31

1.5K 189 6
                                    

Dalam kasus yang di tangani Niki dan di bantu oleh Haruto.

Niki berhasil menguburkan mayat kembarannya dengan tenang walau masih ada sesuatu yang mengganjal dalam relung hatinya.

Sekarang yang perlu ia lakukan adalah memenjarakan orang yang melakukan semua ini bahkan semua bukti-bukti sudah terkumpul hanya saja mereka butuh saksi.

Dan siapa kah saksi yang berani membantu keduanya? Ya betul sekali Jeongwoo dan Junghwan.

Kedua anak itu sekarang sedang di targetkan Niki untuk membantunya.

Dia harus menyelesaikan semua nya dengan cepat agar bisa kembali ke Jeju.

Ibunya sekarang dalam keadaan marah besar karena berani kembali ke Seoul hanya untuk bertemu dengan Papanya.

Alasan bodoh tapi jujur Niki sebenarnya rindu dengan papanya.

Dan selama di sini dia baru dua kali bertemu dengan papanya.

Karena pekerjaan Papanya yang benar-benar banyak, Niki jadi tidak bisa berinteraksi banyak dengan orang tua itu.

Saat ini Junghwan baru saja pulang sekolah, seperti biasa ada saja Kakaknya yang ada di rumah.

Dan salah satu dan duanya adalah Mashi dan Yedam.

Mereka berdua saat ini sedang ada di dapur saat Junghwan baru pulang sekolah.

Junghwan mendatangi keduanya dengan seragam sekolah yang masih lengkap.

Walau dasinya sudah ia lepas dengan dua kancing di atas ikut lepas dari tempatnya.

Terlihat dari wajah anak ini dia sangat kelelahan hanya saja ada yang berbeda.

"Kenapa muka lu pucat bangat Hwan? Lu sakit?"

Pertanyaan Yedam mewakili tanda tanya di benak Mashi.

"Iya kak, kepala Wawan Sakit."

Entah kenapa panggilan Wawan terdengar sangat lucu di telinga kedua pemuda tersebut.

"Sakit kenapa? Sini-sini duduk dekat Kakak."

Mashi meminta Junghwan untuk duduk di sampingnya.

Karena Junghwan anak baik dia menuruti apa keinginan Kakaknya itu.

Setelah duduk di samping Mashi entah kenapa tubuhnya tiba-tiba melayang dan sudah duduk di pangkuan Kakaknya itu.

Mashi memegang pinggang Junghwan agar tidak jatuh kebelakang walau di belakang Junghwan ada meja.

Tapi tetap saja akan cukup sakit jika terkena pinggiran meja itu.

Mashi menyentuh kepala Junghwan dan dapat dirasakan bahwa dahi anak itu terasa panas belum lagi peluh yang begitu banyak membuat Mashi terdiam.

Mashi yang sadar bahwa demam Junghwan cukup tinggi tanpa berbicara langsung membawanya ke kamar.

Yedam yang melihat langsung ikut di belakang tapi sebelum itu dia menyempatkan mengambil bye bye vever untuk Junghwan.

Dan selama seharian atau dari Junghwan pulang sekolah sampai malam jam 8 Mashi dan Yedam tidak beranjak dari kamar Junghwan.

Mereka menghabiskan waktu bersama di sana bertiga.

Mashi dan Yedam sama-sama memberikan yang mereka tau agar Junghwan merasa baik dan aman.

Junghwan awalanya sudah tertidur tapi percakan kedua orang ini membuat tidur Junghwan terganggu.

Hanya saja Junghwan belum ada niatan untuk membuka matanya.

Karena yang sekarang membuatnya tertarik adalah percakan kedua Kakaknya ini.

Brothership✓Where stories live. Discover now