✈ 32. Flashbacks ✈

391 18 7
                                    

Gadis kecil itu sesekali melihat ke belakangnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Gadis kecil itu sesekali melihat ke belakangnya. Memastikan tak ada orang yang akan melihat atau lebih parah mengejarnya.

Semenjak 3 tahun lalu, kedua orang tuanya makin gencar membuat gadis kecil itu sebagai mesin penghasil uang.

Seolah putrinya yang saat ini akan menginjak usia 9 tahun itu merupakan ATM berjalan untuk kekayaan dan ketenaran mereka tanpa berpikir bahwa anak yang seharusnya mereka rawat dengan baik justru diperlakukan sebaliknya.

Nafasnya tersengal-sengal akibat terlalu lama berlari tanpa henti.

Gadis kecil itu memutuskan istirahat sejenak, ia melihat danau tak jauh dari sana. Danau itu cukup indah dan asri. Didekatnya ada sebuah rumah yang nampaknya sudah tak berpenghuni, terlihat dari pekarangan rumah yang kotor dan ditumbuhi semak-semak.

“Hufttt...aku merasa sangat lelah.” gumamnya sembari duduk di tepi danau.

Ia melirik jam tangan bercorak strawberry tersebut yang kini menunjukkan pukul 5 sore.

Kedua orang tuanya pergi keluar kota selama beberapa hari sejak pagi tadi. Untuk itulah dia memiliki kesempatan agar bisa menikmati harinya sendiri diluar tanpa ditemani penjaga.

Merasa bosan, gadis kecil itu kemudian berjalan pelan mengelilingi danau. Selain rumah kosong juga ada hutan kecil tak jauh dari danau.

Gaun putih selutut yang dikenakannya sudah kotor akibat terkena debu dan tanah. “Danau ini indah sekali.” ucapnya takjub. Ia melihat pantulan wajah cantiknya di danau tersebut. Sesekali menyentuh airnya yang berwarna kehijauan dan terasa dingin.

“Ah, aku ingin merendam kakiku disini.” katanya.

Ia mengangkat gaun putihnya hingga setengah paha. Gadis kecil itu terlihat cantik dan manis dengan kulit secoklat caramel.

Ketika hendak menurunkan satu kakinya, tiba-tiba gadis kecil itu terpeleset hingga terjatuh ke dalam danau. Selama beberapa saat, ia tak bisa menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku.

Suaranya yang ingin berteriak meminta tolong teredam oleh riak air.

Gadis itu tenggelam semakin dalam. Disaat kesadarannya hampir menghilang, ia bisa melihat ada seseorang yang berenang cepat ke arahnya. Membawa tubuh gadis kecil itu ke dalam dekapannya.

Mereka berhasil ke tepi danau dengan selamat. Samar-samar gadis kecil itu bisa melihat wajah seorang pria yang terlihat seumuran dengannya. Ia berada dalam dekapan pria itu sekarang.

Tanpa sadar mereka bertatapan selama beberapa saat. Gadis kecil itu tersenyum tipis sebelum kehilangan kesadaran seutuhnya.

Acathexis

Aroma lavender yang menenangkan merasuki indra penciumannya. Matanya terbuka perlahan. Hampir tak ada cahaya yang menerangi ruangan asing itu selain satu lilin didepan sebuah kanvas kosong.

ACATHEXIS Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt