Chapter 13

35 9 0
                                    

"Aku menemukan lokasi pasti markas Retakka."

Kami semua, minus Hanna yang sedang ada pekerjaan di toko rotinya, sedang berkumpul atas permintaan Taufan, ternyata untuk memberitahu hal ini.

"Akhirnya setelah sebulan lebih ...." gumam Solar.

"Itu bagus. Tapi, kenapa 'dia' juga ada di sini?" tanyaku tanpa menunjuk siapa yang ku maksud. Walau begitu, semua orang di ruangan ini mengerti.

Taufan melihat ke sampingnya dimana seorang pria berdiri sambil melipat tangannya di depan dada. Matanya yang berwarna merah anggur menatap kami tajam, atau lebih tepatnya, menatap'ku' tajam.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya saat akan kembali ke kastil ini. Karena tujuan kami sama, dan aku pikir dia juga harus tahu tentang ini, jadinya aku mengajaknya ke sini sekalian," jelas Taufan dengan senyum lebar.

"Bocah ini benar, Pangeran. Saya sudah mendengar semua ceritanya dari Ying. Sudah sebulan sejak kabar Anda berada di tempat ini disampaikan, tapi saya baru bisa ke sini sekarang. Saya di sini sekarangpun untuk membahas hal itu. Jadi, tentu saja saya berhak berada di sini, bukan?"

Kami semua terdiam. Semua orang di sini tahu bahwa pria ini adalah Wakil Kepala Pasukan Ksatria Kekaisaran Sorine, Marquess Kaizo Astora dan merupakan kakak dari Fang dan Ying. Meskipun dia tidak tahu siapa identitas Taufan sebenarnya karena Ying tidak memberitahunya (semakin sedikit yang tahu, semakin baik), panggilan 'bocah' kepada roh yang berumur ribuan tahun itu agak ... entahlah.

"Ya, begitulah. Untungnya, hal ini mempermudah kita. Ying tidak perlu lagi bolak-balik ke Ibukota untuk memberi informasi pada Kak Kaizo." Taufan tidak terlihat tersinggung sama sekali dan bahkan memanggil Kaizo dengan sebutan 'Kak'.

"Jadi, seperti yang kubilang tadi, markas Retakka sudah ditemukan. Kalian berenam juga sudah menguasai kekuatan roh. Lebih baik kita menyerang mereka secepatnya selagi mereka lengah dan sebelum lebih banyak lagi yang menjadi korban di tangan Retakka," lanjut Taufan.

"Ya. Kita juga harus membebaskan Nature Spirits," kata Gempa setuju.

"Tapi, sebisa mungkin jangan sampai ada rakyat yang tahu. Hanya kekacauan yang akan timbul jika penculikan Nature Spirits dan kalian tersebar. Apalagi tentang eksperimen Retakka. Jika ada yang tahu Retakka berhasil menyerap bahkan memberikan kekuatan roh pada orang lain, bisa jadi akan ada yang mencoba melakukan hal sama ke depannya," kata Ying.

"Karena itu, aku tidak akan memakai Pasukan Ksatria Kekaisaran. Aku akan mengenalkan kalian pada pasukan lain yang bisa dipercaya," ucap Kaizo, kali ini dengan bahasa lebih santai.

"Pasukan yang lain?"

Kaizo menyeringai. "Mereka dikenal dengan nama TAPOPS."

"TAPOPS??" seru Blaze. Taufan juga terlihat terkejut, sedangkan aku dan yang lainnya terheran-heran.

"TAPOPS? Apa itu nama makanan? Itu nama permen, kan?" celutuk Ice tidak pada waktu yang tepat membuat kami sweatdrop.

"Itu permen pop, Ice. Soal makanan aja kamu jadi perhatian tapi juga bodoh," kata Blaze sambil menepuk dahinya.

"Oh, bukan ya. Ya maaf," ujar Ice dengan muka datar.

"Jadi, TAPOPS itu apa, Kak Blaze? Duri tidak tahu."

"Aku pernah dengar kalau mereka itu sekumpulan Chase yang membentuk kelompok seperti sebuah organisasi," jawab Blaze.

"Untuk apa? Aku dengar Chase itu bekerja sendiri-sendiri. Hadiah penyelesaian quest biasanya untuk satu orang, kan?" tanya Gopal.

ElementaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang