petugas itu menelengkan kepala, di balik masker itu pasti dia sedang menertawakan Woori. "Kondisimu memprihatinkan. Ini injeksi untuk kesehatanmu."

Alis Woori mengernyit. "Bukankah harus dokter yang melakukannya? Biar kulihat lisensimu!"

Petugas itu tidak mengindahkan Woori, dia hanya melempar tatapan seolah Woori gila. "Kami bisa jamin kau berada di tangan yang tepat daripada dokter manapun. Mereka hanya akan menyuntikkan obat tak berguna. Kalian para pendonor sudah terlalu kebal untuk itu." Kemudian dia kembali meraih tangan Woori ketika gadis itu ingin berargumen lagi. Samar sebuah bisikan terdengar dari balik masker tebal itu. "Sedangkan yang kami berikan padamu mampu mengembalikan kewarasan kalian kembali."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 29, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[2] BREATHLESS [NCT FanFiction]Where stories live. Discover now